Bab 13

10.6K 665 13
                                    

Kafano menatap kearah samping, sekarang ia berada disalah satu taman secara tak sadar, karena sejak tadi pikirannya terasa sangat kosong.

Semua orang memaksanya untuk menerima Gio, sedangkan ia tahu sendiri resiko apa yang akan ia ambil jika melakukan itu semua, Gio bisa membuatnya menjadi baik lagi dan bisa saja pemuda itu juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Rania dulu.

Memiliki masa lalu yang sudah mengubah dirinya secara cepat, membuat Kafano selalu merasa tak percaya dengan orang lain, termasuk kedua orang tuanya. Sangat berlebihan memang namun itulah kenyataannya, kenyataan yang memang selalu terasa pahit.

"Untuk sekarang saya masih belum bisa membuka hati, membiarkan Gio terlalu dekat dengan saya karena itu sangatlah bahaya untuk diri saya sendiri. Lebih baik menghindari dari pada harus merasakan hal yang sama untuk yang kedua kalinya 'kan?"ujar Kafano, berbicara pada dirinya sendiri.

Ia memang sangat sulit untuk percaya sama seseorang lagi, hanya karena satu orang wanita saja. Terlihat sangat bodoh namun siapa yang tak merasa sangat sakit, disaat sudah melakukan segala hal demi orang yang kita cintai, apapun itu tapi orang itu malah menyakitinya dengan mengatakan jika ia terlalu baik dan mungkin saja karena kebaikannya itu hidup Kafano akan hancur nantinya.

Hanya orang yang bodoh juga yang tak merasakan sakit saat semua ini terjadi dalam hidupnya.

Cukup lama Kafano hanya diam ditengah jalan yang hanya ada cahaya lampu jalan saja. Karena sekarang jalanan sangat sepi, para pengendara sudah pada tidur karena ini sangat larut.

Dengan pikiran yang mulai terasa tenang, Kafano mulai beranjak pulang karena ini tak terlalu jauh dari rumahnya jadi bisa langsung pulang sekarang. Untungnya tak ada orang jahat yang datang saat pikirannya terasa kosong tadi, jika sampai ada tadi entah apa yang akan terjadi dalam hidupnya tadi.

Beberapa saat kemudian Kafano sampai dirumah kembali, menatap ruang tengah yang sangat kosong karena kedua orang tuanya pasti sudah tidur sekarang. Berjalan kearah lantai dua, sebelum membuka pintu kamar miliknya dengan pelan.

Gio pasti sudah tidur sekarang karena Kafano sudah cukup lama meninggalkan pemuda itu tadi. Namun semua tebakan Kafano salah, karena sekarang ia tengah melihat Gio duduk didekat pintu dengan menyandar didinding yang terasa sangat dingin, kedua mata pemuda itu terlihat sangat sembab menandakan jika Gio sudah sangat lama menangis.

Bahkan tatapan itu terasa sangat kosong, membuat Kafano merasa sangat aneh saat melihat itu semua.

"Gio ..." tatapan Kafano terkunci pada sosok Gio yang sekarang mulai tersentak sebelum langsung berdiri dan ingin mendekatinya, sebelum pemuda itu melakukan hal yang membuatnya merasa aneh Kafano langsung menahan tubuh itu.

Membuat Gio menunduk, "mas gapapa 'kan?"ujar Gio setelah menunduk beberapa saat tadi, membuat Kafano berdehem sebagai jawaban untuk pemuda itu sekarang.

"Maaf karena membuat semua ini terjadi sekarang ..."ujar Gio dengan tatapan terkunci pada kedua mata tajam milik Kafano sekarang.

"Karena kehadiranku disini, mas merasakan semua ini sekarang. Rasa tenang yang selama ini mas Fano rasakan terganggu begitu saja karena kehadiranku sekarang ..."

Gio tersenyum kecil saat melihat Kafano membalas tatapan yang ia berikan sekarang.

"Aku sudah mengambil keputusan selama mas Fano pergi tadi ... ak-aku akan pulang ke panti asuhan malam ini juga. Aku tak bisa terus-terusan melihat mas Fano sengsara seperti ini terus ..."ujar Gio dengan kedua mata berkaca-kaca.

Ia sudah memikirkan semuanya tadi, suaminya sengsara saat bersama dengannya, suaminya itu merasa tak bahagia saat bersama dengannya, ia tak bisa terlalu lama melihat semua ini. Hatinya terasa sangat sakit.

Kafano terdiam menunggu apa yang akan Gio katakan lagi sekarang, pemuda itu ingin kembali ke panti asuhan? Karena tak ingin melihatnya seperti ini terus? Kenapa? Apa yang membuat pemuda itu melakukan ini semua, karena jelas-jelas waktu itu Gio menolak saat ia ingin mereka bercerai demi kebahagiaan kedua orang tuanya tapi sekarang? Secara tiba-tiba Gio melakukan ini semua.

"Awalnya aku tak ingin meninggalkan mas Fano ataupun berpisah dengan mas. Selain demi kedua orang tua mas, aku juga tak ingin meninggalkan seseorang yang ... ak-aku cintai ..."

Gio terdiam setelah mengatakan itu semua, ternyata setelah tinggal bersama dengan Kafano selama beberapa hari ia langsung bisa mencintai suaminya itu, sehingga saat melihat Kafano sedih, ia ikut merasakan sakit juga.

"Aku cinta sama mas Fano setelah kita bersama selama beberapa hari ini. Sangat cepatkan? Aku juga merasa begitu tapi saat merasakan ini semua aku bahagia, karena selama ini aku tak tahu apa itu cinta sampai saat aku merasakannya secara langsung, aku merasa senang. Aku akan segera berangkat, sepertinya pak muk masih belum tidur sekarang. Mas jaga diri baik-baik ya? Aku harap setelah kepergianku ini mas merasa bahagia nanti."

Setelah mengatakan itu semua, Gio langsung berjalan keluar dari dalam kamar dengan langkah berat. Sakit rasanya harus meninggalkan orang yang sangat ia cintai, namun jika tetap berada disini, maka Kafano akan merasa jauh lebih sakit dari dirinya.

***

Kafano terdiam, semuanya terjadi dengan begitu tiba-tiba.

Ia mengira Gio masih akan bertahan selama sebulan kedepan karena pemuda itu meminta itu semua padanya waktu itu, namun nyatanya karena kejadian ini Gio memilih pergi.

Dan yang paling membuat Kafano merasa terkejut adalah, Gio sudah mencintainya bahkan mereka baru menikah empat hari tak lebih dari itu namun pemuda itu sudah mengatakan jika dia mencintai dirinya.

Dulu ia juga pernah mencintai seseorang dengan begitu cepatnya, tapi rasa sakit yang hanya ia dapatkan sama seperti Gio sekarang. Pemuda itu mencintainya, tapi karena semua ini Gio memilih pergi dan juga mengalah.

Kafano ingin tak percaya dengan apa yang Gio katakan, namun setiap kata yang terlontar dari bibir pemuda itu tadi terasa sangat tulus, tangisan sakit saat ingin berpisah dengannya tadi masih terrekam dengan baik di dalam pikirannya.

Kenapa Gio tak bersikap egois dengan tetap bersamanya jika memang pemuda itu mencintainya, selemah itukah cinta Gio sehingga melihatnya sakit saja tak bisa?

Selama ini Kafano hanya sekali merasakan cinta, dan demi cinta itu ia rela melakukan apa saja agar orang yang ia cintai merasa bahagia, apa itu juga yang dilakukan Gio? Dia memilih pergi agar bisa membuatnya merasa bahagia?

Kenapa ia merasa aneh saat memikirkan semua ini sekarang? Rasanya ada yang aneh muncul, namun Kafano tak tahu apa itu. Yang pasti ia tak bisa mencintai Gio kembali, walaupun pemuda itu mencintainya.

Bersambung...

Votmen_

Kafano Nathaner {Tersedia Pdf}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang