4. Pernikahan papa

2.2K 120 5
                                    

Lanjut gess







Seminggu kemudian.

Hari ini adalah hari pernikahan antara Park Jungsan dan Lee Hanbyul.

Acara nya di adakan di sebuah gedung mewah, juga banyak tamu undangan dari kerabat-kerabat Jungsan, dan teman-teman nya Jihoon juga datang.

Sementara Jihan, Jihan tidak hadir di acara tersebut dengan alasan jika les belajarnya lebih penting. Padahal ia sengaja supaya, dirinya tidak menangis melihat sang ibu telah di miliki seseorang.

Di sebuah meja tempat cowok -cowok ganteng kumpul sembari menggibah. "Hoon, kata lo nyokap tiri lo itu udah punya anak. Tapi kok gak ada?" tanya Junkyu dengan pandangan nya yang tak teralihkan dari pengantin basi itu.

Jihoon membelalak, "Ya mana gue tahu lah, lo pikir gue baby sitternya apa?!" ketusnya dan membuat Junkyu menatap heran pada Jihoon, "Gue pen ngilang anjay." lanjut Jihoon.

Dan ke11 teman nya itu langsung menatapnya.

"Kenapa?" tanya Hyunsuk.

"Yaa lo semua liat lah, udah tua juga. Pesta pernikahan nya udah kek anak tunggal kaya raya. Serba mewah tamu undangan nya orang-orang berduit semua mana banyak banget lagi, bahkan ada yang dari luar kota, sumpah lah bapak gue udah tua, banyak gaya. Malu-maluin," cemooh nya lalu Jihoon mengusap wajah nya.

"Padahal yah, ini mereka nikah udah sama-sama punya anak. Tamu undangan nya orang-orang terdekat aja ... Lah ini?" lanjutnya.

"Kalem lah, pernikahan hanya kebahagiaan sekali seumur hidup," sahut Yoshi seraya menyenggol bahu nya.

"Tapi Om Jungsan nikah nya udah dua kali, bang." tambah Haruto pada Yoshi dan Yoshi pun tertawa geli.

"Gak baik lo, ngegibahin orang tua. kata gue alasan pesta nikahan nya di gede-gede in. Pasti bokap lo sayang banget sama istri barunya itu," timpal Mashiho dan di angguki yang lain.

"Yaa terus, selama ini dia sering nyiksa gue alasan nya apa dong? Dia sering nyiksa gue gegara nyokap gue meninggal!" ketus Jihoon.

"Udah, udah jangan ngebahas itu lagi. Hari ini bokap lo lagi bahagia, dan lo juga harus ikut bahagia," sela Hyunsuk. Mendengar itu Jihoon hanya mendengkus kesal.

                                  ~~~~

"Iya gue ngerti tapi kan gak seharusnya juga lo sampe gak dateng ke acara spesial nya nyokap lo," tutur Ziya pada Jihan, Jihan hanya mengehela napas berat.

"Mending sekarang lo siap-siap, gue anter lo ke tempat pernikahan nya. Masa sih lo tega sama nyokap lo sendiri," ucap Ziya.

Iyahh, Jihan berbohong tentang kelas les nya. Ia malah pergi ke rumah Ziya.

"Ck! ya udah deh. Ayo," Jihan beranjak dari duduk nya,dan memutuskan untuk pulang.

"Buruan ntar keburu selesai pesta nya"

"Apaan, santai aja kali orang pesta nya sampe sore ini. Jadi masih ada waktu,"

                               ~~~~

Jihoon and friend di panggil untuk mengobrol dulu oleh Jungsan, sebelum sesi berfoto bersama.

"Kenapa di panggil?" tanya Jihoon cuek.

"Ahaha, kamu ini masih aja sensi. Nanti kita foto bareng yah? Buat kenang-kenangan," ucap Jungsan seraya menepuk pelan bahu Jihoon, Jungsan menatap anak-anak tampan itu satu-satu.

Jika ke11 orang itu mengangguk tanda iya, tidak dengan Jihoon yang hanya membelalak kan mata karena kesal.

"Btw, Om tante selamat atas pernikahan kalian," ucap Jeongwoo dengan formal bahkan senyum menghiasi bibir Jeongwoo sekarang.

Jungsan dan Hanbyul tersenyum manis ke arah Jeongwoo. "Terima kasih nak," ujar Hanbyul,
"Hari ini kalian keren-keren banget." lanjut Hanbyul.

"Emang biasa nya juga keren kok, tante." jawab Haruto yang dengan pede nya mengatakan itu dan yang lain nya hanya tersenyum.

"Iya, kamu siapa namanya?" tanya Hanbyul pada Haruto.

"Nama saya Watanabe Haruto," jawab Haruto.

Hanbyul menganggukan kepala nya, "Nama kamu kayak nama orang jepang yahh," celetuk nya, membuat mata Haruto membulat karena kaget.

Haruto menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. "Saya memang orang jepang," jawab nya cengengesan.

Dan gelak tawa pun pecah, ketika mendengar percakapan Hanbyul dan Haruto.

"Katanya mau foto-foto, mau sampe kapan gini terus!" decak Jihoon. "Sabar dong, papa lagi nunggu anak kedua papa," jawab Jungsan.

Jihoon hanya mendengkus kesal.

                               ~~~~

Jihan dan Ziya sampai di gedung pernikahan itu.

Ziya melongo melihat gedung nya yang nampak mewah.

"Buset! kayak nya bokap tiri lo. Pengusaha kaya raya," ucapnya sesekali melirik pada Jihan, Tanpa menghiraukan omongan Ziya, Jihan langsung menarik nya masuk.

Singkat cerita.

Jihan sudah bertemu dengan ibunya tadi. Kini ia sedang duduk bersama Ziya.

"Eh Ji, tadi lo liat cowok-cowok ganteng gak? Yang tadi lewat pas kita keluar dari lift, " tanya Ziya, Jihan menggeleng kepala nya.

"Gini, ini tuh entah mata gue yang salah liat apa gimana, tapi gue ngeliat salah satunya ... Kayak ada suami gue ayang Yoshi, masa iya mereka di undang ke pesta ini juga."

"Halah, itu mah mata lo nya aja. Yang setiap liat cowok ganteng dikit, langsung di bilang Yoshi. Emang nya siapa sih si Yoshi itu,"

"Yoshi itu calon suami aku loh." ucap Ziya dengan pede nya. Padahal saat itu juga Jihan ingin sekali melempar sahabat nya itu ke ujung dunia.

"Kalo misalnya mereka beneran ada disini gimana, gue masih kemusuhan sama dia itu." Jihan memainkan jari tangan nya.

"Eh tapi, kalo di pikir-pikir lagi. Mereka ngapain disini coba?"

Jihan membelalak, "Yaa mana saya tau lah." balasnya.

                              ~~~~

"Kamar kamu ada di atas, disana ada dua pintu yang bersebelahan kamu masuk deh ke salah satu nya." tutur Jungsan pada Jihan.

"Yang mana?" tanya Jihan.

"Yang sebelah kiri, kamu tinggal masuk dan istirahat yah." jawab Jungsan dengan nada bicara yang lembut.

Jihan mengangguk paham. "Dan kalo butuh sesuatu, kamu panggil bibi pembantu dan jangan macam-macam sama orang yang tinggal di kamar sebelah kamar kamu, iya." peringat nya. Jihan kembali mengangguk.

"Untuk baju, kamu pake yang ada dulu. Besok kita bawa baju kesini, dan netap di sini sama papa," sahut Hanbyul. Jihan tersenyum, kemudian melangkah kan kakinya menuju lantai atas.

Sesampai nya Jihan di depan kamar yang di tuju nya. "Ini bukan sih kamarnya?" gumam nya, lalu tangan nya perlahan mendorong knop pintu tersebut. "Kok gak di kunci?" gumam nya lagi.

Namun saat ia sudah mulai membuka lebar pintu nya.

Brugh!

Kaget bukan main, Jihan langsung menutup pintu kamar tersebut dengan kuat. "Salah kamar gue" katanya nya lalu ia pun segera masuk ke kamar sebelah yang masih terkunci, Jihan pun langsung mengunci pintu kamar itu tubuh nya menyender pada pintu.

"Tuh cowok siapa? Kayak om-om gak sih," ucap nya sembari memegangi dada, sungguh jantung nya berdegup tak karuan.

Sementara si penghuni kamar sebelah, yaitu Park Jihoon. Ia mengernyit, "Siapa sih, gak sopan banget masuk gak ngetuk pintu. Mana main keluar aja," gumam Jihoon lalu melanjutkan aktifitas nya kembali.

Jihan merebahkan tubuh nya ke atas permukaan kasur, dan menatap langit-langit ruangan itu.

"Aaarkh!" pekik nya. Sungguh Jihan ingat bagaimana posisi orang itu.
Menyender ke kepala ranjang, memainkan hp, dan memakai kemeja putih yang dua kancing bagian atas nya di buka.







Tbc.
~~~~

🤭makasih

My Posesif Brother || Jihoon Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang