5. Ternyata Kita Beda

1.4K 74 2
                                    

"Tuhan, gue gabisa kalo beda kaya gini" Bathin Salma.

Lamunannya tersadar saat Rony bilang "Hei Sal, lo kenapa?"

"Eh engga ron, ayo pulang ah"

"Lo yakin mau pulang? Makan juga belom"

"Iya ayo balik, besok kan audisi, gue pengen istirahat aja" Kata Salma.

Rony pasrah, akhirnya mereka pulang. Sepanjang jalan tidak ada yang berbicara. Hanya hembusan angin dan ramainya jalanan ibu kota yang menemani mereka sepanjang jalan pulang.

Saat sampai di depan kost-an Salma, Rony pun bertanya kembali.

"Sal, lo yakin lo gapapa?"

"Iya gue gapapa, gue masuk ya. Bye" Salma langsung masuk ke dalam kostnya. Sedangkan Rony, dia langsung pulang dengan segala pemikirannya.

"Sal, sebenernya lo kenapa? Kok gue ngerasa ada yang janggal ya. Plis jangan jadi beda, gue udah nyaman banget sama lo" Bathin rony.

Setelah masuk kostnya, Salma langsung menghubungi Novia supaya Novia ke kamarnya. Novia pun langsung ke kamar Salma setelah dapat notif Whatsapp dari Salma.

"Sal, lo kenapa?" Tanya Novia heran melihat Salma yang cemberut, padahal setaunya dia baru saja pulang main dengan Rony.

"Gue bingung nov"

"Bingung kenapa Sal?"

"Gue bingung sama perasaan gue sendiri"

"Lo kenapa? Suka sama Rony?"

Salma terdiam, dia hanya menunduk sambil memilin kaosnya.

"Prediksi gue bener kan? Lo jangan ngumpat dia mulu, akhirnya lo juga yang kesemsem sama tuh laki" Omel Novia.

"Tapi masalahnya bukan disitu Nov"

"Terus apa masalahnya Salma?" Novia menekan kata Salma karena gereget dengan tingkah Salma.

"Masalahnya ternyata kita beda agama Nov" Ucap Salma sedih.

"Hah? Serius lo sal? Wajah rohis gitu bukan islam? Anjir gue kira dia islam loh sal" Novia kaget kalau Rony ternyata bukan islam.

"Iya Nov, gue takut perasaan gue lebih dalem lagi kalo gue terus deket sama dia. Tapi gue juga udah nyaman sama dia Nov"

"Kalo lu emang suka sama dia, ya gapapa Sal. Gaada yang bisa larang perasaan. Tapi, gue saranin jangan sampai lanjut tahap serius kalo emang dia beda sama lo. Ribet urusannya kalo benteng nya tinggi. Kalo buat dijadiin TEMEN sih gapapa Sal" Saran Novia.

"Iya juga sih ya, gue harus buang perasaan ini jauh-jauh" Jawab Salma.

"Nah iya, lo harus legowo Sal. Jangan dipaksa ya" Kata Novia menenangkan.

"Iya thanks ya Nov"

"Iya selow, besok lo nyanyi apa buat audisi?" Tanya Novia.

"Gue gatau, masih bingung." Jawab Salma.

"Idih, cepet latihan, yang ikut audisi ga cuma kita!" Kata Novia.

"Iya iya tau, biarin lah. Lolos syukur, engga juga gapapa. Gue anggep ini buat hiburan. Pengalihan kita dari suntuknya tugas kuliah" Jawab Salma.

"Eh gimana kalo lo nyanyi intro? Lagu ciptaan lo sendiri. Pasti bagus tuh" Saran Novia.

"Lihat besok deh" Jawab Salma.

"Yaudah gue balik kamar ya, lo istirahat Sal"

"Iya, thanks ya nov"

Salma kembali sendiri di kamarnya. Dia sedang memilih lagu untuk audisi besok. Diajuga berencana akan menyanyikan lagu intro sesuai saran Novia. Saat sedang asik menyanyi, tiba-tiba notif Whatsapp nya menyala. Ternyata dari Rony.

"Hai Sal, lo lagi apa?"

"Mau tidur" Balas Salma.

"Sal gue ada salah ya? Kok jutek banget?"

"Ngga kok" Balas Salma masih singkat.

"Sal, gue minta maaf ya kalo gue ada salah, gue cuma mau ingetin besok audisi jangan lupa ya. Good night Sal. Besok gue jemput ya"

"Gausah,  gue bareng Novia" Balas Salma.

"Sal, lo kenapa? Plis kasih tau gue. Jangan beda gini" Balas Rony.

"Ron, kita jangan terlalu deket ya? Jadi temen biasa aja. "

"Kenapa Sal? Lo punya cowo?" Balas Rony.

"Bukan, ya karena kita beda Ron. Gue gamau kita keterusan hingga akhirnya punya perasaan lebih, padahal kita beda."

"Beda apanya sih sal? Gue ga ngerti!" Balas Rony.

"Agama" Balasan Salma mampu membuat jantung Rony terasa berhenti berdetak. Oh, jadi ini alasan kenapa dari tadi Salma menjadi beda?

"Oh gitu ya sal. Yaudah, sukses buat besok ya. Thanks and bye" Balas Rony.

Salma terdiam melihat balasan Rony. Sakit sebenarnya, tapi apa daya? Dibiarkan rasa itu akan semakin menjadi. Lebih baik menjauh dan tetap menjadi teman seperti biasanya.

Salma dan Rony sama-sama hanyut dalam fikirannya masing-masing. Mereka malah tidak selera untuk memilih lagu. Yang ada mereka hanya tiduran sambil memejamkan mata, hingga akhirnya mereka terlelap dalam tidurnya.

Sebuah KepercayaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang