teriakan lee sungchan menggelegar di seluruh penjuru aula. salah satu prajurit berbadan besar memukul gong yang menghasilkan guntur untuk menyambar tubuh adik raja bulan tersebut. mulut sungchan kini sudah mengeluarkan darah. ia benar-benar sudah tak berdaya. jeno yang duduk di singgasana mengangkat tangannya sehingga sang prajurit segera menghentikan aksinya. tubuh jangkung sungchan langsung terjatuh dengan lemas ke tanah.
"masih tersisa berapa guntur lagi?" tanya jeno.
"jawab, yang mulia. dari 81 kali hukuman guntur, tadi sudah dilaksanakan 30 kali. masih tersisa 51 kali lagi."
raja bulan itu bangkit berdiri, "sisanya, aku akan mewakilinya untuk menerimanya."
"yang mulia, ini..." para prajurit berusaha mengingatkan tuannya itu.
"yang mulia, tubuh anda sangat berharga. bagaimana boleh mewakilinya menerima hukuman?" kuanlin mewakili mereka semua, tetapi ia segera berlutut dengan sangat ketakutan ketika jeno menatap ke arahnya. jaemin yang juga hadir di sana juga hendak memperingatinya, namun ia memilih terdiam.
kini, raja bulan itu turun ke tengah-tengah aula. sungchan yang sedang dipegangi oleh dua prajurit menatapnya penuh kebencian.
"lee jeno, trik apa lagi yang ingin kau mainkan?"
jeno tak menjawab. ia segera melepas pakaian bagian atasnya dan melemparkannya ke samping, "laksanakan eksekusinya."
🎧fiersa besari - nadir
"apa perlu aku katakan sekali lagi?" jeno menoleh ke arah prajurit yang nampak segan memberi hukuman tersebut kepada tuannya, "laksanakan eksekusinya."
gong itu kembali berbunyi. guntur bersahutan menyambar tubuh lee jeno. ia tidak menampakkan kesakitannya sedikit pun. jaemin memilih untuk tidak melihatnya sama sekali karena merasa tak tega sedangkan sungchan tak henti menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"hukuman guntur sebanyak 81 kali telah selesai dilaksanakan." lapor prajurit yang bertugas mengeksekusi. jeno sudah jatuh berlutut di tanah dengan mulut yang mengeluarkan darah.
"lee jeno!"
"yang mulia!"
jaemin dan kuanlin berlari-lari menghampiri sang raja bulan.
"pria kaku, kau tidak apa-apa, 'kan?" peri melati berjongkok di sisinya dengan sangat khawatir. kuanlin menyelimuti tubuh telanjang tuannya dengan kain hitam.
"lee jeno." desis sungchan, "jangan mengira jika kau berpura-pura baik, maka aku akan berterima kasih padamu. dendam ayah, mati pun akan tetap kubalas."
"yang mulia sungchan." jaemin berkata dengan tegas karena jeno nampaknya sudah tak mampu berkata-kata lagi, "sebagai saudaranya, apakah kau pernah benar-benar memahami rasa sakitnya dan memahami kebenaran mengapa ayahmu dan kakakmu tidak akur? kau hanya memedulikan dirimu sendiri dan tidak tahu apa pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
fairy and devil | nomin, markmin
Fantasia"aku hanya suka pada dewa minhyung!" -na jaemin, little fairy "kau takut aku membunuh minhyungmu itu?" -lee jeno, arrogant devil a remake of the iqiyi & wetv series "love between fairy and devil" ⚠️lowercase ©jaeminuman, 2023