8🫒

480 21 0
                                    

Salam kenal buat kalian, hayo kenalan dulu. Kalau kata pepatah mah, "tak kenal maka tak sayang". Jadi mari saling mengenal. Hehehe

happy reading 🌻

🥦🥦🥦

Langit siang hari sudah berganti dengan langit sore, dan Arkana baru pulang, Arkana membuka pintu rumah, ia langsung dikejutkan dengan Faira yang berlari menghampirinya sembari menangis dan langsung memeluk Arkana. Arkana kaget, mencoba diam dan mencerna apa yang di lakukan Faira. Setelah sadar, Arkana mendorong tubuh Faira hingga gadis itu terjatuh. "Lo apa-apaan sih!", ucap Arkana ketus.

"Lo kenapa, hah?. Ada maling?", tanya Arkana, ia berjongkok di depan Faira. Faira semakin menangis, "Faira takut kak, Faira takut sendirian di rumah. Kenapa kak Arka sama kak Arga ninggalin Faira sendiri?", cicit Faira pelan, ia menatap Arkana dengan mata sembab.

"Emang bi Susi gak nemenin, lo?", tanya Arkana. Faira menunduk, "Fai, gak tau kak" jawabnya.

Arkana menghela nafasnya, dirinya sangat lelah dari kuliah di tambah ia mengurus sesuatu sepulang kuliah tadi, membuat nya tambah lelah. Sesampainya di rumah bukannya bisa istirahat tapi ia malah di pusingkan dengan Faira. Arkana berdiri, "bi...", teriak Arkana.

Bu Susi yang berada di belakang rumah langsung lari terpogo-pogo mendengar Arkana memanggil namanya, "iya den?", sahut bu Susi sebelum sampai di depan Arkana.

Bu Susi langsung mengerti dengan tatapan Arkana, tatapan Arkana seakan meminta penjelasan dari bu Susi. "Saya seharian ini gak pernah pulang, den. Bibi di rumah terus, bibi juga sering liat non Faira di kamar. Kenapa bibi gak ada di samping non Faira terus?, karena bibi ngerasa gak enak kalau gak ngapa-ngapain. Jadi bibi tadi dari belakang rumah bersihin taman di sana, tadi bibi juga ngebangunin non Faira untuk makan, tapi non Faira bilang nanti aja, katanya non Faira mau makan bareng sama, den Arka" jelas bu Susi. Arkana mengangguk, lalu ia menyuruh bu Susi pulang untuk istirahat.

"Tapi saya belum masak buat makan malam den Arka dan non Faira" ujar bu Susi, ia tak enak jika pekerjaan nya belum selesai tapi sudah di suruh pulang.

"Enggak usah, bi. Yang bi Susi lakuin hari ini udah cukup, bibi sebaiknya pulang, besok baru kembali lagi. Kita juga mau makan diluar, kok. Jadi bu Susi pulang aja ya, makasih buat hari ini, bi" ucap Arkana, Arkana juga merasa tak enak karena bu Susi tidak pernah pulang. Seharusnya di siang hari bu Susi sudah pulang ke rumah, dan akan kembali lagi waktu sore.

"Yasudah den, bibi pulang dulu. Maaf karena gak buatin den Arka makan malam".

Arkana mengangguk pelan, "Gapapa, bi".

Bu Susi segera pamit, saat ingin melewati Faira, bu Susi berniat untuk membantu Faira berdiri. Namun gerakan nya terhenti karena suara Arkana. "Gak usah dibantu, bi. Dia bisa sendiri, bibi pulang aja" sahut Arkana. Mau tak mau bu Susi mengangguk. "Non Fai segera sembuh, ya" ucap bu Susi seraya mengusap pelan rambut Faira.

Faira hanya diam menatap kepergian bu Susi, sedangkan Arkana memilih naik ke kamar untuk membersihkan diri, meninggalkan Faira yang masih terdiam. Faira menoleh ke samping kiri dan  kanan mencari keberadaan Arkana, ia langsung berdiri saat matanya tak menangkap sosok Arkana.

Kakinya kembali berlari menaiki tangga, ia kembali menangis, dan jangan lupa ia berteriak memanggil Arkana. Sesampainya di dalam kamar, ia masih tak melihat Arkana. Ia berjalan masuk ke dalam dan terus memanggil Arkana. Arkana yang berada di dalam kamar mandi merasa kesal dengan Faira, Arkana membuka pintu kamar mandi, ia keluar dengan tampang kesal. Padahal dirinya baru ingin mandi.

"Lo bisa diem gak, sih?!", bentak Arkana.

"Kak Arka kenapa ninggalin, Fai?", tanya gadis itu.

"Halah!, bacot!", umpat Arkana kesal. "Gue mau mandi!, lo gak usah banyak ngangngong-ngangngong. Tiduran sana, mau mandi aja ribet banget" ujar Arkana sembari menunjuk kasur agar Faira tidur di sana dan tidak banyak omong.

Arkana [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang