Semakin buruk

1.1K 52 4
                                    

Jangan lupa votmen guys!!

"Ngapain lo disini?" Tanya orang itu sambil mendudukkan diri di depan Mahen.

Mahen menatap heran pada orang di depannya. Tak asing sih,cuma dia agak lupa dengan siapa orang ini.

"Em,siapa,ya?" Tanya Mahen.

"Aduh...masa lupa sih? Gue Joseph temen Reyhan," Joseph tersenyum. Sesekali matanya melirik ke arah Erlan yang tengah menatapnya dengan tatapan sulit diartikan.

"Oh...Joseph teman se fakultas Rey,ya? Sorry nih,lupa gue. Maklum faktor umur keknya hehe," Mahen terkekeh kecil.

"Gak papa bang. Biasa. Oh iya,lo ngapain disini?" Tanya Joseph. Tangannya bergerak mengambil HPnya yang bergetar.

"Abis ketemu klien. Kalo lo?" Mahen meraih gelasnya. Ekor matanya melirik Joseph yang baru saja melihat HP nya.

Prangg!!

Gelas ditangan Mahen jatuh saat Joseph tiba-tiba berdiri dan tak sengaja menyenggol meja,membuat sudut meja menyenggol Mahen dan membuat jus semangkanya tumpah membasahi pakaiannya.

"Bang sorry bang. Gu-gue nggak sengaja," ucap Joseph buru-buru setelah melihat akibat perbuatannya.

"Ah nggak papa santai aja. Lo kenapa? Kok kaya kaget gitu?" Mahen melepaskan jasnya yang basah. Tangannya membersihkan kemeja bagian dalam dengan tisu.

"Gue baru dapet kabar dari Laskar bang. Katanya Reyhan di rumah sakit," jawab Joseph dengan raut khawatir. Matanya kembali melirik Erlan yang sudah menatapnya tajam sedari tadi.

"Apa?! Kok bisa Rey masuk rumah sakit?!" Tanya Mahen ikut kaget.

"Dia kecelakaan waktu jemput adik-adik lo bang. Ayo bang bareng gue aja ke rumah sakitnya. Gue mau kesana sekarang," Joseph menatap Mahen cemas sambil sesekali melirik Erlan.

"Ouh ya ud-"

"Hen,lo sama gue aja," potong Erlan. Matanya menatap tajam Joseph.

"Eh?"

"Nggak. Lo bawa mobil. Jalanan macet. Pasti bakal lama sampai ke rumah sakitnya," protes Joseph menantang tatapan elang Erlan.

"Gue bisa lewat jalan pintas," bantah Erlan.

"Enggak! Cepet pake motor. Ayo bang," Joseph menarik tangan Mahen. Mahen sempat terkejut. Tapi dia makin terkejut saat Erlan ikut mencengkeram tangannya menahan langkahnya.

"Lepas. Biarin Mahen bareng gue," desis Erlan tajam.

"Nggak," tolak Joseph.

"Kalian kenapa sih? Hah? Cuma perkara gue bareng siapa doang. Gue keburu panik anjir," gerutu Mahen yang semakin khawatir dengan keadaan adiknya. Tapi dua orang ini malah saling melempar tatapan tajam. Mahen juga baru sadar. Sejak kapan sekertarisnya ini kenal dengan sahabat Reyhan?

"Lo berdua saling kenal?"















"AARRGGHHH!!" Pekikan di dalam ruangan itu membuat orang yang sedari tadi menunggu di luar tersentak. Satria dengan tergesa mendorong keras pintu ruang rawat inap putranya. Dilihatnya sang putra yang sudah menggeram kesakitan di ranjang pesakitannya sambil memegang perutnya yang mengucurkan darah. Satria sempat melihat orang berpakaian serba hitam tengah kabur lewat jendela ruangan Reyhan.

Seven Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang