30

9.4K 540 90
                                    

                                                                      

WARNING TYPO BERTEBARAN
HARAP MEMAKLUMINYA
                                                                     

POV NARUTO

***

Mataku terbuka perlahan, suara tangisan anak kecil mengganggu tidurku saat ini, entah mengapa aku merasa amat sangat benci dengan bayi itu, melihatnya saja tidak mau. Suara itu semakin keras membuatku harus bangkit dari kasur empuk berukuran besar ini, kakiku yang masih lemas kupaksakan berjalan menyusuri lorong rumah untuk mencari sumber suara bayi menangis.

Jam berapa ini? Kenapa tidak ada pelayan yang mendengarnya? Kakiku berhenti di sebuah pintu ruangan sebelah kamarku. Dengan ragu aku membuka pintu tersebut dan disanalah bayi itu menangis di dalam box bayi yang besar. Bayi itu terus merengek dan tidak berhenti menangis.

"Diam." ucapku.

"Gwaaaaaaa, waaaa!!!" bayi itu tidak kunjung diam.

"Hei bayi bodoh! Kubilang diam!" emosiku semakin naik mendengar suaranya yang semakin lama semakin terdengar nyaring.

"KU BILANG DIAAMMMMMM!!!!!" dengan segera aku menarik bantal yang ada dikepalanya dan menutup muka bayi tersebut dengan kuat. Suara bayi tersebut teredam dengan bantal, beberapa kali kulihat bayi itu kejang dan kulitnya mulai membiru. Aku hanya tersenyum senang. Suara bayi itu mulai lirih, kurasa aku berhasil membuat bayi itu diam

"TIDAKKK!!!!" aku tersungkur jatuh kelantai begitu keras hingga membuat bekas jahitanku kembali nyeri. Sosok pria tinggi segera menggendong bayi tersebut dan mengecek keadaannya. Bayi tersebut kembali menangis kencang sekencang-kencangnya hingga membuat telingaku semakin sakit.

"APA YANG KAU LAKUKAN!! INI ANAKMU!!" Itachi marah besar dia mencengkram bajuku dan melemparkan aku keluar kamar. Disana sudah ada beberapa pelayan yang menatap khawatir bayi tersebut. Aku hanya terduduk diam, hati ku terasa sakit, aku ingin menangis tapi aku tidak bisa melakukannya. Rasanya sangat frustasi tetapi tidak tau apa yang membuat ku frustasi.

"Apa yang terjadi?!!" Sasuke berlari menuju Itachi, disana Itachi menceritakan semua yang dia lihat dan menatapku sejenak. Telinga Sasuke memerah seperti dia berusaha menahan sesuatu. Tak lama dia berjalan menghampiriku dan menarik lenganku dengan kasar.

"Lepaskan aku!" aku berusaha mengelak dan melepaskan diri. Tapi genggaman itu semakin menguat hingga menyakiti lenganku. Sasuke membawaku kembali ke kamar dan menyuruhku duduk disofa. Mata hitam itu menatap ku dengan tatapan putus asa.

"Kenapa kau lakukan itu?" Sasuke menggenggam tanganku lembut. Setelah mengucapkan kalimat itu entah mengapa air mataku mengalir dengan sendirinya, aku menangis histeris tanpa aku tau kenapa.

"Jawab aku Naruto, kenapa kau menyakiti Menma.." aku tidak bisa menjawab, aku terus menangis. Rasa sakit didadaku semakin terasa, sakit sekali hingga untuk bernapas sangatlah sulit.

"Aku tidak tau." jawabku jujur, aku tak mengerti kenapa aku menyakiti bayi itu, aku memiliki rasa benci yang sangat besar, tapi aku juga memiliki rasa kecewa pada diriku sendiri. Aku merasa telah menjadi sosok monster dan seperti bukan diriku.

"Maafkan aku, ini semua karena aku menyakitimu terus menerus.." Sasuke memeluk pahaku sambil mulai terisak, dia menggenggam erat tanganku dan terus memohon untuk di maafkan. Aku tak mengerti mengapa dia seperti ini, padahal sebelumnya dia sangat angkuh dan keras.

"Aku terus menerus memaksamu padahal aku tau aku menyiksamu secara perlahan.. Kau boleh membenciku sampai mati, tapi tolong jangan ada dipikiranmu ingin membunuh Menma..." Aku masih menangis sesenggukan, mencoba mencerna semuanya yang telah terjadi. Aku baru saja hampir membunuh seorang anak manusia. Aku merasa aku bukanlah orang tua kandung anak itu, tapi entah kenapa aku juga tidak bisa mengabaikan rasa bersalah ini.

PLEASE DON'T FUCK ME AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang