Reyhan menyelimuti tubuh Jefran. Tak lupa mengompres dahi Jefran yang semakin menghangat. Duo curut yang mengikutinya sudah asik dengan PS milik Candra yang ada di kamar itu. Ya kan Candra sama Jefran satu kamar maka dapat dipastikan semua barang Candra juga ada disana.
"Bangsat belakang itu cok!" Umpat Laskar.
"Anjing lo! Diem deh. Gue bisa tangani," balas Joseph.
Reyhan menghela nafas lelah melihat dua temannya itu. Mana volumenya full lagi,membuat Jefran menggeliat gelisah di kasurnya.Yah namanya juga Reyhan,sabarnya maa syaa Allah..........setebal jembatan sirotol mustaqim:)
Tanpa banyak kata,Reyhan lantas memukul kepala Joseph dan Laskar dengan nampan rotan yang ia gunakan untuk membawa susu dan buah dari dapur.
"Awww!! KDRT lo Rey!" Pekik Joseph sambil mengusap kepalanya yang sakit.
"Lo curut berdua,brisik tau nggak?! Jefran mau tidur. Sono keluar," usir Reyhan dengan dagunya.
"Ah elah...baru juga main nih kita. Belum juga satu level," protes Laskar.
"Dari pada gue ngusir lo berdua pulang,mending lo berdua duduk anteng dibawah sono,"usir Reyhan tak sabar.
"Tapi Rey_"
"_berani protes lo? Hah?" Joseph bungkam tak jadi protes lantaran Reyhan sudah menyorotnya dengan tatapan yang menyeramkan.
"Hehe nggak kok Rey...canda gue," ucap Joseph sambil cengar-cengir.
"Ya udah turun sono. Atau mau gue geplak lagi hah?" Tanya Reyhan yang sudah emosi. Matanya melotot sambil tangan kanan siap melempar nampan.
Laskar dan Joseph auto ngibrit melihat Reyhan yang sudah mode mak mak kompleks yang demo gara-gara harga bawang naik.
Reyhan menyabarkan hatinya. Dia kembali mengecek keadaan Jefran. Wajah Jefran merah, giginya gemeletuk karena kedinginan.
"Nanti biar dibujuk bang Mahen aja deh," gumam Reyhan mengingat Jefran yang bersikeras tak mau pergi ke dokter.
Reyhan menutup pintu kamar Jefran dan Candra pelan. Baru saja berbalik,dia dikagetkan dengan Satria yang sudah berdiri dibelakangnya.
"Astaghfirullah!! Papi ngagetin Rey aja,"ucap Reyhan sambil mengurut dadanya yang dag dig dug...serrrrr.
"Yang sakit siapa? Kata Mahen si kembar sakit?" Tanya Satria.
"Jefran pi. Demam tapi nggak mau periksa," jawab Reyhan.
"Papi mau liat. Tidur nggak?" Tanya Satria dengan raut cemas.
"Nanti aja pi. Jefran lagi tidur. Papi mending istirahat aja. Papi pasti capek kan abis liat pabrik cabang?" Kata Reyhan. Satria tersenyum. Tangannya terulur untuk membelai surai coklat Reyhan.
"Kamu memang paling mirip mami ya,Rey. Makasih udah perhatiin papi," ucap Satria terharu.
"Sama anak sendiri kaya sama siapa aja. Papi mau makan? Biar Rey masakin nasi goreng kesukaan papi," tawar Reyhan.
"Nanti aja. Kamu istirahat juga. Oh iya ngomong-ngomong kamu dapat dari mana dua setan itu?" Tanya Satria. Reyhan mengrenyit bingung. Tapi kemudian tergelak karena baru ingat pada dua curut yang ada dibawah.
"Ya ampun,makhsud papi Laskar sama Joseph? Mereka temen kuliah Rey pi,"jawab Reyhan sambil tergelak.
"Ouh...temen kamu? Bisanya kamu yang kaya gini punya temen spek setan begitu," kata Satria sambil berlalu ke kamarnya yang ada di lantai tiga.
Reyhan turun untuk memeriksa kedua temannya. Dilihatnya dua temannya itu tengah mabar di ruang tengah dengan mulut yang senantiasa mengabsen seluruh penghuni kebun binatang. Reyhan tiba-tiba jadi kepikiran sama omongan Satria tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Brothers
Fanfiction"Kita itu saudara...jadi kita harus jadi penguat satu sama lain..." Kisah tujuh bersaudara yang ditinggal sang papi traveling katanya biar nggak cari mami baru dan anak anaknya jadi mandiri Kehidupan yang semula tenang perlahan terusik. Bahaya mende...