Hilang

1K 55 4
                                    


Hey yo!! Aku up lagi nieh😁
Sebelum baca vote and coment❤

Jefran ngotot ingin pergi ke sekolah. Dia merasa sudah enakan dan merasa bosan jika terlalu lama dirumah. Sudah dua hari dia izin,dan dia merasa benar benar bosan. Apalagi dia mendengar kalau hari ini sekolah akan mengadakan kunjungan ke museum. Kan dia juga pengen ikut.

"Ayolah bang...Jefran pengen sekolah. Udah sembuh ni loh," rengek Jefran yang bergelayut ditangan Mahen yang baru saja mandi. Bahkan Mark sendiri masih memakai bathrobnya. Tangannya sibuk mengeringkan rambut.

"Jefran masih sakit. Besok aja kalau mau sekolah," tolak Mahen. Sembuh dari mana? Suara aja masih serak begitu...

"Alah....tinggal pusing dikit ini loh. Boleh ya bang..."rengek Jefran lagi. Mahen menghela nafas. Dia beralih menatap Jefran sambil memegang pundak Jefran.

"Jef,dengerin abang. Lo harus sembuh total dulu kalau mau sekolah. Besok aja ke sekolah. Hari ini istirahat saja dulu di rumah,ya," Mahen mencoba memberi pengertian. Jefran semakin mewek mendengar perkataan Mahen.

"Abang...."

"Sekali nggak ya nggak," potong Mahen.

"Abang jahat!" Dengan kesal Jefran keluar kamar Mahen. Mahen meraup wajahnya kasar. Sebenarnya ia tak mau berkata begitu. Dia beralih mengambil HPnya,membaca pesan dari Satria yang dikirim pagi tadi. Mahen menggenggam erat HPnya.














Papi

Mahen,pastikan adik-adikmu keluar dengan penjagaan.
Jika Jefran masih sakit,jangan biarkan dia keluar. Keadaan sedang tidak aman.

"Bang..."

Mahen menoleh menatap Reyhan yang berdiri didepan pintu. Reyhan menghampiri Mahen yang masih menggenggam erat HPnya.

"Bang,izinin Jefran sekolah hari ini. Kasihan,dia pengen ikut acara disekolahnya hari ini," bujuk Reyhan.

"Gue juga aslinya mau ngizinin,tapi keadaan luar lagi nggak aman Rey," Mahen nampak frustasi.

"Makhsudnya?" Tanya Reyhan bingung.

Mahen memberikan HPnya yang masih menampilkan chat dari Satria. Reyhan ikut kaget setelah membaca pesan dari papinya itu.

"Tapi bang,nanti Johan sama yang lain keluar lingkungan sekolah. Katanya mau kunjungan ke museum," kata Reyhan ikut cemas.

"Karena itu Rey,gue nggak ngizinin Jefran ikut. Dia belum sembuh. Nanti kalo dia kenapa-napa gimana? Belum lagi Johan sama yang lain," tutur Mahen.

"Kalo Johan,Haikal,sama Nathan gue yakin mereka bisa jaga diri. Tapi Candra sama Jefran?" Mahen meraup wajahnya kasar.

"Bang ada baiknya lo kasih izin Jefran ikut. Dia nangis sampe sesek tadi. Soal penjagaan,gue kan bisa minta anak buah gue untuk mantau mereka," kata Reyhan. Asal tau saja,pendiam begini Reyhan itu seorang ketua geng motor. Hanya saja memang ia tak terlalu aktif mengurus gengnya. Karena ia sudah menyerahkan tugas itu kepada Laskar dan Joseph.

"Ya udah,Jefran dimana?" Tanya Mahen.

"Di kamar,tadi lagi ditenangin sama Nathan sama Candra,"

Mahen segera pergi ke kamar si kembar. Dirinya bahkan masih memakai bathrob. Ada rasa menyesal saat ia melihat Jefran yang menangis sesegukan di pelukan Candra. Sedangkan Nathan sedang mengolesi dada Jefran dengan minyak kayu putih untuk sedikit melegakan pernafasannya.

Mahen menepuk pundak Candra. Dengan gerakan mata ia meminta Candra pindah. Candra mengerti dan pindah duduk dibawah bersama Nathan. Mahen menarik Jefran ke dalam pelukannya.

Seven Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang