Bab 28

9.2K 543 4
                                    

Tatapan itu terlihat sangat khawatir karena saat malam pertama mereka dulu, Gio juga pernah seperti ini. Dengan perlahan kepala yang tengah menunduk itu terangkat.

Deg! 

Jantung Kafano seakan berhenti berdetak beberapa saat, melihat wajah Gio yang sekarang terlihat sangat pucat dengan napas memburu yang terdengar sangat memyakitkan.

"M-mas .... n-napasku ...."

Kafano langsung mengangkat Gio dengan cepat tanpa memperdulikan perkataan yang akan pemuda itu katakan, ia harus segera membawa pemuda itu kerumah sakit sekarang, ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Gio sekarang, namun yang pasti pemuda itu mengalami sesak napas sekarang.

Gio langsung memeluk Kafano dengan sangat erat saat pria itu mengangkat tubuhnya, entah bagaimana dirinya jika suaminya itu tak segera datang tadi, pasti ia sudah ditemukan dengan keadaan mati didalam kamar tadi. Tangan bergetar itu menggenggam dengan kuat pakaian yang Kafano kenakan saat merasa napasnya bertambah susah untuk diatur, ia takut bahkan sangat takut sekarang.

Ia tak ingin pergi meninggalkan Kafano saat belum mendapatkan cinta dari pria itu, ia tak ingin meninggalkan dunianya sekarang.

Gio menutup kedua matanya saat napasnya sudah tak bisa dikendalikan lagi, ia pingsan saat Kafano masih menggendongnya sekarang.

Sedangkan Kafano langsung menatap kearah Gio saat marasakan napas pemuda itu tak terdengar cepat lagi, hatinya terasa sakit saat melihat kedua mata bulat yang biasa menatapnya dengan penuh cinta sekarang sudah tertutup, ia akan cepat membawa Gio kerumah sakit sekarang.

Saat sampai dilantai bawa, kedua orang tua Kafano mendeket dengan tatapan khawatir yang terlihat sangat nyata, membuat Kafano langsung menatap kedua orang tuanya itu.

"Bisa kalian siapkan pakaian saya dan juga Gio? Dan juga nanti saat kalian menyusul kerumah sakit, jangan lupa untuk menjemput ibunya Gio untuk ikut bersama dengan kalian."ujar Kafano dengan kembali berjalan dengan cepat, ia tak ingin sampai menyia-nyiakan waktu yang banyak dirumah saja, karena ia harus cepat membawa Gio kerumah sakit sekarang.

****

Kafano terduduk dilantai saat melihat Gio sudah dipindahkan diruang rawat darurat karena kondisi pemuda itu tak bisa dikatakan baik.

Ia masih mencerna semuanya dengan baik, karena tadi pagi kondisi Gio masih baik-baik saja, bahkan pemuda itu sampai memeluknya dengan erat saat akan berangkat ke kantor, Gio mengatakan jika ia tak boleh pulang terlalu malam karena pemuda itu tak ingin ditinggal terlalu lama.

Dan tadi saat berada di kantor ia merasa gelisah sehingga tak fokus mengerjakan semuanya dengan baik, pikirannya terus mengarah pada Gio yang ada dirumah sehingga ia memutuskan untuk pulang sana dari pada nanti semuanya berantakan, namun saat ia sampai di dalam kamar mereka berdua, dirinya malah melihat Gio dalam kondisi tak baik dengan napas memburu dan juga wajah pucat, pemuda itu seperti susah untuk bernapas.

Kejadian ini pernah terjadi, namun waktu itu ia bisa membuat Gio tenang dengan memberinya obat tapi tadi ia sama sekali tak bisa berpikir dengan jernih sehingga langsung membawa pemuda itu kerumah sakit, ia juga tak bisa selalu menghandalkan obat yang ada didalam kamarnya karena itu tak bisa selalu cocok untuk Gio, lebih baik ia langsung membawa pemuda itu kerumah sakit agar bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi pada pemuda itu.

Kafano menutup kedua matanya agar bisa merasa lebih tenang lagi. Ia merasa takut sekarang, bahkan sangat takut ada hal yang serius terjadi pada pemuda itu, demi apapun ia baru menyadari semuanya sekarang, ia tak ingin sampai kehilangan semuanya sekarang, namun ia tak bisa melakukan hal yang lain agar bisa membuat semuanya lebih baik lagi karena ini sudah takdir mereka.

Disaat semuanya sudah membaik, kondisi Gio malah mengkhawatirkan seperti ini. Apa ini balasan atas semua yang ia lakukan pada pemuda itu dulu? Apa ini balasan karena ia terus mengulur waktu agar bisa menyadari semuanya?

Kafano menatap keatas saat merasakan sentuhan di rambut tebal miliknya, dengan mata memerah ia langsung memeluk ibunya dengan sangat erat sekarng. Ia yang dulunya dingin tanpa tersentuh apapun sekarang terlihat sangat rapuh, ia yang dulunya selalu menyimpan semuanya dengan baik dan berusaha menghadapi semuanya sendirian, sekarang mulai menunjukan seberapa rapuhnya dirinya.

"Semuanya akan baik-baik saja, ayah kamu sudah mencari pendonor jantung yang cocok untuk Gio sekarang."ujar Nadia dengan melepaskan pelukan anaknya itu, membuat Kafano terdiam mencerna semua yang ibunya katakan barusan.

Pendonor jantung? Siapa yang membutuhkan donor jantung? Kenapa ibunya membicarakan semua itu seakan-akan itu semua untuk Gio sekarang?

"Jantung?"

Kafano menatap ibunya dan juga ibu panti dengan tatapan bertanya, ia bingung dengan perkataan ibunya barusan yang membicarakan tentang donor jantung.

Ibu panti berjalan mendekat sebelum menatap sendu kearah ruang rawat darurat yang tengah melakukan pemeriksaan untuk Gio sekarang.

"Dulu saat pertama kali menemukan Gio, saya langsung membawanya kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut karena, takutnya dia kena infeksi karena terlalu lama ditempat yang penuh dengan serangga dan juga hewan yang bisa menyakiti tubuh kecilnya. Disana saya merasa takut karena dokter itu mengatakan jika kemungkinan terbesar Gio sudah berada disana cukup lama, saya takut dia kenapa-kenapa. Namun syukurnya semua itu baik-baik saja,"

Ibu panti menatap kearah ruang rawat darurat itu dengan tatapan sendu, ia tak pernah menyangka jika semua yang dikatakan dokter itu memang benar. Ia mengira itu semua hanya kesalahan pemeriksaan saja, karena teknologi yang ada ditempat mereka masih sangat kecil dulu, tapi sekarang saat melihat semua ini ia merasa sangat menyesal, kenapa tak dari dulu ia mengobati Gio?

Namun walaupun dari dulu ia mencoba, itu semua pasti akan susah karena biaya yang dibutuhkan pasti tak sedikit.

"Setelah itu dokter itu juga mengatakan jika Gio mengalami masalah dengan jantungnya. Dulu saya menyangkal semua itu karena mengira jika itu hanya masalah pemeriksaan saja, tapi sekarang saat melihat secara langsung apa yang terjadi, ternyata memang benar jika Gio mempunyai masalah dengan jantungnya sejak dia lahir."

Ibu panti terdiam, ia merasa sangat bersalah sekarang. Mungkin jika sejak pertama pernikahan itu, ia tahu masalah ini pasti ia akan langsung mengatakan semuanya dan meminta keluarga Kafano membantunya walaupun harus menahan malu, tapi jika semuanya sudah seperti ini tak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain menerima semuanya dengan berat hati sekarang.

Kafano mengepalkan kedua tangannya saat mendengar itu semua. Kenapa semua ini harus terjadi sekarang? Kenapa hal seperti ini harus terjadi? Jika memang semesta tengah menghukumnya dengan membuat semua ini menjadi seperti ini maka ia akan sangat membenci dirinya sendiri, jika memang ini kesalahannya maka ia yang harus menerima semuanya, bukam Gio.

Andai ia bisa menggantikan pemuda itu, pasti sejak dulu ia sudah melakukan itu semua.

Bersambung...

Votmen_

Kafano Nathaner {Tersedia Pdf}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang