5🫒

588 22 0
                                    

maaf ya kalau cerita ini banyak typonya, nanti aku perbaiki kalau cerita ini sudah selesai.
terimakasih banyak karena sudah mampir membacanya.

happy reading 🌻

🥦🥦🥦

"Buruan!", sentak Arkana.

"Bentar kak".

"Ck, buruan!. Lo gak usah dandan, muka lo jelek. Mau lo pake semua tuh bedak gak ada bedanya!. Muka lo tetep sama gak berubah, tetep jelek. Yang ada makin jelek kalau pakai kayak gitu. Hapus!", Arkana kembali menyentak Faira.Membuat gadis itu terlonjak kaget.

Sebenarnya jika Faira memakai make up, gadis itu sangat mirip dengan Fairi, karena setiap harinya Fairi memang memakai make up tipis, dan Arkana membenci itu.

Arkana menarik paksa pergelangan tangan Faira membuat gadis itu merintih kesakitan, "lelet banget lo!".

Sesampainya di depan mobil, Arkana membuka pintu lalu mendorong Faira masuk dengan paksa, membuat kepala gadis itu terbentur di pintu, dan Arkana tak peduli akan hal itu. Ia menyetir mobil dengan kecepatan tinggi.

Arkana sangat ogah menjemput gadis disampingnya ini, jika bukan karena papanya yang memaksa ia tidak akan bergerak. Saat ia sampai di dalam rumah ia mendengar suara tangis Faira, gadis itu ketakutan karena tinggal sendiri apalagi sudah malam.

Saat memakai make up tadi, Faira hanya ingin menutupi mata bengkak nya saja karena terlalu lama menangis. Ia tak mau jika orang tua Arkana bertanya kenapa ia menangis. Tapi Arkana malah melarangnya, dan menarik tangan nya dengan paksa masuk mobil.

"Hapus yang ada di mata lo, gue gak suka liatnya" perintah Arkana namun Faira menolak. Arkana berhenti di tepi jalan menatap Faira penuh kesal.

Arkana meraih tissue basah, lalu melap habis make up yang ada di mata gadis itu. "Seenggaknya lo nurut sama gue!, jangan ngerepotin gue!", ucapnya dan terus membersihkan sisa-sisa make up di mata gadis itu sedikit kasar.

Arkana membuang tissue itu keluar mobil, lalu melajukan kembali mobil nya. "Gak usah nangis!, Jangan kayak bocah sd yang dikit-dikit nangis. Lo itu udah gede!, malu lah sama umur".

Namun Faira tak menghiraukan ucapan Arkana, gadis itu tetap menangis. Tak tahan dengan perlakuan kasar Arkana.

Arkana memukul stir mobil nya, "lo bisa diem gak sih!, Hah?!".

"Kalau lo gak diem, gue turunin lo disini. Gue tinggal sekalian, biar lo bisa ngabisin air mata lo disini!", sentak Arkana, Faira perlahan berhenti menangis.

Meski masih sesegukan setidaknya Arkana tak mendengar Faira menangis, kepala nya sangat pusing mendengar suara tangisan Faira. Faira menatap ke luar jendela mobil sembari memainkan jarinya, sesekali melirik Arkana yang memasang wajah datar. Laki-laki itu seperti tak ada semangat hidup.

🥦🥦🥦

Arkana menutup pintu mobil dengan kasar membuat Faira yang masih ada di dalam mobil terlonjak kaget, Faira keluar dalam mobil dan ikut menutup pintu dengan kasar juga. Arkana yang hendak masuk ke dalam rumah orangtuanya seketika menoleh ke belakang menatap Faira dengan tatapan membunuh.

"Lo ngapain tutup pintu mobil gue kayak gitu?", tanyanya dan menghampiri Faira.

"Biar rapat" jawab gadis itu enteng.

Arkana [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang