Bab 29

9.3K 519 9
                                    

Kafano berdiri menatap kearah ruang rawat darurat yang masih berwarna merah sejak tadi, itu artinya dokter didalam sana masih melakukan tugas, ia ingin segera tahu bagaimana kondisi Gio sekarang agar bisa lebih tenang lagi.

Karena jika seperti ini jadinya maka ia tak akan pernah bisa tenang, bahkan untuk duduk sebentar saja ia tak mau karena ingin terus melihat bagaimana lampu berwarna merah itu mati nantinya.

Beberapa saat yang lalu ia ingat betul bagaimana ayahnya datang dan mengatakan jika ayahnya sudah menemukan pendonor yang cocok untuk Gio sekarang, sehingga tadi pemuda itu sempat dipindahkan keruang operasi dimana Kafano berada sekarang.

Mau tak mau operasi itu harus dilakukan karena kondisi Gio semakin memburuk tadi, Kafano hanya bisa berharap semoga semuanya baik-baik saja dan kondisi pemuda itu bisa kembali seperti semula. Ia tak tega melihat ini semua, karena resiko yang sekarang mereka ambil cukup membahayakan, namun jika terus dibiarkan juga maka Gio akan semakin sengsara dengan itu semua, sehingga mau tau mau semua ini harus terjadi.

Demi apapun Kafano tak bisa membayangkan bagaimana sakitnya pemuda itu selama ini karena harus menahan rasa sakit itu, karena ini semua sudah ada sejak pemuda itu masih kecil dulu, namun semuanya semakin memburuk saat Gio sudah mulai dewasa seperti sekarang.

"Semuanya akan baik-baik saja, saya tahu kau bisa melewati semua ini dengan baik."gumam Kafano dengan terus menatap kearah ruang Ugd.

Kedua orang tuanya sudah pulang sekarang karena harus beristirahat, sedangkan ibu panti juga ikut pulang karena harus memeriksa keadaan anak-anak yang ada dipanti asuhan, meninggalkan Kafano sendirian disini.

Tadinya ibunya ingin ikut menunggu, namun karena tak ingin ibunya ikut sakit juga ia memutuskan untuk menyuruh ibunya itu pulang saja dari pada nanti ibunya ikut sakit juga.

Kafano menunduk, sudah empat jam lebih ia berada disini namun tanda-tanda operasinya selesai masih belum ada, perasaannya semakin cemas dan juga gelisah takut semuanya akan berantakan dan juga gagal. Ia belum siap untuk semua itu, karena sekarang ia baru nenyadari semuanya, Gio harus tahu semuanya sehingga nanti mereka bisa menikmati hubungan mereka berdua dengan baik. Oleh karena itu sekarang Gio tak boleh pergi dulu, ia belum memberi izin untuk itu semua.

Lagi pula Gio sudah berjanji tak akan meninggalkan dirinya, jadi ia tak perlu merasa khawatir jika pemuda itu akan meninggalkannya. Pasti pemuda itu akan menepati janjinya.

Terdengar suara pintu terbuka, membuat Kafano langsung menatap kearah depan dimana sekarang ruangan yang sejak tadi ia tunggu terbuka, sekarang sudah terbuka dengan seorang dokter keluar dari sana. Perasaan Kafano menjadi was-was, pahadal tadi ia sudah menunggu semua ini.

"Bagaimana?"ujar Kafano secara langsung, ia tak bisa berbasa-basi dengan bertanya hal yang lainnya, karena sekarang tujuannya hanya satu yaitu mengetahui bagaimana kondisi Gio sekarang.

"Semuanya berjalan dengan baik. Operasinya berjalan dengan lancar, namun ada sedikit kendala sekarang karena tubuh Gio belum bisa menerima semuanya dengan baik, oleh karena itu sekarang ia mengalami koma. Entah berapa lama ini akan berlangsung karena semua ini akan kembali normal saat dia bisa menerima jantung barunya dengan baik. Maafkan kami karena tak bisa membuatnya langsung menerima semua ini, karena ini kembali lagi pada tubuh Gio sendiri."

Setelah mengatakan itu semua dokter itu beranjak dari sana, meninggalkan Kafano yang sekarang tengah terdiam.

Kedua mata itu terlihat memerah dengan kedua tangan mengepal dengan sangat kuat, ia tak bisa menerima ini semua, ia ingin Gio kembali dan memberi senyuman manis padanya serta mengatakan jika dia baik-baik saja.

"Kenapa? Kau sudah berjanji pada saya jika tak akan pernah meninggalkan saya bukan? Lalu kenapa sekarang kau melakukan ini semua? Kau ingin saya menerima ini semua sebagai penyesalan karena sudah membuatmu menangis dulu hm? Sekarang lihat saya sudah hancur saat tahu tentang kondisimu sekarang."

Air mata yang sejak tadi Kafano tahan, jatuh begitu saja. Seakan-akan air mata itu mengatakan bagaimana hancurnya sosok dingin Kafano sekarang, pria yang dulunya tanpa tersentuh bahkan tak pernah merasa sedih, sekarang menangis karena semuanya terlalu menyakitkan.

"Saya tak bisa menerima semua ini Gio .... kau sudah berjanji ..." Kafano terduduk kembali dilantai dengan menangis dalam diam, mungkin jika ada orang yang melihatnya sekarang, orang itu akan menertawakan dirinya karena telah menangis.

Namun ini sangat menyakitkan, Kafano tak bisa jika harus terlihat tegar sekarang. Semua baru akan membaik karena ia mulai menerima kehadiran Gio didalam hidupnya, tapi ini semua malah terjadi sekarang.

***

Kafano terdiam menatap kearah Gio yang sekarang masih setia menutup kedua matanya tanpa ada niatan untuk membuka matanya sekarang.

Beberapa saat yang lalu, pemuda itu dipindahkan ketempat yang memang khusus untuk pemulihannya. Membuat Kafano langsung saja mendatangi ruangan dimana Gio berada, sehingga sekarang ia bisa menatap wajah damai itu.

Gio terlihat seperti tengah tertidur dengan tenang sekarang, seakan-akan semua kejadian ini membuat pemuda itu bisa beristirahat dengan damai dari semua masalah yang terjadi selama ini.

Ia akan selalu menunggu Gio kembali kapanpun itu, ia akan membuktikan cintanya pada pemuda itu dengan menunggunya kembali. Kafano yakin bahkan sangat yakin jika Gio akan kembali nanti, karena pemuda itu tak bisa jika tanpanya bukan? Oleh karena itu cepat atau lambat Gio pasti akan kembali.

Dan saat hari itu tiba, maka Kafano orang pertama yang akan menyambut kembalinya pemuda itu, karena sekarang ia akan menjaga Gio disini.

Persetan dengan pekerjaan karena sekarang ada yang lebih penting dari itu, yaitu ia harus selalu bersama dengan Gio sekarang. Karena percuma saja jika ia berada dikantor tapi pikirannya terus mengarah pada pemuda itu karena itu hanya akan membuatnya tak fokus saja nantinya.

"Kau sudah berjanji sama saya. Oleh karena itu sekarang kau harus segera kembali dan melihat bagaimana saya mencintai kamu. Kau tak ingin saya bersama dengan orang lain kan? Maka kembali lah, saya akan selalu menunggumu disini. Sudah cukup dulu kau meninggalkan saya selama delapan hari lebih, sekarang kau tak boleh melakukan itu lagi karena saya tak memberi izin untuk kau pergi ..."ujar Kafano dengan tatapan terkunci pada Gio sekarang.

Ia merasa ada yang hilang didalam hidupnya sekarang, karena biasanya malam seperti ini ia akan melihat Gio menunggunya dikamar atau bahkan menyiapkannya makanan. Namun sekarang pemuda itu tak melakukan itu semua lagi, ia merasa kehilangan semuanya sekarang, semuanya pergi bersama dengan komanya Gio sekarang.

Bersambung..

Votmen_

Kafano Nathaner {Tersedia Pdf}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang