💦Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.💦
💎Start : 2023
💎Finish : -
🦋Kisah tentang seorang gadis yang memiliki banyak cinta dalam...
Di hari Minggu pagi Nadira sudah berada di bandara Internasional Soekarno-Hatta untuk mengantar sang kakak pergi ke Makassar.
"Kalo udah selesai tugas cepet pulang ya, Kak." Nadira memeluk sang kakak sembari merengek seperti anak kecil yang akan di tinggalkan oleh ibunya.
"Iyalah, mau ngapain lama-lama di hutan! Enakan di rumah, ada yang masakin, ada yang manjain, ada yang minta uang mulu lagi." Laskar terkekeh melihat wajah cemberut Nadira karena ucapannya.
"Gala sama kak Riany kok gak dateng-dateng sih!" Nadira kesal karena sudah hampir setengah jam ia menunggu di bandara, namun kakaknya itu belum juga datang. Dan penerbangan Laskar tinggal lima belas menit lagi.
"Itu dia dateng." Laskar menunjuk ke arah adik keduanya yang baru saja datang bersama kekasihnya.
"Sorry ya, kak, telat!"
"Telat mulu idup lo! Sekali aja ontime gak bisa apa?!" Nadira menggerutu kesal.
"Sabar... Sabar... Nih gue punya sesuatu buat lo!" Galaksi memberikan setangkai bunga matahari pada Nadira yang sangat menyukai bunga itu.
Nadira berdiri dan memeluk galaksi yang masih duduk di kursi roda sampai saat ini. "Makasih Gala."
Instagram
nadiracheliaaa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❤💬↗️ Disukai oleh gheakalista_ dan 9.234 lainnya
nadiracheliaaaMy favorite flower🌻 Lihat 63 komentar lainnya
Setelah Laskar pergi Nadira menahan mati-matian air matanya agar tidak turun membasahi pipinya. Tapi usapan tangan Galaksi di lengannya, membuah air mata itu tumpah. Nadira menangis di pangkuan Galaksi dengan tangan Galaksi yang setia mengelus kepalanya sayang.
"Udah, Nad, malu lho di liatin banyak orang. Mending kita pulang yuk, kakak anterin." Riany merucap membuat Nadira memgangkat kepalanya dengan banyak bekas air mata di wajahnya.
Galaksi langsung bergerak mengusap air mata itu. Meski ia dan Nadira seperti kucing dan anjing bila bertemu, tapi ia tidak akan pernah membiarkan setetespun air mata Nadira turun di hadapannya.
Nadira menceritakan banyak hal saat perjalanan pulang menuju rumahnya. Dua puluh menit kemudian mereka sampai di rumah yang sudah setahun Nadira dan Laskar tempati.
"Bersih banget nih rumah, dulu waktu tinggal di rumah selalu berantakan kalo ada lo." Galaksi mencibir.
