37

3.2K 244 12
                                    

_______________________________________

WARNING TYPO BERTEBARAN
HARAP MEMAKLUMINYA
_______________________________________

Ternyata tak segampang itu membujuk Menma untuk bisa mengerti keadaan yang sedang mereka berdua alami. Sudah seminggu Naruto mulai bekerja di tempat yang baru, awalnya Menma tidak merengek dan berusaha memahami ayahnya tapi lama kelamaan dia merasa kesepian dan mulai merasa bahwa sang ayah tidak sayang lagi padanya karena selalu meninggalkan Menma sendirian di rumah, terkadang memang Naruto menitipkan dirumah nyonya Mebuki tapi dia tidak bisa terus terusan merepotkan nyonya Mebuki dan mulai mencoba untuk membuat Menma memahami situasi yang terjadi saat ini.

"TIDAK BOLEH!!" Menma terus menarik kain celana hitam Naruto sambil menangis pelan, dia berusaha menahan Naruto agar tidak meninggalkannya sendirian dirumah. Menma sangat benci kesepian dia ingin terus ditemani ayahnya ketika dirumah.

"Menma sayang.. papa tidak bisa kalau membolos kerja. Papa kan harus mencari uang untuk kebutuhan Menma juga..Menma harus mengerti yaa.." Naruto membelai pelan kepala Menma mencoba menenangkan agar tangan mungil itu mau melepaskan cengkraman ya dari celana yang dikenakan Naruto.

"Menma tidak suka sendirian! Menma tidak suka sendirian!!" Hal seperti ini sangat di luar prediksi Naruto, biasanya Menma tidak akan merengek seperti ini dan tetap tenang, sepertinya memang Menma merasa kesepian dan tidak memiliki teman untuk diajak bicara.

"Menma.. nanti setelah gajian papa turun papa janji akan ajak Menma untuk pergi ke pantai ya.. kita belum pernah main kesana kan??" Menma tersentak sedikit lalu menatap Naruto dengan mata bulat berwarna biru yang sama dengan warna mata Naruto. Berhasil!! Cengkraman Menma mulai mengendor dan rengekannya berhenti.

"Papa janji?" Kini tangan Menma meremas ujung baju yang dia kenakan seakan menguatkan hatinya.

"Apa papa pernah melanggar janji papa??" Naruto melihat Menma yang menahan tangisannya berusaha untuk tidak mencubit pipi gembul itu. Menggemaskan!

"Baiklah.. Menma akan jadi anak baik dan menjaga rumah." Bayangkan anak yang masih berusia 5 tahun harus mendewasakan diri padahal dia termasuk anak yang memiliki kebutuhan khusus. Tanpa pengawasan orang tua Menma harus bisa menjaga dirinya sendiri walaupun semua kebutuhannya telah disiapkan Naruto tapi bagi Menma terkadang dia kesulitan untuk mengurus dirinya sendiri.

Setelah bernegosiasi dengan Menma akhirnya Naruto bisa berangkat pergi bekerja yang beruntungnya hari itu dia bersiap-siap lebih awal sehingga saat Menma merengek Naruto masih bisa memiliki waktu untuk menenangkan Menma.

Setelah melalui perjalanan yang cukup memakan waktu Naruto akhirnya tiba di bar dan bersiap siap membuka bar yang akan di buka tepat jam 11.00 malam bersama dengan karyawan lain, suasana dibar masih disibukkan dengan para pelayan yang membersihkan meja pelanggan dengan cepat begitu pun Naruto, dia mendapat giliran untuk mengelap piring dan berbagai macam gelas yang masih basah agar cepat kering dan mengkilap lalu menempatkannya di rak bawah meja bar agar mudah untuk diambil ketika menyiapkan pesanan dari pelanggan.

"Uzumaki!! Tolong bantu check stock minuman yang baru datang di gudang. Dan sekalian pilah-pilah minuman sesuai dengan jenis dan tanggal terbitnya." Naruto yang mendengar perintah kepala manajer segera mengiyakan dan berjalan menuju gudang yang berada agak lumayan jauh dari bar utama. Dia harus melewati lorong dapur dan lorong tempat cucian piring dan gelas kotor lalu baru sampai di gudang tempat minuman tersebut di taruh.

Ketika memasuki ruangan tersebut Naruto dapat melihat 1 orang karyawan lainnya sedang menyortir minuman dengan teliti. Naruto tidak begitu memiliki banyak pengalaman dalam urusan minuman beralkohol akan tetapi selama seminggu ini dia sudah mempelajari berbagai macam jenis dan cara penyajiannya walaupun tidak semua jenis dia hafal.

PLEASE DON'T FUCK ME AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang