Si bungsu dan trauma

1.1K 55 0
                                    

Mahen dan Reyhan turun dengan perasaan heran saat mendapati blacky-suruh sebut nama kata pawangnya-ada di halaman rumah mereka. Tanpa menunggu mereka segera masuk ke dalam rumah.

Mahen dan Reyhan mematung di depan pintu utama menyaksikan Jefran menangis sesegukan di sofa. Kepalanya bersandar pada bahu lebar Kevin yang sibuk mengelus punggung Jefran dan kepala Candra yang telungkup di pahanya. Bahunya berguncang hebat dengan isakan yang terus terdengar.

"Candra,Jefran,kalian kenapa?" Reyhan dan Mahen dengan panik menghampiri si kembar. Mahen berlutut di samping Jefran sedangkan Reyhan ikut bersimpuh di samping Candra

"Bang Mahen....hiks...Jef takut..." Mahen menarik Jefran kedalam pelukannya.

"Iya ini bang Mahen. Jef takut apa? Hem?" Tanya Mahen mencoba tenang. Pikirannya sejak tadi kalut mencoba menerka sebab kedua bungsu ini menangis hebat.

Jefran tak menjawab hanya terus terisak. Mahen tetap sabar menenangkan Jefran yang semakin kuat mencengkeram kemeja bagian belakangnya.

"Om tadi niatnya mau nganter Jefran. Jefran kumat tadi di sekolah. Eh taunya sampe rumah si Candra juga lagi nangis disini. Om kaget banget soalnya Candra ketakutan gitu," jelas Kevin sambil terus mengusap kepala Candra yang makin meracau di pelukan Reyhan.

"ABANG...CANDRA TAKUT BANG....HIKS...takut..."racau Candra yang kemudian melirih karena bocah itu semakin menenggelamkan wajahnya pada dada Reyhan.

"Abang disini oke? Jadi Candra nggak usah takut lagi..."Reyhan terus mencoba menghibur Candra sambil sesekali mengecup surai coklat itu.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikum salam.Sean? Ada apa?" Tanya Kevin pada Sean yang masuk terburu-buru.

"Nathan bilang trauma Jefran kambuh. Jadi gue cepet-cepet dateng untuk meriksa," jawab Sean sambil membuka tas peralatannya.

"Trauma? Bukannya udah sembuh?" Mahen menatap Kevin minta penjelasan. Sean sempat kaget melihat Candra menangis sedemikian hebat. Jadi dia segera memulai memeriksa Jefran lebih dulu.

"Tadi Jefran nggak sengaja liat Johan sama Haikal berantem. Mereka adu jotos juga malah,"jawab Kevin.

"Mereka itu..."desis Mahen.

"Kamu jangan ikut emosi Mahen. Nanti trauma mereka makin parah," tegur Sean.

"Terus Candra kenapa?" Tanya Reyhan yang menyangga kepala Candra yang terlelap walaupun masih terisak.

"Om juga bingung. Tadi waktu om samperin dia malah makin kejer. Dia juga sempet ngusir om tadi," Kevin ikut menatap lekat wajah Candra.

"Assalamu'alaikum,"

Kembali mereka menoleh dengan kedatangan si kembar titan dan Nathan. Mahen sudah menatap datar si kembar. Apalagi melihat lebam di masing-masing wajah mereka yang menunduk.

"Candra kenapa bang?" Tanya Nathan cemas sambil duduk disamping Reyhan. Reyhan hanya menggeleng sebagai jawaban. Karena ia pun tak tahu penyebabnya. Sean yang selesai memeriksa Jefran beralih memeriksa Candra.

"Kok udah pulang?" Tanya Kevin mengalihkan perhatian si kembar titan yang merasa terintimidasi dengan tatapan Mahen.

"Pulang awal om. Kata Nathan guru-guru ada rapat sama OSIS," jawab Haikal.

"Rapat apaan?" Tanya Kevin bingung.

"Rapat soal persiapan ujian kelas XII lah om. Gimana,sih kok bisa lupa?" Nathan memutar bola mata malas. Ada-ada saja tingkah kepsek satu ini.

"Oh yang itu? Lupa hehe..."lihat,saking santainya dia malah cuma cengar-cengir.

"Kepsek tapi kang bolos lo,"cibir Sean yang tengah memeriksa suhu tubuh Candra.

Seven Brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang