Akhir

1K 53 6
                                        

Happy reading
Warning⚠
Adegan kekerasan
Harap bijak dalam membaca
Tidak untuk dipraktekan okey!

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Manik obsidian coklat itu menatap sekeliling. Ruangan yang asing. Kepalanya berdenyut,namun tangannya tertahan tak dapat menjangkau kepalanya. Matanya membulat ketika mendapati kedua tangan dan kakinya di rantai. Mahen mencoba melepaskan rantai itu. Tapi usahanya sia-sia,Erlan telah menyematkan sebuah gembok disana.

"Ah dimana ini? Sshh...kepala gue pusing banget..." Mahen memejamkan mata merasakan pusing dikepalanya. Dia mengingat kejadian yang telah menimpanya. Masih belum percaya kalau Erlan akan berkhianat padanya dan juga papinya.

"Sayang kamu udah bangun?"

Mahen menoleh ke arah pintu. Jantungnya serasa berhenti berdetak melihat seorang wanita masuk dengan kursi roda.

"Cla-Clara..." lirih Mahen gugup.

Clara tersenyum manis. Dia membawa kursi rodanya mendekat ke arah ranjang. Tangannya terulur hendak mengelus surai gelap Mahen. Mahen reflek beringsut mundur saat tangan itu sudah menempel di surainya. Clara terkekeh melihat raut khawatir Mahen.

"Kenapa boy? Kamu takut sama aku? Bukankah dulu kita bersama?" Tanya Clara masih dengan senyum manisnya.

"Mau apa lo? Lepasin gue!" Bentak Mahen.

"Kenapa? Kamu nggak kangen sama aku? Kita nggak ketemu tiga tahun lho," Clara memasang wajah sedih.

"Nggak sudi gue kangen sama pembunuh macam lo!" Bentak Mahen emosi. Tangannya masih berusaha melepaskan diri.

"Jadi kamu masih benci aku,ya?" Clara berucap lirih dengan wajah menunduk. Tapi kemudian dia mengangkat wajahnya menampilkan senyum licik.

"Aku tak peduli kamu benci aku atau nggak. Karena mulai sekarang,kamu akan bersama denganku selamanya...hahaha," Clara tertawa seperti orang gila. Mahen dibuat bergidik karenanya.

"Lo gila..." desis Mahen.

Brakkk!!

Pyaaarrr!!

Clara melempar nampan yang dibawanya hingga membuat mangkuk dan gelas diatasnya hancur berkeping-keping. Mata Clara menatap tajam ke arah Mahen. Otak Mahen serasa mengirim sinyal bahaya. Mahen memundurkan tubuhnya dengan susah payah. Sial! Pergerakannya tertahan tembok.

"GUE NGGAK GILA!! LO SEMUA YANG GILAA!!" Clara berteriak tak terima. Mahen terkejut. Apalagi saat melihat Clara naik ke ranjang dan menghampiri Mahen. Mahen tak bisa menghindar saat Clara mencengkeram tangannya.

"Arrgghhh..."Mahen tersentak saat Clara menduduki dadanya. Wanita itu tak segan mencekik leher Mahen. Mahen dapat melihat kemarahan di mata Clara dan nafas yang memburu.

"Cla-Clara...le..lepashh...akkhhh..." Mahen merasa pasokan oksigennya makin menipis.

"MATI LO MATI!!" Teriak Clara semakin mengeratkan cekikannya.

"ASTAGA CLARA!!" Erlan begitu terkejut melihat keadaan Clara. Dia merogoh saku celana dan mengeluarkan sebuah suntikan kecil.
Bergegas Erlan menghampiri Clara dan menyuntik lehernya.

Seven Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang