Bab 6

12K 760 3
                                    

Kafano terdiam mendengar semua perkataan yang Gio katakan.

Selama ini ia selalu menutup dirinya, dan menjadi pribadi yang tak pernah merasa simpati pada siapapun itu, baginya kehidupan seseorang tak pantas untuk dikasihani karena itu sudah takdir mereka untuk menjadi sengsara, mungkin dosa masa lalu sudah membuat orang itu mendapatkan ini semua.

Ia selalu menutup diri untuk merasakan simpati pada orang lain, keras kepala, menjadi pribadi yang keras tanpa tersentuh apapun itu, selalu merasa jika semua orang yang dekat dengannya pasti hanya akam merepotkan dirinya saja.

Namun setelah mendengar semua apa yang pemuda itu katakan ia merasa sedikit tertegun, bagaimana tidak. Sebelum menikah dengan Gio, kedua orang tuanya sudah mengatakan sedikit hal tentang pemuda itu, tentang bagaimana awal mula Gio bisa hidup dipanti asuhan selama ini, namun untuk ini semua ia belum pernah mendengarnya.

Ternyata selain hidupnya yang berantakan sejak bayi, Gio ternyata pribadi yang cukup baik karena masih bisa bersikap sebaik ini saat takdir melakukan hal yang sangat berbeda dalam hidup dia.

Sedangkan dirinya yang sudah diberi banyak kemewahan dan juga kemudahan dalam menjalani hidupnya, malah bersikap kurang enak terhadap semua yang terjadi dalam hidupnya.

Tak mungkin semua yang terjadi didalam hidup Gio, merupakan karma yang sudah pemuda itu perbuat dulu karena sekarang saja Gio masih bisa bersikap baik, apa lagi dihidupan sebelumnya.

"Mas Fano juga mau cerita nggak?"ujar Gio saat terjadi keheningan cukup lama, ia merasa tak ada salahnya untuk melakukan pendekatan pada suaminya itu sekarang.

Kafano menatap Gio sebentar sebelum menatap kearah lain, ia tak suka berbicara banyak apa lagi ada seseorang yang menanyakan tentang kehidupannya, walaupun tadi ia sempat bertanya tentang kehidupan Gio, namun untuk kehidupannya ia tak ingin mengatakan hal apapun.

"Kau tak perlu tahu tentang hal apapun didalam hidup saya. Karena mungkin saja pernikahan ini tak bertahan lama karena saya tak akan bisa menyukai kamu."ujar Kafano dengan nada dingin seperti biasa, sikap keras kepala dan tak tersentuh itu membuat semua ini terjadi.

Gio terdiam, ia mengira Kafano akan mau berbagi semuanya dengan dirinya malam ini. Namun nyatanya itu semua masih sangat sulit walaupun tadi suaminya itu sudah mau bercerita.

"Kenapa harus bercerai? Setiap orang pasti ingin pernikahannya berjalan dengan baik tanpa ada kata perceraian didalamnya. Aku tak memaksa mas Fano untuk menyukaiku untuk sekarang, tapi untuk bercerai aku tak bisa menerima itu."tutur Gio dengan sangat pelan, ia sangat tahu setiap orang pasti ingin pernikahannya berjalan dengan baik, sama seperti yang ia inginkan sekarang.

Ia ingin tak ada kata perceraian didalam pernikahan mereka, walaupun Kafano tak akan bisa mencintainya.

Kafano tersenyum tipis mendengar apa yang Gio katakan, pemuda itu sudah berani menjawab setiap kata yang ia ungkapkan tanpa harus memaksa pemuda itu untuk berbicara, lagi pula ia tak butuh pendapat apapun dari Gio sekarang.

"Untuk apa terus dipertahankan? Pernikahan ini didasari atas kebencian, dan juga rasa muak. Tak ada alasan yang kuat untuk membuat pernikahan ini tetap bertahan, karena sudah pasti kau tak akan tahan hidup tanpa cinta dan juga perhatian dari pasanganmu. Sedangkan saya tak mungkin memberikan itu semua, karena saya tak menyukai pria." Kafano mengatakan itu semua dengan mudahnya, seakan-akan semua ini memang tak ada artinya.

Ia memang sedang berpikir dengan logis saja sekarang. Gio pasti membutuhkan cinta dan juga perhatian bukan? Tak mungkin pemuda itu akan tahan dengan semua sikapnya. Lagi pula untuk memberikan itu semua ia tak bisa. Pasti ada pria lain yang bisa memberikan itu semua pada Gio, namun bukan dirinya.

Gio tersenyum getir, pernikahannya baru berusia dua hari namun Kafano sudah membicarakan tentang perceraian mereka. Pasti pernikahan ini sangat membuat pria itu sengsara sehingga bisa mengatakan semua ini dengan mudahnya.

"Aku tahu semua itu. Tapi untuk sekarang aku ingin memikirkan tentang kedua orang tuanya mas Fano karena mereka yang sudah menikahkan kita. Akan sangat mengecewakan jika sekarang atau beberapa minggu lagi kita bercerai. Jika memang pernikahan ini membuatmu merasa sesak maka bertahan lah untuk mereka, selama satu bulan kedepan."ujar Gio pada akhirnya, setiap keputusan tak bisa asal mereka ambil karena ada kedua orang tua Kafano yang sudah menyatukan mereka, jika ini semua sampai ke telinga mereka maka sudah pasti mereka akan kecewa bukan?

Kafano terdiam, Gio masih memikirkan kedua orang tuanya, padahal semua ini bukan kedua orang tuanya yang menjalaninya, tapi mereka berdua.

"Jika mereka kecewa maka itu sudah resiko yang harus mereka ambil karena telah berani menikahkan kita berdua. Saya tak pernah menyuruh mereka untuk berharap tentang pernikahan ini."ujar Kafano dengan kalimat kasar miliknya, ia memang benar mengatakan ini semua.

Jika kedua orang tuanya merasa kecewa maka itu sudah resiko yang harus mereka ambil, karena ia tak pernah memberi harapan pada kedua orang tuanya untuk pernikahan ini.

Gio tertawa kecil mendengar semua yang suaminya itu katakan, membuat Kafano merasa heran apa yang membuat pemuda itu tertawa? Ia tak pernah mengatakan hal lucu apapun tadi.

"Mungkin bagi mas Fano ke-kecewaan mereka itu tak ada artinya sama sekali. Tapi untukku yang sudah menganggap mereka seperti kedua orang tuaku sendiri, merasa sakit jika tak bisa memberikan apa yang mereka inginkan. Selama ini aku tak pernah merasakan kasih sayang kedua orang tuaku secara utuh karena dipanti asuhan semua kasih sayang pemilik panti terbagi untuk anak-anak yang lainnya juga. Sehingga sekarang saat merasakan kasih sayang yang sangat luar biasa, aku takut membuat mereka bahagia dengan sikapku atau keputusan yang kuambil tanpa meminta pendapat mereka. Aku hanya ingin meminta waktu mas Fano selama satu bulan kedepan, jika memang tak bisa maka aku sendiri yang akan mengatakan semuanya secara langsung pada mereka jika aku ingin kita berpisah."ujar Gio dengan sangat panjang.

Ia takut membuat kedua orang tua Kafano, yang sudah ia anggap sebagai orang tua sendiri merasa kecewa dengan apa yang sudah ia putuskan sekarang. Karena semua kasih sayang ini baru ia rasakan sehingga sangat sulit untuk membuat mereka merasa kecewa.

"Aku tak perlu jawaban apapun dari mas Fano sekarang. Yang aku inginkan sekarang hanyalah, mas Fano coba untuk memikirkan kedua orang tua mas sendiri sekarang, walaupun mas tak menyukai mereka namun mereka masih tetap kedua orang tuanya mas Fano bukan? Aku tak ingin bersikap sok dewasa dengan mengatakan ini semua pada mas Fano karena sekarang aku hanya ingin mas memikirkan semuanya."sambung Gio sebelum membalik tubuhnya kearah yang berbeda, sehingga sekarang Kafano merada dibelakangnya, ia akan tidur dengan membelakangi pria itu sekarang.

Bersambung...

Votmen_

Kafano Nathaner {Tersedia Pdf}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang