"Papa udah bilang berapa kali kan sama kamu. Jangan ikut-ikutan jadi geng motor kalian tuh selalu aja bikin onar, dan bikin papa malu aja. Kenapa kamu ini susah banget di bilangin!" sarkas Jungsan penuh emosi.
Iyahh setelah Jihoon masuk ke dalam rumah nya, dia malah langsung di pukul Jungsan dan di cambuk beberapa kali oleh ikat pinggang.
Jihoon hanya bisa tersungkur di lantai.Apa salah jika Jihoon ikut ke dalam geng motor lagipula yang membuat onar bukan selalu Jihoon dan geng nya, tapi karena musuh mereka saja yang selalu cari gara-gara juga kebetulan pemimpin geng motor musuh Jihoon adalah anak dari rekan kerja Jungsan dan bapak dari si pemimpin geng musuh itu sering mengadu pada Jungsan jika putra nya sering di pukuli oleh Jihoon and geng. Namanya juga musuh pasti selalu melakukan hal licik apapun supaya bisa menang.
"Siapa yang nyuruh kamu buat ikut-ikutan ke dalam hal yang gak berguna sama sekali ha? Dari dulu papa tuh mau kamu belajar yang rajin dan giat, agar kamu bisa meneruskan perusahaan papa. Tapi apa, Kamu malah ikut dan bergabung sama geng motor sialan yang gak bakalan ada untung nya buat masa depan kamu?!" cerocos nya.
Nah disini kita tau alasan kenapa Jungsan membenci Jihoon tapi tidak mau menyingkirkan anak itu, karena ia ingin Jihoon menjadi pewaris perusahaan nya. Karena Jihoon ini kan putra satu-satunya.
Tapi kan, Jihoon ini masih terlalu muda untuk menjalani bisnis seperti itu. Dan Jihoon sendiri mengerti nantinya ia akan menjadi pewaris tunggal, tapi tidak untuk sekarang. Dia masih ingin menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
"Emangnya salah kalo aku ikut dan jadi anggota geng motor?" itulah jawaban yang sering Jihoon lontarkan pada ayah nya itu.
"Aku tetep belajar kok. Aku selalu ngelakuin apapun yang papa suruh, emangnya itu kurang cukup?! Aku udah besar pa, dan gak seharusnya juga papa ngekang aku setiap saat, emang nya papa pikir aku ini apa yang setiap hari harus belajar terus, ngurung di kamar. Aku juga manusia, aku butuh istirahat juga..." penuturan Jihoon seketika langsung terhenti ketika Jungsan langsung melayangkan ikat pinggang nya ke punggung cowok itu.
Jihoon hanya diam menahan rasa perih yang bertubi-tubi, luka di punggung yang kemarin-kemarin saja belum sembuh sudah di pukuli lagi. Tangan Jihoon terkepal ia juga menggigit bibir bagian bawahnya menahan sakit, keringat dingin di plipisnya mulai keluar. Jungsan memukul secara membabi buta.
"Pantesan Bang Jihoon sering bersikap serius sama papa. Ternyata emang gini sikap papa, kalo sama dia" Jihan mengintip di balik pintu kamar Jihoon.
~
Keesokan harinya.
Jihoon menghampiri anggota keluarga nya itu di ruang makan. Jihan sedikit terkejut ketika melihat wajah Jihoon yang pucat juga lebam-lebam di area plipis dan bibir, padahal Jungsan memukul Jihoon di punggungnya.
"Jihoon. muka kamu kenapa sayang kok lebam-lebam gitu?" tanya Hanbyul, Jihoon menggeleng, "Gak apa-apa kok bund," jawabnya, Jihoon langsung menunduk ketika mendapat tatapan tajam dari Jungsan. Jangan mengira luka lebam itu dari Jungsan yah.
"Lo kenapa?" tanya Jihan yang melihat Jihoon memakai hoodie dan jaket denim. Padahal cuaca pagi itu lumayan agak panas.
"Gue kedinginan," jawab nya, "Kenapa kedinginan? tumben banget." balas Jihan.
"Gue ketiduran di bathup." Jihoon duduk di sebelah kursi Jihan. "kok bisa ketiduran di bathup. Kamu berendam tadi malem?" Hanbyul yang bertanya. Jihoon tersenyum kecil.
"Lain kali, jangan gitu lagi ya, liat tuh muka ganteng kamu jadi pucat juga keliatan lebam-lebam. Tapi lebam-lebam itu, kamu bukan berantem kan?" pungkas Hanbyul.
Jihoon tersenyum dan menggelengkan kepala sedangkan Jihan hanya menatap heran ke arah cowok itu.
~~~~
Di perjalanan menuju sekolah Jihan.
"Lo beneran gak apa-apa?" tanya Jihan pada cowok itu. "Gue gak apa-apa. Kenapa sih bawel banget!" ketus nya.
"Lo di pukulin kan sama papa tadi malem? Terus kenapa lo malah berendam sampe ketiduran, sebelum gue turun tadi pagi. Gue juga ngeliat Bi Hana lagi ngobatin luka di punggung lo. Alasan lo berendam apa? Lo lagi luka kan?" cerocos nya. Jihoon pun bungkam percuma jika dia berbohong perempuan itu cerewet kalo berbohong pasti dia akan tetap bertanya dan menginterogasi nya.
"Lo jawab dong? Gue gak mau lo mendam semuanya sendirian Hoon, gue emang bukan siapa-siapa lo .Tapi seengak nya gue bisa jadi tempat lo curhat," ujarnya.
"Sotoy lo, lagian gak cocok lah. Masa iya cowok yang curhat sama cewek gak bagus keliatan nya," sahutnya.
"Ya gak apa-apa lah. lagian gak cuma cewek aja yang perlu curhat, cowok juga kalo emang punya masalah yang bikin gak nyaman yaa... Cerita aja," ucapan Jihan membuat Jihoon membisu.
Jika harus jujur Jihoon memang membutuhkan tempat curhat, tapi di sisi lain dia tidak mau menunjukan sikap lemahnya di depan cewek.
"Gak ada waktu buat yang gituan lah." singkat nya. Membuat Jihan menghela napas.
Plakk!
Jihan langsung saja menggeplak punggung Jihoon dan membuat sang pemilik mengerang, "Sakit jamet!Pagi-pagi lo udah badmood aja, udah tau punggung gue luka malah di geplak." gerutunya.
"Gue gak mau masuk kelas, kalo lo gak mau curhat ke gue." ucap Jihan bersidekap dada.
"Percuma. Gue tetap gak bakalan curhat sama lo, yang ada curhatan gue di bikin candaan sama lo." kata Jihoon memberhentikan motornya. Karena sudah sampai di depan gerbang sekolah Jihan.
"Turun lo!" ketus Jihoon, "Gak mau!" jawabnya. "Gue lempar juga lo ke got, kalo bandel kayak gini." ucap Jihoon kesal.
Jihoon merogoh hp dari saku celananya. Dan menelpon seseorang, "lo dimana?" tanya nya ke orang di seberang.
"Gue di depan gerbang, lo kesini bentar." ucap Jihoon.
"......"
"Gue minta tolong lah, tolongin gue lo seret Jihan sampe ke kelas nya." mendengar itu Jihan mengernyit.
"......."
"Oke, cepetan keburu bel masuk." panggilan di putus secara sepihak oleh Jihoon.
"Siapa yang lo telpon?" tanya Jihan.
"Adek gue lah siapa lagi" ketusnya. "Gue gak mau masuk kelas, gue mau ikut sama lo." ucap nya kekeh.
"Gue gak mau pergi kalo lo. Gak mau kelas," Jihoon membalas, "yaudah diem disini aja." Jihoon hanya bisa menggeleng pelan.
Beberapa saat kemudian.
"Kenapa bang?" tanya seseorang yang tak lain tak bukan adalah Junghwan.
"Tolong nih. Bawa Jihan ke kelas, dia ngotot pen ikut sama gue, jadi lo bawa nih bocah ke kelasnya," tutur Jihoon pada cowok itu.
"Ooh itu. Oke gue seret sekarang juga," mendengar itu Jihan pun langsung turun.
"Iya, iya gue ke kelas, gak mau gue kalo harus di seret sama banteng kek dia."ucap kesal Jihan pada Junghwan. Jihoon pun tertawa puas.
Jihan langsung menyerah kan helm itu pada Jihoon, dan langsung melangkah pergi meninggal kan kedua cowok itu. "Gue titip Jihan ke lo ya, kalo dia nakal lo gibeng aja." ucap Jihoon menepuk pundak junghwan.
"Oke, gampang kalo soal itu mah." Junghwan mengacungkan jari jempolnya. "lo masuk gih,"Junghwan mengangguk dan melangkah pergi meninggalkan Jihoon.
Tbc.
~~~~
Dobel up😃
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Brother || Jihoon Treasure ✔
De Todo"Kan gue udah jadi adek lo, masa mau dendam." ~ "Yaudah nikah sama gue, biar jadi marga Park."