10 | sunrise

991 131 2
                                    

peri jaemin baru saja hendak tertidur, namun pintu kamarnya terbuka, membuatnya sedikit terkesiap. lee jeno muncul dari baliknya.

"mengapa kau kembali selarut ini? aku sudah menyisakan makan malam untukmu di dapur. kau ambil saja sendiri. aku sudah ingin tidur." ujar jaemin ramah. ia sedikit memundurkan tubuhnya ketika lee jeno menghampirinya sembari melihat ke sekeliling kamar, "apa yang kau lakukan?"

"ternyata kamarmu ini dingin. saat malam hari hawanya lebih dingin lagi." jeno mengeluarkan api biru kemerahan dari tangannya.

"apa ini?" tanya jaemin, sedikit kagum.

"ini adalah benih api dari api keabadian."

"api keabadian? apa mungkin ini adalah api keabadian yang sudah menyala sejak zaman kuno dan selamanya tidak akan padam yang tercatat di dalam buku itu?" peri tersebut nampak tertarik. mata besarnya berbinar.

"benar."

"dirumorkan, api keabadian berasal dari magma laut changyoon. dari mana kau mendapatkannya?"

jeno tak menjawab. ia melemparkan api itu ke tungku kecil milik jaemin dan membawanya ke hadapan peri yang langsung menghangatkan kedua tangannya itu.

"rasanya hangat sekali." jaemin nampak senang.

"tubuhmu yang sesungguhnya adalah sebuah melati. kau menyukai kehangatan dan membenci kedinginan. kamar hangat memiliki keuntungan tersendiri untukmu." setelah jaemin melipat tangannya kembali, jeno segera meletakkan tungku itu di sisi tempat tidur peri melati tersebut.

"apa mungkin kau pergi ke celah magma di laut changyoon demi aku? mengapa kau bertindak begitu gegabah? aku tidak masalah jika sedikit dingin. apa kau tahu seberapa berbahayanya tempat itu? bahkan klan bulan juga tidak berani mendekatinya. kau hanya seorang peri berdosa. bagaimana jika kau mati di sana?"

jeno bersidekap mendengar ocehan jaemin, "jangan banyak omong kosong. bagiku, hal kecil seperti ini adalah hal yang sangat mudah."

ia memiliki perasaan yang begitu dalam padaku?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ia memiliki perasaan yang begitu dalam padaku?

"mengapa kau menatapku seperti itu?" jeno mengerutkan dahinya.

jaemin memajukan bibirnya, "nono, aku menyukai orang lain. aku pernah memberitahumu, 'kan?"

"bukankah aku sudah pernah bilang? kau boleh menyukai siapa saja. namun, kau adalah milikku."

peri melati itu menunduk.

tidak bisa. jaemin, kau tidak boleh tergoda oleh ucapan manisnya.

jaemin mengangkat kembali kepalanya, "nono, kau sebaik ini kepadaku. bagaimana kalau kau... kalau kau..."

"jika ingin bicara, cepat katakan."

"lebih baik, kau segera menyerahkan diri saja. dengan begitu, kau akan lebih cepat keluar dari penjara dan bereinkarnasi menjadi manusia."

lelaki itu mengabaikannya dan segera keluar kamar. jaemin yang merasa bersalah langsung memukul mulutnya sendiri, "mulutku yang sialan ini benar-benar tidak pandai berbicara."

fairy and devil | nomin, markminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang