31🫒

628 21 0
                                    

Haloooo, gimana kabar kalian??, baik lah ya.
Jangan lupa tinggalin jejak kaliann, yaaaaaa

budidayakan buat vote dulu sebelum membaca!!!.
makasihh.

>>>

"Kamu adalah luka yang tidak ingin aku akhiri"
-Arkana Sagana-

<<<

🥦🥦🥦

Arkana membuka pintu kamarnya, ruangan itu gelap. Ia menunduk ke bawah saat merasakan ada sesuatu yang di injak, cowok itu menyalakan lampu dan yang di injak tadi adalah kaki Faira.

Gadis itu sedang duduk di dekat pintu seraya memeluk kedua lututnya, "bangun", Arkana menggoyangkan bahu gadis itu pelan.

Faira mulai mengangkat kepalanya, menatap Arkana. Mata gadis itu kembali berkaca-kaca, padahal matanya saja masih sembab. Bahkan mata Faira terlihat bengkak, mungkin karena kelamaan menangis.

"Udah, ayo. Bentar lagi mau adzan. Sholat dulu" Arkana menarik pergelangan tangan Faira untuk ikut berdiri.

"Kalau lo mau nangis, nanti aja. Sholat dulu, wudhu. Tapi setelah gue mandi, gue pusing banget soalnya" Arkana beralih masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Faira yang tengah menangis.

Di dalam kamar mandi, Arkana hanya berdiam diri. Ia merasa mual, kepalanya sangat pusing. Mungkin karena kebanyakan minum, "lebay banget gue, baru minum satu botol aja udah bikin gue pusing kayak gini".

Tak lama setelah berucap, laki-laki itu akhirnya muntah.

Setelah selesai mandi, Arkana keluar dengan rambut yang basah, ia terlihat sangat fresh. Sangat berbeda dengan Faira yang penampilannya seperti orang gila.

Rambutnya acak-acakan, wajah kucel karena kelamaan menangis, mata memerah, bengkak pula.

Arkana menarik laci kecil yang ada di pinggir kasur, lalu mendekati Faira untuk mengikat rambut gadis itu yang berantakan.

"Sana mandi, gue tungguin. Kita sholat bareng, hari ini gue gak ke masjid dulu" Arkana mengambil sajadah lalu memasang peci di kepalanya.

Hampir sepuluh menit, Faira akhirnya selesai membersihkan diri. Ia mengambil mukenanya beserta sajadah. Arkana berbalik membantu Faira memasang mukenanya, Faira masih belum berhenti menangis.

"Nangisnya di jeda dulu, ya. Kan mau sholat, kalau mau nangis nanti aja kalau udah sholat. Sekarang di jeda dulu" ucap Arkana seraya tersenyum kecil menatap Faira.

"Muka lo lucu kayak gitu", Arkana mengusap pelan puncak kepala Faira.

Ia kemudian berbalik setelah memastikan Faira berhenti menangis.

Setelah melaksanakan sholat subuh, Arkana berbalik. Seperti biasa gadis itu akan mencium punggung tangan Arkana, kali ini Faira menciumnya cukup lama, Arkana bisa merasakan tangan Faira bergetar.

Gadis itu kembali menangis. Arkana mendekatkan kepalanya dengan kepala Faira, ia menyatukan kening keduanya sebentar, lalu mencium kening gadis itu lama.

Arkana memegang kedua pundak Faira, "dengerin gue!, liat gue Fai".

Cowok itu menyentuh perut Faira yang terhalang mukena, "siapapun anak yang ada di kandungan lo sekarang, gue gak peduli kalau itu bukan anak gue. Lo istri gue, jadi anak yang ada di dalam perut lo sekarang adalah anak gue, bukan anak orang lain".

Arkana [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang