62 | jasmine fairy's sacrifices

419 60 3
                                    

"tahanlah, yang mulia."

"yang mulia akan membaik setelah minum sedikit obat. aku mohon pada anda."

"pergi!" jeno yang tengah berbaring segera mendudukkan dirinya di atas kasur dan meneriaki seluruh tabib yang ingin mengobati dan merawatnya. peri melati di serambi keheranan melihat barisan para tabib keluar begitu saja dari kamar raja bulan. petir menyambar dan hujan mulai turun, tetapi peri tersebut tetap duduk di serambi dan bahkan beberapa kali tak sengaja jatuh tertidur di sana.

sementara itu, jeno yang bibirnya yang wajahnya sudah mulai membiru merangkak-rangkak ke balkon kamarnya. ia tak mampu berdiri, juga tak mampu menahan rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya. guntur menyambar-nyambar, menyamarkan suara teriakannya. matanya memerah. peluh dan air mata membanjiri wajahnya.

raja bulan terlihat begitu lemah hari itu.

❤️‍🔥

hari sudah menjelang pagi ketika jeno menemukan jaemin yang tertidur sembari bersandar pada pilar serambi istana. ia menyelimutinya dengan selimut sutra berwarna hitam bercorak emas khas kerajaan, kemudian mendudukkan diri di sisi peri itu. jaemin baru membuka matanya ketika matahari mulai naik ke atas langit.

"pria kaku, kau sudah baik-baik saja?!" peri melati langsung memeluk raja bulan begitu menyadari keberadaannya, "kau benar-benar sudah tidak merasa sakit?"

jeno menggeleng lemah walaupun bibirnya masih pucat, "ikutlah denganku."

mereka bangkit berdiri dengan peri jaemin yang terus menempel pada raja jeno. mereka berjalan ke arah balkon terluar dan tertinggi di istana dal. para pelayan menyambut jeno dan jaemin dengan kotak bertutupkan kain merah masing-masing satu di hadapan mereka.

 para pelayan menyambut jeno dan jaemin dengan kotak bertutupkan kain merah masing-masing satu di hadapan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"salam, yang mulia."

kuanlin yang berada di barisan paling depan tersenyum ketika jeno dan jaemin telah berdiri di posisi tertinggi di balkon tersebut.

"bukalah." perintahnya pada para pelayan yang langsung menyerahkan barang itu satu per satu ke hadapan jaemin.

"ini adalah pakaian yang ditenun dari sutra kuno. tidak akan bisa ditembus oleh pedang dan tombak serta kebal dari kekuatan sihir."

"ini adalah mutiara yang terkondensasi dari air mata putri laut. harganya sangat fantastis."

"ini adalah pil penetral racun yang dibuat oleh suku woosan yang paling mahir dalam ilmu pengobatan di laut changyoon. pil ini bisa menetralkan racun mana pun di tiga dunia."

"tunggu." tahan jaemin, "untuk apa kau memperlihatkan ini semua padaku?"

jeno tak menjawab. ia melirik kuanlin.

"pergilah." perintah kuanlin pada para pelayan yang langsung mematuhinya. ia juga pergi dari sana, meninggalkan jeno dan jaemin berdua saja.

"ini adalah kunci dari paviliun leunbang." jeno mengeluarkan sebuah kunci emas mewah dari sakunya, "ini bisa membuka seluruh gudang berisi benda berharga. kelak semua itu akan menjadi milikmu."

fairy and devil | nomin, markminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang