PLEASE DON'T FUCK ME AGAIN

38

_______________________________________

WARNING TYPO BERTEBARAN
HARAP MEMAKLUMINYA
_______________________________________

"cepat cari anak itu!! Kita bisa dibunuh bos jika tidak segera menangkap bocah sialan itu!!" Seorang pria dengan postur tubuh kekar begitu marah mengetahui bahwa bawahannya tanpa sengaja dengan bodohnya tidak mengikat tali di kedua tangan seorang anak kecil dengan kuat sehingga anak itu kini bisa kabur dengan leluasa.

"Taman bermain ini tidak begitu besar jadi segera berpencar dan cari dengan seksama! Tidak ada sudut yang boleh di abaikan!!" Segerombolan pria lain dengan pakaian casual segera berpencar mencari sosok anak itu, mereka bertanya ke beberapa pengunjung disana juga meneliti setiap daerah dengan teliti.

Disisi lain bocah berambut merah dengan beberapa memar di wajah dan juga ditubuhnya berlari sekuat mungkin dan berhasil bersembunyi di sebuah gudang terbengkalai yang cukup sulit dijangkau oleh beberapa orang jika bukan karyawan yang bekerja disana. Bocah berambut merah tersebut segera bersembunyi dengan cara masuk kedalam salah satu karung kosong di gudang yang penuh debu itu.

Badannya gemetar ketakutan, mau sampai kapan dia akan bersembunyi disini? Apa dia akan tertangkap dan kembali mengalami pelecehan lagi?? Dia sudah tidak memiliki siapapun, dia hanya seorang gelandangan yang tidak mempunyai arah dan tujuan pulang.

"DIAM!! ATAU AKAN KU TEMBAK KEPALAMU!!" Suara serak seperti orang yang kecanduan alkohol tiba-tiba terdengar diruangan itu, terdengar juga seorang anak kecil menangis memohon untuk dilepaskan tapi sepertinya sosok pria itu malah semakin marah. Sebuah guncangan terasa seperti dirinya tanpa sengaja di tabrak oleh sesuatu dari luar karung. Ah.. anak itu sepertinya dilempar kearahnya.

"Paman!! Tolong ampuni aku.. maafkan aku paman.. tolong carikan orang tuaku.."anak itu terus menangis. Tapi pria bersuara serak itu malah semakin marah dan terdengar suara seperti orang tersedak sesuatu yang tak lama juga diikuti teriakan tertahan dan guncangan hebat di luar karung yang ia kenakan.

Dari balik sela karung yang bolong samar-samar dia bisa melihat sosok bocah berambut pirang sedang menangis sambil dilecehkan oleh seorang pria berkostum badut. Dia semakin ketakutan melihat pemandangan tersebut dan Tidak berani berkutik dari tempat dia bersembunyi.

Setelah memuaskan hawa nafsu bejat, pria berkostum badut tersebut segera melepaskan penisnya dari lubang anak kecil berambut pirang itu dan meninggalkan sosok anak itu dengan kondisi celana yang masih melorot dan lubang anus yang memar juga ada bercak darah di sekitar lubang anusnya.

Rasa ingin menolong begitu tinggi tapi dia sendiri sedang berada di situasi yang menakutkan juga, saat hendak keluar dari karung dan bermaksud menolong anak berambut pirang itu, suara gerombolan pria kembali terdengar didepan pintu gudang. Segera dia bersembunyi lagi di dalam karung dan membiarkan anak kecil itu masih tergeletak pingsan di hadapannya.

"Krieeett!" Pintu gudang terbuka, bisa dilihat dari lubang karung tempat dia bersembunyi, segerombolan pria tersebut sempat terkejut menyaksikan keadaan anak kecil yang setengah bertelanjang dengan kondisi yang mengenaskan. Mereka berdiskusi sebentar dengan yang lain lalu segera membopong bocah tersebut keluar dari gudang meninggalkan dirinya sendirian disana.

Setelah di lihat situasi aman dirinya segera keluar dari karung dan berlari meminta pertolongan kepada para pengunjung hingga tanpa sadar dia menabrakkan badan pada sepasang suami istri yang terlihat sangat cemas seperti mencari sesuatu.

"To-tolong." Dia hanya mampu mengucapkan kalimat itu sebelum akhirnya jatuh pingsan karena kehabisan tenaga dan memang belum makan selama 3 hari, yang bisa dia rasakan hanya badannya di gendong lembut oleh tangan kekar dan sesuatu menyelimuti tubuh kurusnya lalu semuanya menjadi benar benar gelap dan tidak dapat mendengar apapun.