Jihoon yang sedang mengerjakan tugas di meja di kamarnya.
Tiba-tiba Jihan datang ke kamar nya itu.
Jihoon melirik pada cewek itu, "Mau kemana lo?" tanya Jihoon, "Gue izin keluar ya?" ucap Jihan.
Mata Jihoon menelisik dari ujung kaki sampai rambut Jihan, "Mau keluar kemana, tadi pagi lo gak pergi ke sekolah karena kaki lo sakit. Terus sekarang mau pergi," beo Jihoon.
"Cuma pergi bentar kok," ucapnya, "Lo punya mata nggak, ini udah sore bentar lagi juga gelap lo mau pergi kemana sama siapa?!" Jihoon sedikit meninggikan suara nya.
"Ketemu temen" jawab Jihan.
"Temen? Temen yang mana?"
"Mau ketemu Jeno," final Jihan dan mendengar itu Jihoon menoleh dan menautkan alisnya menatap Jihan.
"Yaudah pergi aja, ngapain pake izin ke gue kalo mau ketemu si bajingan sialan itu, dan satu lagi ganti baju lo. Ganti!!" ucap Jihoon pelan namun terdengar tegas.
Mata Jihan bergetar mendengar suara Jihoon yang di tekan itu, hati nya tersentil.
"Kalo mau ketemu Jeno, pergi aja gak usah izin ke gue karena kalaupun gue ngelarang lo pasti tetap bakal pergi. Tapi gue mau, lo ketemu sama dia jangan pake baju begituan. Ganti atau gue bakar semua baju lo yang model nya begitu!!" sentak nya dengan suara keras.
"Gue emang biasa make baju begini dan Jeno juga gak pernah ngelarang, mau gue make baju kayak gini kayak gitu juga dia gak pernah tuh komplen." tutur nya.
"Gue gak suka di bantah, kalo gue bilang ganti yaa ganti, apa susah nya sih!" kecut Jihoon. "Kalo lo tetap kekeh mau pake baju ke gitu, gue kurung lo disini dan gak bakalan gue izinin pergi." Jihoon menuju pintu untuk menguncinya.
"Iya, iya gue ganti, tapi izinin gue pergi." ketus nya.
"Oke dan awas aja kalo lo pulang lewat dari jam setengah delapan, gue hajar Si Lee Jeno kesayangan lo itu." peringat nya.
Jihan tidak peduli dan langsung mengganti baju nya itu. Alasan Jihoon menyuruh ganti baju karena atasan yang di pakai Jihan itu adalah Hoodie croptop yang jika saja Jihan mengangkat tangan nya pasti itu akan memperlihatkan perut nya, padahal di dalam nya juga make kaos.
Setelah Jihan mengganti baju nya itu, ia pun langsung otw keluar rumah.
Sampai nya di pintu gerbang rumah.
"Halo pak boss" dan ternyata Jeno sudah menunggu nya disana, Jeno tersenyum hingga matanya menyipit. "Lo cantik banget sore ini" ucap nya lembut.
Bukan nya salting atau pun tersipu Jihan malah melotot pada cowok itu.
"Capek gue tiap ketemu lo pasti bilang 'li cintik bingit hiri ini, siri ini." ledek Jihan dan Jeno pun terkekeh.
"Kan lo emang cantik Ji." ucap nya Jihan mengangguk. "Lo udah tau itu. Jadi jangan banyak ngomong," Jihan meraih helm yang di sodor kan Jeno padanya.
Setelah itu Jihan langsung naik ke motor milik Jeno. "Btw kaki lo udah baikan?" tanya Jeno melirik pada kaki Jihan yang berbalut sepatu itu, "udah" jawab singkat Jihan.
"Kita mau kemana?" tanya Jihan, mata Jeno melihat Jihan di pantulan kaca spion. "Kita? emm... ke pelaminan hayukk." ucap nya dengan nada menggoda, "Lee Jeno bosen hidup!!" balas Jihan dengan nada memelas. Cowok itu pun tertawa puas.
Jeno pun langsung menghidupkan mesin motor nya lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Jihoon yang memperhatikan nya di balkon, Jihoon tersenyum sinis dengan tatapan mata nya yang tajam.
~~~~
Sekitar jam sembilan malam.
"Tuh anak kemana sih? Di bilangin jangan pulang kemaleman juga." ucap Jihoon, dan posisi Jihoon masih ada di meja belajar nya, dari sore itu Jihoon tidak beranjak sama sekali. Jika di tanya bosan? Tentu saja. Tapi ia melakukan nya demi menjaga tubuhnya dari amukan sang papa.
Kenapa Jihoon tidak menelpon jihan saja, cukup tau saja jika saat sedang belajar Jihoon akan di larang memegang HP dan kunci motor nya juga di sita oleh jungsan.
Clekk!
Pintu kamarnya terbuka dan menampakan seorang wanita yang masuk dengan minuman di atas nampan di pegangannya.
"Masih belum selesai?" tanya nya menghampiri Jihoon dan Jihoon pun mengacak-acakan rambutnya frustasi.
"Jiun pengen pulang Bi.." ucap Jihoon menyandarkan tubuh nya di sandaran kursi.
Wanita bernama Kim Hana itu mengerut kan kening mendengar ucapan majikan nya itu. "Mau pulang kemana? Ini juga kan udah di rumah." beo nya menaruh minuman tersebut di meja Jihoon.
"Jiun pengen nyusul mama..." ucapnya pelan namun di dengar oleh Hana, Hana sudah tidak aneh dengan perkataan cowok itu yang ketika merasa capek dan stres pasti ia akan mengatakan hal itu.
"Tuan tidak boleh bicara begitu, nanti nyonya sedih. Nyonya kan sayang banget sama tuan, kalo tuan nyerah gitu aja nanti nyonya sedih loh." tutur wanita itu sembari mengusap rambut tebal milik pemuda itu.
"Jiun tuh payah banget ya? Segini aja udah ngerasa berat banget, gimana kedepan nya. Jiun pasti menggila duluan," ucap jihoon terkekeh. Hana tertawa hambar.
"Tapi Jiun selalu inget sama kata Bi Mira. Istirahat boleh, tapi jangan nyerah bener nggak?" ucapnya yang menyerupai anak kecil yang sedang bercerita pada ibunya.
Dada Hana terasa sesak dan matanya tiba-tiba mengeluarkan air mata, ia selalu tidak tega dengan tuan muda nya itu. Jihoon memang memiliki tubuh yang kekar dan juga sehat, tapi tidak dengan mental dan batinnya tersiksa. Jihoon tidak sebebas anak-anak lain yang seumuran dengan nya, dia harus ke kantor setiap tiga kali seminggu dan setelah itu ia harus mengerjakan tugas dari kampus nya juga dari ayah nya.
Kadang hampir setiap malam Hana juga selalu menangis, karena memikirkan. Bagaimana caranya supaya Jihoon bebas dari semua kekangan dari ayah nya itu namun apalah daya Hana hanya seorang maid yang tidak berhak melakukan apapun di rumah itu, selain melakukan apa yang di perintah.
Dan Bi Mira itu- Dia adalah Kim Mira yaitu kakaknya bi Hana, yang ngerawat Jihoon sedari bayi.
"Bi. Jiun minta tolong, tolong telpon Jihan dong," di situasi begini saja Jihoon lebih mementingkan kondisi orang lain.
"Emang nya non Jihan pergi kemana?"tanya nya, "Gak tau. Di ajak pergi sama pacarnya "jawab Jihoon.
Hana mengangguk paham, kemudian ia mengeluarkan hp nya dan langsung mencoba menelpon jihan.
Beberapa kali Hana mencoba menghubungi Jihan namun tidak di jawab oleh cewek itu.
"Gak di jawab tuan." ucap nya Jihoon pun terdiam. "Keasyikan main sama si anjing itu sampe lupa pulang." batin Jihoon.
"Udah deh, gak usah di telpon lagi, emang dah tuh anak kerjaan nya nyusahin mulu." gerutu Jihoon, "Non Jihan punya pacar yah?" celetuk Hana.
"Iya dan kayaknya cowok nya kurang waras mau-mau an dia pacaran sama Jihan cewek sedeng yang setengah otak nya ketinggalan di rahim. Cewek minus akhlak pula," celoteh Jihoon kesal. Hana tersenyum simpul.
"Terus sekarang tuan cemburu karena Non Jihan pergi sama laki-laki lain." goda Hana menyolek hidung Jihoon.
"Ya enggak lah bi, Jiun tuh cowok waras, ngapain cemburu sama dia kayak gak ada cewek lain aja." ocehnya. Mereka pun tertawa bersama, Jihoon merindukan mama nya tapi ia juga bersyukur ada bi Hana pengganti bi Mira yang selalu ada untuk nya dan selalu menghibur nya.
~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Brother || Jihoon Treasure ✔
Random"Kan gue udah jadi adek lo, masa mau dendam." ~ "Yaudah nikah sama gue, biar jadi marga Park."