Bab 12

10.2K 637 8
                                    

Kafano berjalan tak tentu arah digelapnya malam. Tanpa merasa takut sedikitpun ia berjalan lurus terus tanpa memperdulikan jika yang ia lakukan sekarang bisa membahayakan dirinya sendiri.

Tadinya ia ingin menggunakan mobil miliknya untuk pergi keluar seperti sekarang, namun sialnya ia lupa membawa kunci mobil sehingga mau tak mau ia harus berjalan seperti ini, untuk yang kedua kalinya. Semua ini terasa deja vu bagi Kafano, karena dulu sekali ia pernah melakukan ini semua.

Flashback

Dengan senyuman miliknya, Kafano berjalan masuk kedalam kelas saat tahu orang yang sangat ia cintai sudah pulang dari pertukaran pelajar.

Ia sudah menjalin hubungan selama satu tahun ini, dan beberapa bulan yang lalu gadis yang sangat-sangat ia cintai itu harus melakukan pertukaran pelajar, sehingga mau tak mau ia harus merelakan kekasihnya itu pergi.

Semua orang tau tentang hubungan mereka berdua, banyak yang mendukung karen kafano merupakan pangeran sekolah yang setiap orang pasti menyukainya, sedangkan gadis itu sendiri juga putri dari pemilik sekolah ini, sudah pasti semua orang menginginkan gadis itu, sehingga mereka selalu dipanggil dengan nama pasangan sempurna karena mereka berdua memang sangatlah luar biasa.

Ada juga yang tak menyukai kedekatan mereka karena merasa jika mereka itu tak cocok, ada juga yang mengatakan jika Kafano hanya menginginkan harta dari gadis itu saja, padahal nyatanya jika ia mau Kafano bisa membeli sekolah ini dengan uang kedua orang tuanya namun ia tak bisa melakukan itu semua, biarlah mereka melakukan apa yang mereka inginkan dan juga rasakan, ia tak peduli dengan itu semua sekarang.

"Rania,"ujar Kafano saat sampai dikelas yang lumayan ramai sekarang, tatapan tulus itu mengarah pada gadis ysng sangat ia cintai yaitu Rania. Ia sudah sangat lama menyukai perempuan itu namun baru setahun ini menjalin hubungan karena ia berani menyatakan cintanya, jika tidak mana mungkin mereka bisa berpacaran sekarang.

Bagi Kafano, Rania itu gadis yang sangat sempurna dan juga baik, perempuan itu juga mau menerima dirinya dengan sangat baik, membuatnya merasa sangat-sangat bersyukur.

"Rania, gimana kabar kamu selama beberapa bulan ini?"ujar Kafano saat sampai dimeja milik kekasihnya itu, membuat gadis berbulu mata lentik itu menatap kearah Kafano dengan tatapan aneh.

"Emang penting ya nanya kabar sekarang? Kemana aja lo selama ini?"ujar Rania dengan tatapan tak suka miliknya, membuat Kafano terdiam.

Selama ini ia selalu menghubungi kekasihnya itu, mengirim pesan setiap saat, mengatakan apa yang ia lakukan pada gadis itu tanpa terlewat sedikitpun, semua itu ia lakukan, bahkan terkadang ia juga mengirim uang pada gadis itu untuk digunakan oleh kekasihnya itu, uang yang biasa ia tabung saat diberi kedua orang tuanya uang lebih.

"Lo? Aku selama ini selalu mengirim pesan padamu, menanyakan bagaimana kabarmu, mengatakan hal apapun yang aku lakukan setiap harinya tanpa tersisa apapun, bahkan terkadang aku mengirim uang untuk kamu gunakan disana atau sebagai semangat untukmu belajar."ujar Kafano dengan mengatakan semuanya sekarang.

"Mengirim uang? Emangnya lo siapa bisa melakukan itu semua? Kita tak ada hubungan spesial apapun selama ini."

Kafano bungkam, apa yang Rania katakan tadi? Mereka berdua tak ada hubungan spesial apapun selama ini? Selama satu tahun ini mereka sudah menjalin kasih walaupun harus terhalang jarak karena Rania sibuk sekolah diluar sana.

"Kita kekasih. Wajar saja jika aku melakukan ini semua 'kan?"

Terlihat Rania tertawa bersama dengan teman-temannya sekarang, membuat Kafano merasa bingung, apa mungkin kekasihnya itu tengah melakukan prank untuknya? Tapi sekarang bukan saatnya ia mendapatkan itu semua.

"Kekasih? Sejak kapan kita pacaran? Apa sejak lo bilang, lo cinta sama gue waktu itu? Lo bego atau gimana sih. Waktu itu lo lagi kasih contekan sama gue, lalu dengan tiba-tiba lo bilang cinta sama gue, hahahaha. Lucu banget sih pria baik satu ini. Gue mengatakan ia agar bisa mendapatkan contekan dan juga pelajaran lagi oleh karena itu gue iyain aja. Dan dengan mudahnya lo mengira kalo kita pacaran? Lo terlalu baik dan nyerempet bego juga sih."ujar Rania dengan terus tertawa, membuat Kafano terdiam.

Semua sifat baiknya selama ini hanya dimanfaatkan saja oleh gadis itu? Ia sudah melakukan semua hal yang terbaik untuk Rania, tapi apa balasan yang ia dapatkan sekarang? Tak bisakah Rania menerimanya karena semua sifat baiknya selama ini?

"Apa sekarang lo masih nggak bisa menerima gue sebagai kekasih lo? Gue udah kasih semua yang gue bisa, contekan, waktu, effort dan juga kasih sayang gue buat lo tapi apa yang lo lakuin?"ujar Kafano dengan tatapan terluka miliknya, sifat baiknya selama ini hanya dimanfaatkan begitu saja ternyata.

"Baik aja nggak bisa bikin gue cinta sama lo. Lo terlalu baik dan itu bisa saja dimanfaatin orang lain buat bikin lo sengsara, gue nggak mau ikut sengsara dengan hidup bersama orang yang terlalu baik kayak lo. Terlalu baik kayak gini nggak akan pernah bisa bikin lo maju."ujar Rania sebelum keluar bersama dengan teman-temannya.

Sejak saat itu Kafano merasa jika sifat baiknya ternyata membuatnya sakit. Ia tak akan pernah menjadi baik lagi mulai saat itu, semuanya berubah begitu saja 180% tanpa orang sadari, semua sifat barunya baru bisa dirasakan orang lain saat ia mulai masuk kuliah sampai sekarang.

**

Kafano mengepalkan kedua tangannya dengan erat, saat ingatan itu kembali. Karena Rania, ia berubah menjadi seperti ini. Keras kepala, dingin, kasar dan tak mudah percaya dengan orang lagi.

"Kenapa ini semua terjadi sama saya? Sekarang saat bersama dengan seseorang yang menurut keluarga, teman dan juga orang luar, pemuda itu baik namun gue merasa tak bisa jika dekat atau sampai jatuh dalam pesona yang ia berikan. Bohong jika selama tiga hari ini saya merasa biasa saja, karena saat mendengar dia berbicara, bersikap lembut, saya merasa aneh. Seakan-akan ada sesuatu yang tumbuh kembali, tapi saya menolak kehadiran itu semua sekarang. Saya terlalu takut kejadian masa lalu terjadi lagi, hidup saya terlalu berputar dalam luka masa lalu yang tak kunjang sembuh. Sehingga sekarang saat ada seseorang yang mungkin baik, saya merasa dia sama saja dengan wanita jalang itu."gumam Kafano dengan mata memerah miliknya.

Rasa kesalnya sempat menghilang saat Gio memeluknya tadi, tapi sekarang saat ingat tentang masa lalu ia kembali merasa kesal.

Apa lagi sekarang ia malah memikirkan semua perlakukannya dengan Gio selama ini. Tentang pendapat orang-orang tentang pemuda itu, secepat inikah pemuda itu berpangaruh dalam hidupnya? Bagaimana jika setelah ia mulai percaya, Gio malah melakukan hal yang sama seperti Rania?

Bersambung...

Votmen_

Kafano Nathaner {Tersedia Pdf}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang