12🫒

433 21 0
                                    

🥦🥦🥦

Arkana berdiri di depan kamar yang di tunjukkan oleh Anin, setelah memberitahu Arkana dan Faira di mana mereka tidur ia langsung pergi untuk istirahat. Begitupula dengan Fairi, gadis itu juga sudah masuk di dalam kamar nya. Sedangkan pasangan suami istri itu malah sibuk berdiri menatap isi kamar. Arkana menoleh kebelakang menatap Faira yang tengah berdiri di belakangnya.

"Kayak nya kamar ini cukup buat gue aja" ucap Arkana sembari menatap ulang isi kamar nya. Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar, memeriksa seisi kamar. Faira ikut melangkah kan kakinya masuk ke dalam.

Arkana duduk di kasur, menatap Faira yang tengah menatap nya juga. "Ke kamar lo aja sana, sama Fairi. Kalau lo disini kasurnya mana cukup" ujar Arkana, Fairi menggeleng, "enggak, kak. Kalau Fai ke sana bibi bakal marah sama Fai" balas Faira.

Arkana tersenyum miring, "emang lo mau satu kasur sama gue?, Kalau gue ngapa-ngapain lo, emang gak papa?" Ucapnya. Faira dengan cepat menggeleng, "kalau kak Arka gak mau tidur di bawah biar Fai aja kak".

"Ya gak mau lah gue. Lo aja yang tidur di bawah" balas Arkana, Arkana naik ke atas kasur dan mulai merebahkan tubuhnya dengan nyaman, Arkana melemparkan satu bantal ke bawah untuk Faira gunakan. "Noh, bantal".

Faira mengangguk, "lampunya matiin, gue mau tidur" perintah Arkana.

Faira mematikan lampu kamar, kemudian menyalakan lampu tidur. Kakinya begitu dingin saat ia melepaskan kaus kakinya menginjak lantai, Faira kembali memasang kaus kakinya dan membaringkan tubuhnya di lantai yang begitu dingin. Gadis itu kembali bangun, menatap Arkana yang sudah memejamkan mata.

"Kak" panggil Faira pelan, Arkana yang belum tidur langsung menoleh kesamping menatap Faira, "kenapa?" Tanya nya.

"Dingin" ujar gadis itu.

"Mau tidur bareng gue?".

Faira tampak berpikir, kemudian akhirnya menggeleng. "Yaudah" balas Arkana acuh. Ia kemudian mengubah posisi tidur nya membelakangi Faira.

"Kak" panggil Faira lagi.

"Apaan?", tanya Arkana ketus tanpa mengubah posisi tidur nya.

"Dingin".

Arkana berbalik menatap Faira, kemudian duduk di depan Faira. "Ya terus, gue harus peluk lo gitu?", tanya Arkana sewot.

Faira menggeleng, "Fai juga mau ikut tidur di kasur, kak".

Arkana tersenyum miring, "emang lo mau kalau gue apa-apain lo?".

"Makanya jangan apa-apain Fai, kak. Nanti Fai sedikit jauh dari kak Arka" jelas Faira. "Ya gak bisa lah. Lo tidur bareng gue berarti lo siap gue apa-apain. Lagian gak ada salahnya juga apa-apain lo. Gue suami lo, jadi gue berhak atas diri lo. Yang salah itu kalau lo di apa-apain sama orang lain" jelas Arkana dan langsung mendapatkan gelengan keras dari gadis itu.

"Kenapa?, mau nolak?. Dosa lo!!".

"Fai gak mau, kak. Fai mau sek--".

"Idih!, lagian siapa juga yang nafsu sama lo!. Badan kecil kayak gitu kepedean amat gue apa-apain" potong Arkana cepat.

Arkana kembali membaringkan tubuhnya, kemudian menepuk tempat di sebelah nya. "Naik sini, kalau lo mau" ucap Arkana.

Dengan cepat Faira berjalan naik keatas kasur, ia tak mau Arkana berubah pikiran lagi dan menyuruhnya tidur di bawah, Faira membaringkan tubuhnya dengan pelan. Sesekali melirik Arkana yang tengah memejamkan mata.

Arkana [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang