"Ada yang bisa saya bantu, mas." ucap seorang wanita pada Jihoon.
"Sshutt!" Jihoon menempel kan jari telunjuk nya di depan mulut nya yang berbalut masker. Saat ini Jihoon ada di depan rak sebangsa pembalut.
Jadi saat tadi Jihan mengatakan dia sakit perut bukan karena makanan, Jihoon ingat jika ini pasti hari pertama cewek itu datang bulan. Dan jiwa peka nya pun langsung keluar.
"Emang kenapa ya, mas?" tanya wanita itu lagi.
"Ya elah, ni manusia gak bisa banget di ajak kerja sama." batin nya.
"Butuh yang merk apa? Mas. Biar saya bantu," ucap nya lagi. Jihoon memejamkan mata, ia merasa seluruh wajah nya terbakar karena menahan malu. Meski itu tertutup masker dan topi.
"Yang paling bagus yang mana?" ucap Jihoon.
Tangan wanita itu pun bergerak mengambil sesuatu. "Yang ini, ini bisa menahan bocor se-"
"Gak usah di jelasin, saya beli semua nya." serobot Jihoon, "Tolong bawa ini dulu, saya mau nyari yang lain dulu
" ucap nya. Lalu meninggalkan wanita pegawai toko itu.Wanita itu terkekeh, "Kenapa mas nya lucu banget sih, niat mau bikin pacar nya seneng malah ngemalu-malu in diri sendiri." kekehnya, lalu mengambil beberapa barang yang di tunjuk Jihoon tadi.
~
Beberapa saat kemudian.
Jihoon pun datang ke kasir untuk membayar barang belanjaan nya.
"Cepetan dikit dong," ucapnya pelan namun di dengar oleh si mbak-mbak kasir nya.
"Iihh mas nya sosweet banget sih, beliin pacar nya keperluan penting. Jadi pengen juga punya pacar yang kayak mas nya." goda nya.
"Gak ada lagi, saya limited edition mbak!" jawab Jihoon kesal karena, dengan sengaja mbak kasir nya ngelama-lama in.
"Ini mas belanjaannya, total nya ××××" ucap nya.
Namun entah Jihoon tuli, lupa atau bagaimana, Jihoon langsung mengambil kantong plastik itu dan melangkah tanpa membayar dulu.
"Eehh mas, kok gak di bayar .Bayar dulu dong!" ucap mbak kasir nya panik.
Jihoon tersadar lalu ia balik lagi. "Gara-gara mbak, yang bikin saya kesel. Jadi nya lupa," ketus Jihoon lalu merogoh dompet dari saku celana nya.
"Nihh" Jihoon menyerahkan kartu kredit.
"gak ada uang kes, mas?" beonya.
"Saya anak orang kaya mbak, jadi gak ada." kecut Jihoon.
Wanita itu tertawa, "ihh kok sensi banget sih mas" gerutunya. "Buruan dong mbak cantik, saya buru-buru. Jangan kaya keong dong lama amat dahh," tekan jihoon.
Pembayaran selesai, mbak kasir menyerahkan kartu itu kembali. "Makasih"ucap judes Jihoon. Lalu Jihoon pun pergi.
Mbak kasir itu salting brutal ketika ia di sebut 'mbak cantik'.
~
Di rumah
Sekarang Jihan ada di kasur nya bersama si bibi tadi.
"Bibi juga gak tau, tuan Jiun mau kemana?" jawab nya setelah menceritakan kepergian Jihoon tadi.
"Jiun??" tanya Jihan heran.
Wanita bernama Kim Hana itu mengangguk.
"Iya tuan Jiun"
"Kenapa jadi Jiun?"
"Lohh emang nya, non Jihan gak tau ya. Kalo tuan sering manggil dirinya sendiri pake sebutan Jiun. Tapi... cuma kalo lagi sama bibi aja sih," jelasnya.
Jihan menganggukan kepala nya.
"Bibi kerja di sini udah berapa lama?" tanya Jihan.
"Baru sekitar tiga tahunan, setelah kakaknya bibi yang kerja disini meninggal. Dan bibi ngegantiin kakaknya bibi yang kerja disini yang dulu jadi baby sitter nya tuan Jiun dari sejak lahir," tuturnya.
"Berarti bibi tau semuanya dong tentang bang Ji," kata Jihan.
"Gak semuanya juga, karena kakak bibi gak ceritain semuanya tentang tuan Jiun ke bibi. Cuma tau beberapa hal yang penting nya aja,"
"Boleh ceritain gak? Mumpung orang nya lagi pergi," titah Jihan dengan matanya yang berbinar.
Bi Hana mengangguk, "Ini tentang kebiasaan nya, tapi kalo sekarang gak tau masih berlaku atau enggak. Karena kan tuan Jiun sekarang jarang ada di rumah," mendengar itu Jihan mengangguk dan mendekatkan duduk nya pada wanita itu.
"Dulu, tuan Jiun kalo mau tidur harus di kelonin dulu biar bisa tidur nyenyak lohh," bisik nya. Jihan membulat kan matanya kaget.
"Seriusan?!" Jihan memastikan.
Bi Hana mengangguk, "iya, terus juga kalo misalnya bangun pagi-pagi dia selalu minta di puk-puk dulu kepalanya atau di elus-elus kayak anak kucing gitu," Bi Hana terkekeh menceritakan hal lucu tentang Jihoon itu.
Saat mereka asyik membicarakan si anak gorila ... ehh anak kucing, eh anak manusia deh.
"Ekhem! ekhem! ekhem lagi pada ngomongin apaan nih bisik-bisik," Jihoon muncul entah dari mana.
Jihan dan Bi Hana langsung stay cool.
Jihoon melangkah menuju kasur Jihan.
"Habis ngerampok lo?" celetuk Jihan, karena melihat Jihoon masih memakai masker dan topi. Dan kantong kresek di tangan nya.
"Ngerampok bapak mu botak" ketus Jihoon lalu membuka masker dan topi nya, lalu duduk di kasur.
"Nihh, gue beliin ini buat lo." Jihoon menyerahkan kantong plastik itu pada Jihan. Jihan menerimanya dan membuka isinya.
"Widih, abang gue perhatian juga ternyata. Kirain lo pergi emang ninggalin gue... eh ternyata." ucap Jihan antusias. Jihoon hanya tersipu mendengar perkataan Jihan barusan.
"Aahh... Baper gue, kenapa lo baik banget sih." ucap Jihan dramatis.
"Gue emang baik, lo nya aja yang kek punya dendam pribadi ke gue. Mana lo manggil gue jigong gorila lagi. Padahal awalan nama lo juga 'Ji' sama aja kek nyindir diri sendiri." Jihoon mengeluarkan unek-unek di hatinya. Kenapa jadi Jihoon yang sensi an ya.
Jihan cengengesan.
"Perut lo masih sakit gak?" tanya Jihoon.
"Masih lah,"
"Mau gue elusin gak?"
"Ogah!!"
"Tangan gue anget loh, kayak hotpack." ucap nya dengan alis yang di naik turunkan.
"Gak mau jigong, gue bilang!" ketusnya.
"Yodah, sekarang lo makan. Habis itu minum obat terus tidur, jangan bikin gue khawatir terus." ucap Jihoon dengan nada bicara lembut.
"Bibi bikin makanan dulu ya?" Bi Hana beranjak.
Setelah wanita itu pergi.
"Makasih ya." ucap Jihan lagi.
"Buat apaan?" jawaban Jihoon terdengar pelan.
"Iya buat ini, lo pasti malu kan beli ini. Gue nggak minta dan stok gue juga masih ada. Tapi lo mau bela-belain buat beli lagi." tuturnya.
"Kan gue gak bisa ngebantuin gimana cara biar perut lo berenti sakit, tapi dengan ini semoga aja mood lu balikan. Gue cuma gak mau liat lo kesakitan kayak tadi. Gue tau dari kakaknya Yoshi yang katanya kalo sakit perut pas lagi dapet tuh, Sakit nya gak bisa di jelasin pake kata-kata, dan yaa gue bantu pake ini aja." jelas nya.
Jadi Jihoon tuh gak cuma beliin Jihan pembalut tapi juga beli kiranti, obat pereda nyeri dan berbagai makanan ringan lainnya.
Dan Jihoon tau tentang itu dari kakak perempuan nya Yoshi, entah kapan itu. Jihoon gabut dan nanya-nanya soal begituan.Tbc.
~~~Perasaan nih cerita makin gaje aja deh.
![](https://img.wattpad.com/cover/350079439-288-k616831.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Posesif Brother || Jihoon Treasure ✔
De Todo"Kan gue udah jadi adek lo, masa mau dendam." ~ "Yaudah nikah sama gue, biar jadi marga Park."