24🫒

339 17 0
                                    

Halooo
Langsung aja ya..
happy reading 🌻

🥦🥦🥦

Faira mundur ke belakang saat melihat Arga turun dari mobilnya, tatapan gadis itu tiba-tiba berubah. Sebelum Arga datang, Langit sempat ada di sampingnya karena menunggu jemputan nya, berhubung jemputan nya sudah datang, jadi cowok itu pulang duluan.

"Tenang, Fai" ucap Arga mencoba menenangkan gadis itu.

Gadis itu menggeleng, "gue cuman mau ngomong baik-baik, tenang!", ujar Arga.

"Pergi, kak. Pergi!", teriak Faira.

"Pergi, sebelum aku teriak!".

"Enggak!, gue gak akan pergi sebelum ngomong sama lo. Gue mau bilang sesuatu sama lo", Arga mencoba menarik tangan Faira, namun gadis itu menyentak nya dengan kasar.

"Mau ngomong apa lagi?, bukannya semua nya udah jelas, ya?. Kalau kak Arga itu jahat!".

"Jangan bikin gue menderita, Fai. Jangan bikin gue gila, karena terus ngehindar sama gue",

Faira mengepalkan tangannya, dengan cepat Arga menarik pergelangan tangan Faira untuk menjauh dari depan sekolah. Meskipun terus memberontak, tenaganya masih tak cukup untuk melepaskan genggaman tangan Arga.

Setelah cukup jauh dari depan sekolah, Arga langsung melepaskan tangannya.

Plak!

Wajah Arga sampai tertoleh kesamping saking kerasnya Faira menampar nya. Air mata gadis itu turun begitu saja, bibirnya bergetar.

"Kak Arga mau, apa?, belum cukup buat nyakitin aku?".

"Gue minta maaf, Fai. Gue min--".

"MAAF AJA GAK CUKUP, KAK!!!", sela Faira cepat.

Cowok itu sampai kaget mendengar teriakan Faira, "gue ngerti, Fai. Tapi tolong, jangan bikin gue menderita kayak gini. Kalau itu terjadi, gue bakal tanggung jawab".

Faira mendekat, kedua tangannya memegang bahu Arga, "mau tanggung jawab, apa?. Tanggung jawab seperti apa yang kak Arga mau lakuin?", ucapnya dengan suara bergetar.

"Nikahin, lo".

Gadis itu terkekeh, "gila, kak. Kamu gila!".

"Gue emang gila, Fai".

"Lo tau apa yang bikin gue terobsesi banget sama lo?, Arkana. Dia yang buat gue jadi kayak gini, dia yang ngasih harepan besar sama gue, katanya dia gak bakalan suka dan cinta sama lo, tapi kenapa dia malah nyuruh lo buat jauhin gue?".

"Lo pikir, gue baru ngenal lo saat gue dateng ke rumah kalian berdua?, enggak. Gue udah kenal lo lama, gue udah suka sama lo udah dari lama, gue udah cinta sama lo udah dari lama. Jauh sebelum gue sahabatan sama Arkana".

"Lo satu-satunya harepan gue buat bertahan hidup, disaat semuanya gak berlaku adil ke gue, lo adalah orang yang bikin gue hidup sampai saat ini".

"Gue sempet ngikhlasin lo buat Arkana, tapi dia malah bilang kalau dia gak suka sama lo. Dan nyuruh gue buat dapetin lo lagi. Disitu gue seneng banget, Fai. Karena gue bisa deket sama lo, meskipun gue tau kalau gue ini salah".

Arkana [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang