Adek baru?

931 61 1
                                        

Mahen terlelap di kasurnya. Jam masih menunjukkan pukul 4 dini hari. Mahen sendiri baru tidur pukul 1 tadi karena mengerjakan tugas yang sempat menumpuk gara gara ia cuti tiga hari untuk membantu keluarga pak Dul yang terkena musibah.

Iya,pak Dul yang menjadi incaran Haikal dan Nathan itu telah meninggal disaat adik adiknya berencana ngepet disana. Bayangkan reaksi mereka. Mereka sempat shock bahkan meminta maaf di kuburan pak Dul. Untung nggak jadi ngepet mereka. Kalau iya malah papasan sama malaikat izrail kan gawat.

Ting!

Sebuah pesan masuk di HP Mahen. Mahen sama sekali tak berniat membuka pesan itu hingga akhirnya suara notifikasi berbunyi berulang ulang membuat telinga Mahen gatal.

Tangannya mencoba mengambil HP di atas nakas. Matanya menyipit melihat beberapa pesan yang dikirim nomer tak di kenal.

08**********
P
Ping
P
Pp
P
Assalamu alaikum
P
Pp
P
WOY!

Mahendra
Waalaikum salam
Maaf WC kami sudah nggak mampet lagi

08**********
Hey...kamu kira saya ini tukang sedot WC apa?😑

Mahendra❤
Oh maaf
Kalo mau nawarin panci besok aja sama adek saya
Saya nggak ngerti yang begituan

08**********
Malah dikatain tukang sales
Enak aja😤

Mahen meraup wajahnya kasar. Sudah cukup kesabarannya habis. Mengganggu tidur nyenyaknya saja orang ini.

Mahendra❤
MAKANYA JANGAN ISENG ANJIR!!
NGGAK LIAT JAM LO?!
INI MASIH PAGI BELUM JUGA SUBUH!!

08**********
Beh mulutnya sama papi sendiri ....
Jahat amat si aa kasep😢

Mata Mahen membulat seketika. Dia langsung duduk tegak dan menelfon nomer itu.

"Assalamu alaikum"

"Waalaikum salam. Ini bener papi?" Tanya Mahen mengerjapkan matanya tak percaya. Kenapa papinya masih bisa ganti nomer walau pun lagi blusukan? Mana inget nomer dia lagi.

"Iya lah. Bukan tukang sedot WC apalagi sales. Ini papi mu terganteng tau,"

"Abisnya papi ganti nomer. Mana ngechatnya jam 4 lagi. Mahen baru tidur jam 1 tau pi,"

"Hahaha...nggak papa. HP papi ilang. Nyemplung di danau toba kemarin waktu mancing,"

"Lah dah sampe Sumatra aja. Ouh iya ada apa pi? Tumben papi nelfon jam segini?" Tanya Mahen.

"Bang..."panggil Reyhan yang berniat membangunkan Mahen untuk shalat. Mahen menyuruh Reyhan duduk disampingnya.

"Siapa?" Tanya Reyhan.

"Papi," jawab Mahen.

"Itu Reyhan ya?"

"Iya pi. Papi kapan pulang? Inget rumah kan pi?"

"Ini papi telfon mau ngasih tau kalian. Sore mungkin papi sampai rumah....jadi....aduh sinyalnya buruk nih. Papi masih di hutan Sumatra.....intinya papi nanti sore sampai rumah. Jemput ya ?Papi sama adek baru kalian lho...."

Seven Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang