15. Posesif Jihoon pt2

2K 93 1
                                    

.




Malam itu juga Jihan pulang, ia masuk mengendap-endap berharap Jihoon sudah tidur dan tidak melihat nya.

Ia menutup pintu kamar nya dengan sangat pelan, merasa aman Jihan pun namun ketika ia berbalik.

Mampuss

Jihoon ternyata ada di kamarnya itu dengan posisi duduk di sofa dan tangan nya di lipat di dada.

Jihoon tersenyum miring, "Bagos anak cewek keluyuran, sampe pulang jam segini. Open bo dulu lu ama Si Jeno," ledek Jihoon sambil tepuk tangan hebohh. Jihan seketika bungkam.

Jihoon beranjak dari duduknya. "Kan gue bilang apa tadi. Jangan pulang lewat jam tujuh, dan sekarang." Jihoon melirik pada arloji yang terpasang di tangan kirinya, "Sekarang jam sembilan lewat, punya jam nggak lo? Atau mata lo buta, telinga lo budeg." tutur Jihoon dengan suara yang di tekan.

"Maaf.." cicit pelan Jihan.

"Maaf lo kata, gimana kalo papa pulang dia gak ngerti keadaan. Nanti yang kena gue lagi Ji. Plis bisa nggak lo ngerti sama keadaan? Gue khawatir sama lo tadi Bi Hana udah nelponin lo berapa kali gak lo angkat satu pun, se senang itukah lo main sama Jeno sampe lupa waktu. hah?!" penuturan Jihoon kali ini membuat hatinya tersentak. Jihoon mengusap wajahnya kasar.

"Bukan nya gue ngelarang lo buat main sama jeno. Tapi lo ngertiin papa gue lah, dia tuh sayang sama lo papa juga gak suka lo kenapa-napa. Lo gak lupa kan sama kejadian kemarin. Papa malah marahin gue karena lo ke tumpahan air panas, dan bilang kenapa gue gak becus jagain lo dan seharusnya papa sendiri ngerti kan gue di kantor seharian. Tapi dengan mudah nya papa nyalahin gue,"

Jihoon menghela napas, "Mau tau alasan papa kayak gitu kenapa? Sebab papa sayang sama lo dan cinta sama nyokap lo Ji, dari dulu papa gak pernah nganggap gue sebagai anak nya dan justru lebih sering ngebelain orang lain dari pada gue. Dia gak pernah peduli sedikit pun sama gue, dan lo salah besar. Lo nyia-nyiain sikap perhatian nya papa pake sikap lo yang keras kepala itu, Gak banyak orang yang ngerti sama kehidupan gue tapi seenggak nya lo paham sama sikap nya papa. Lo ngerti kan sama apa yang gue bilang ini?" ucap Jihoon panjang lebar.

Jihan mengangguk pelan, "Udah. Gak usah ngerasa sedih dan gak usah ngerasa bersalah juga, karena satu yang bikin gue marah kayak gini tuh." ucap Jihoon untuk yang kesekian setelah itu Jihoon pun keluar dari kamar Jihan, Jihan memandangi punggung Jihoon yang menjauh dari nya.

Jihan ngerti. Kenapa Jihoon bisa semarah itu, dia tidak suka jika dirinya dekat dengan Jeno.

~~~~

"Kaki lo melepuh kayaknya." ucap Jihoon yang sedang mengobati kaki Jihan, "Bukan melepuh, ini lecet!" ketus nya.

Jihoon tertawa keras, "Kalo melepuh tinggal tambahin kuah bakso aja." kekeh nya yang langsung di geplak oleh cewek itu. "Gak ada hubungan nya sama kuah bakso!" celetuk Jihan,

"Yeuhh gak sopan lo."gerutu jihoon.

"Bodo amat lah, biar otak lo bergeser." ungkapnya dan Jihoon kembali tertawa. Baru saja tadi malam Jihoon memarahi nya tapi pagi ini Jihoon kembali seperti biasanya, Jihoon beranjak dan Jihan mendongak menatap cowok itu. "lo mau kemana?" tanya nya.

"Mau ke markas. Ketemuan sama anak-anak," jawab Jihoon yang melangkah. "gue ikut" Jihan juga langsung berdiri dan mengekori Jihoon.

"Udah. Lo diem aja di rumah, gak usah ikut-ikut segala yang ada ntar lo ngerobohin markas dah. Secara lo kan kang bikin masalah," celoteh Jihoon dengan kejulidan nya yang tiada tara.

Jihan mendengkus, "Yaudah kalo lo enggak ngizinin gue ikut, gue telpon Jeno biar ngejemput gue terus gue main lagi sama dia." ancam nya.

Jihoon tertawa,"Oke, tapi liat aja nanti besok, Jeno bakal cuma tinggal nama doang." Jihoon benar-benar pergi melangkah meninggalkan Jihan.

"Park Jihoon!!" teriak Jihan dengan suara cempreng nya dan membuat Jihoon berbalik badan. "Ngapain lo manggil gue kayak gitu?" tegas cowok itu dengan tatapan mata nyalang dan Jihan langsung kiceup di buatnya.

~~~~

Karena maksa, akhirnya Jihoon pun mengajak cewek itu ke markasnya.

Dan setiba nya di sana Jihan langsung berlari kecil menuju persembunyian para cowok ganteng itu.

"Halo para babu ku," sapa Jihan dengan pede nya ia mengibaskan rambutnya. Dan orang-orang yang ada di dalam hanya menatap nya heran.

"Kok gak di respon?!" ketus Jihan menurun kan bahu nya lemas, "Ooh iya. Halo juga gembel," jawab Junkyu lalu ia tertawa ria sembari tepuk tangan, mendengar ucapan junkyu orang-orang ganteng itu pun tertawa ngakak karena sangat setuju dengan ucapan seorang Kim Junkyu.

Jihan tersenyum paksa dan ingin rasanya ia mengkepret manusia-manusia tak berguna itu satu-satu, "Btw si anime hidup kemana nih?" beo nya setelah menghitung jumlah orang itu yang hanya ada sembilan orang lalu ia duduk di sebelah Junghwan yang sedang memakan camilan sesekali Jihan juga mencomot makanan favorit milik cowok bertubuh kekar nan berjiwa bayi itu. Dan Junghwan hanya bisa menatap sinis cewek itu.

"Biasa anak baru gede lagi ngebucin dia." ucap Mashiho yang sedang bermain ps bersama Jaehyuk dan Jeongwoo. Mendengar perkataan cowok imut itu, dahi Jihan mengerut.

"Ngebucin sama siapa, jangan bilang kalo kak Yoshi ngehomo ye," Jihan berkata.

"Sama cewek yang waktu dia bonceng waktu kita ngejemput si gembel ini. Cewek itu loh," jawab Junkyu.

Mata Jihan molotot, "Sama Ziya maksudnya?" ucapnya dan di angguki oleh cowok itu, "Anjayy baru aja kenal eh baru aja ketemu. Langsung di embat aja tuh sahabat gue," ucap Jihan dengan bangga nya karena ia senang akhirnya sahabat nya itu tidak jomblo lagi. Meski dirinya juga masih berstatus jomblo sih

"Sahabat lo nya aja yang pake susuk buat melet bang Yoshi Padahal dari dulu bang Yoshi tuh susah banget buat buka hati sama cewek, apalagi cewek yang baru dia kenal. Lah ini baru kenal beberapa hari aja udah di bucinin sama dia," ujar Haruto.

"Sirik aja lo jomblo." serobot Junghwan pada Haruto, Haruto mendelik ke arah Junghwan. "Bocil mana paham," ejeknya.

"Tapi mereka pergi kemana?" tanya Jihan lagi.

"Ya manaketehe." Junkyu mengidikan bahunya.

"Gue takut Ziya di apa-apain sama kak Yoshi, " Jihan beralibi, "secara kan kak Yoshi tuh orang jepun." Jihan menyentuh dagu nya.

"Meskipun orang jepang. Bang Yoshi bukan tukang unboxing, " ketus Haruto melempar bantal sofa padanya.

Jihan menoleh pada cowok bermarga Watanabe itu, "aciee otak lu udah ngeres duluan." goda Jihan. "orang Jepun Ji." sambung Jeongwoo. Jihan pun tertawa puas.

~~~~

"Masa iya kita harus jadiin Jihan buat umpan. Dia mana mau, lo juga udah tau kan kalo Jihan sama Jeno itu temenan," tutur Jihoon pada Hyunsuk.

Hyunsuk memijat pangkal hidung nya.

"Geng kita juga di bentuk bukan cuma buat jadi geng yang sekedar geng. Tapi kita harus bersikap jujur dan gak boleh curang ataupun licik, kita harus jadi panutan buat anak-anak yang sering kita temui di jalanan." ucap Jihoon lagi.

"Tapi kan geng Galaxy juga mereka sering bikin onar dan bersikap licik sama kita, masa iya kita diem aja." ucap Hyunsuk yang tak terima jika geng nya selalu di pandang rendah.

Jihoon menghela napas pelan, "Kalo kita bersikap licik, itu gak bakal ada hasil apapun. Kita kalahin dan bikin Galaxy tunduk sama kita, tapi harus dengan cara yang jujur dan baik. Gue tau geng kita kadang ada kalah nya kerena mereka yang selalu licik.
Kita gak boleh nyerah dan kita pasti bisa, lo inget kan sama kata om Myeongjun. Dia bilang, gak apa-apa kita kalah asal kan dengan cara yang baik. Kita gak boleh curang dalam melakukan tindakan apapun," penuturan Jihoon pun membuat Hyunsuk membisu.

"Terlebih lagi gue gak mau kalo Jihan yang harus jadi resikonya. Dia gak tau apa-apa tentang perselisihan di antara kita dan Galaxy, dia sahabatan sama Jeno dan di sisi lain dia juga adek gue. Bokap gue sayang banget sama dia bang, kalo terjadi sesuatu sama dia, gue yang bakal kena"
ungkap Jihoon memelan kan suaranya di akhir kata.










Tbc.
~~~~
Ada yang nungguin, okeh gak ada🙂

My Posesif Brother || Jihoon Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang