Don't forget to
Vote and coment guyss!!
Ada adegan kekerasan⚠
Bijak dalam membacaNathan menatap tajam Dio yang duduk dibelakang kursi kemudi. Nathan yang duduk disamping Dio menoleh memastikan keadaan si kembar. Candra memeluk erat Jefran yang masih pingsan. Ingin rasanya Nathan memberontak. Tapi Dio bahkan tidak memberinya ruang lebih dengan sebuah pisau yang tertempel di perut Nathan.
"Makhsud lo apa? Hah?" Tanya Nathan emosi.
"Nggak ada makhsud. Cuma ngejalanin tugas aja," jawab Dio santai.
"Brengsek lo. Beraninya lo khianati abang gue," geram Nathan. Dio semakin menempelkan pisau itu.
"Lo mending diem sebelum pisau ini bener-bener nyelakain lo,"ancam Dio sambil melirik Nathan tajam.
"Gue sebenernya nggak ada urusan sama lo atau bokap lo. Cuma, mumpung ada yang ngasih kesempatan seenggaknya gue bisa balas dendam sama Reyhan," lanjut Dio sambil menyeringai. Nathan mengepalkan tangannya erat.
"Abang...hiks...," Candra terdengar terisak. Nathan menoleh dengan cemas. Dio yang mendengar isakan Candra jadi kesal. Dia menepikan mobilnya.
"BISA DIEM NGGAK LO?! BERISIK TAU NGGAK?!" Bentak Dio.
"Hiks..hiks...papi....hiks,"Candra makin menangis. Dio yang geram langsung keluar dari mobil. Dengan kasar dia membuka pintu belakang.
"Aarrghhh..hiks..." Dio menarik rambut Candra hingga mendongak. Tangannya merogoh saku jaket dan mengeluarkan sebuah kain. Nathan sudah mengambil ancang-ancang untuk menolong Candra.
"Lo diem disitu. Kalo nggak gue bakal celakain adek lo," ancam Dio sambil menunjuk Nathan dengan pisau. Nathan hanya bisa pasrah melihat Dio dengan kasar membungkam mulut dan hidung Candra dengan kain itu. Candra meronta namun hal itu sia-sia saja. Pergerakan Candra makin melemah seiring kesadarannya yang menghilang.
Dio melepas jambakannya dengan kasar hingga membuat kepala Candra dan Jefran terbentur cukup keras.
Dio masuk dan kembali menodongkan pisau ke arah perut Nathan. Nathan menangis dalam diam. Dalam hati ia berharap keluarganya bisa segera menemukan mereka.
Mobil mulai masuk ke kawasan hutan. Mereka masuk semakin dalam hingga nampak sebuah rumah tua.Dua orang mendekat begitu mobil mulai mengurangi kecepatan.
Dua orang itu membuka pintu belakang dan membawa si kembar keluar. Dio membuka pintu samping tempat Nathan berada.
"KELUAR LO!" Bentak Dio sambil menyeret tangan Nathan kasar.
Nathan menatap Dio sengit. Dio berbalik hendak menutup pintu.Melihat Dio tengah lengah,Nathan dengan sekuat tenaga memukul wajah Dio hingga membuatnya tersungkur. Nathan berlari menjauhi Dio.
"ANJING!! JANGAN LARI LO!" Umpat Dio sambil memegang wajahnya yang panas. Nathan mempercepat larinya saat dua orang telah mengejarnya.
Nathan bersembunyi di balik batu besar. Kedua orang yang mengejarnya terus berlari melewati tempat persembunyiannya. Seseorang menepuk pundak Nathan membuatnya berjengit kaget.
"Tolong...jangan sakiti gue....gue mohon....hiks..." Nathan menutup mata karena takut.
"Hei sstt...Nathan....jangan takut..." merasa familiar dengan suara itu,akhirnya Nathan memberanikan diri mengangkat wajahnya menatap pria di depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Brothers
Fanfictie"Kita itu saudara...jadi kita harus jadi penguat satu sama lain..." Kisah tujuh bersaudara yang ditinggal sang papi traveling katanya biar nggak cari mami baru dan anak anaknya jadi mandiri Kehidupan yang semula tenang perlahan terusik. Bahaya mende...