🌟Epilog🌟

84 2 2
                                    

Happy Reading📖
Sahabat Zora
🌠
🌠
🌠

🕊🕊🕊

Pagi ini Nadira merasakan sakit yang sangat hebat diperutnya. Alfi langsung membawa istrinya itu ke rumah sakit. Sepertinya sudah waktunya istrinya itu melahirkan.

Alfi berjalan kesana kemari di depan ruang persalinan.

"Alfi, tenang, Nak, Nadira dan bayi kalian akan baik-baik saja." Zera memncoba menenangkan menantunya itu.

"Tapi, Bun---"

Oek... Oek... Oek...

Ucapan Alfi terpotong mendengar tangisan bayi dari dalam. Tak lama terdengar tangisan bayi kedua. Ya, Nadira mengandung bayi kembar. Tapi tidak ada yang tau jenis kelaminnya karena Alfi dan Nadira sengaja tidak melakukan USG jenis kelamin.

Dua suster keluar dari ruang bersalin itu dengan membawa bayi kembar Alfi.

Alfi mengambil salah satu bayi itu dan mengadzaninya. Dan satu lagi di ambil alih oleh Laskar.

Alfi menemui Nadira yang baru dipindahkan ke ruang rawat inap. Alfi tersenyum berjalan mendekati istrinya dan menciumi wajahnya berkali-kali.

"Kamu hebat, Sayang! Aku mencintaimu!" Nadira tersenyum haru dan mengusap wajah suaminya.

Suster datang mendorong box bayi mereka. Keduanya tertidur lelap di sana.

Nadira mengusap kedua buah hatinya lembut dengan tangis haru yang menetes dari pelupuk matanya.

"Aku udah siapin nama buat mereka." Nadira menoleh dengan tatapan bertanya. "Elvino Aiden Putra Dirgantara dan Alvina Aileen Putri Dirgantara."

Nadira tersenyum. "Namanya bagus. Aku suka."

Alfi kembali mencium kening istrinya dan beralih mencium kedua buah hatinya.

Semoga keluarga kita selalu bahagia, Alfi. Nadira tersenyum mematap suaminya yang sedang menganggu salah satu anaknya.

17 tahun kemudian

"Kak Elll!!! Cepetan! Nanti telat!" teriakan seorang gadis menggema di semua penjuru rumah.

"Berisik! Udah siap ini." saut sang kakak yang turun dari lantai atas.

"Aduh, kenapa teriak-teriak sih Alvina." Nadira keluar dari dapur sembari melepas celemeknya.

"Kak El tuh, Mom, nanti kan bisa telat sekolahnya!" Nadira hanya menggeleng melihat pertengkaran yang setiap pagi selalu terjadi diantara kedua anaknya.

"Lebay! Sekolahnya kan punya daddy. Santai aja kali!" ucap El yang dengan santainya menyantap roti yang sudah di persiapkan Nadira di meja makan.

"Ih sinting!" umpat Alvina.

"Al... Gak boleh gitu!" tegur Nadira. "Kak, ayo dong, Sayang. Cepet berangkat. Kasian lho adeknya udah nunggu dari tadi."

Elvino hanya memutar bolamatanya malas. Setelah meneguk susu ia bangkit dan mencium punggung tangan serta kening Nadira.

"Bye, Mom!"

"Bajunya dirapihin, Kak!" tegur Nadira.

Alvina dibuat sangat kesal setiap pagi dengan kelakuan kakak kembarmya itu. Setelah mencium punggung tangan Nadira, Alvina ikut menyusul kakaknya keluar dari rumah.

"Kenapa lagi sih anak-anak?" tanya Alfi yang baru keluar dari kamar.

"Ck, biasalah Alvino seneng banget jahilin adiknya. Kayak kamu ke Dinda dulu."

"Lha, kok aku."

"Elvino tuh nurun sama kamu semuamuanya! Kelakuan badboynya juga. Kesel deh!" Alfi terkekeh.

Cup..

"Tapi kan badboy ini yang buat kamu tergila-gila dan gak bisa pindah kelain hati walau udah terpisah 5 taun lamanya!" Nadira mendelik lalu mencubit pinggang Alfi membuat sang empunya mengaduh kesakitan.

•••SELESAI•••

🕊🕊🕊

Hallo... Hallo...
Sampai di kota mana aja nih... Yuk absen

Okey. Sahabat, Zora semua.
Sampai jumpa di next Story.

Aku ucapkan terima kasih buat semua readers yang udah mau baca ceritaku yang masih banyak memiliki kekurangan ini. Terima kasih untuk yang sudah mau vote dan juga mau menulis sepatah dua patah katanya di kolom komentar. Jujur itu yang buat aku semangat buat lanjutin cerita ini.

Pokonya terima kasih buat semua pihak yang sudah mendukung.

Kesan dan pesannya boleh ya di kolom komentar 🙏👋

Salam hangat
Viii🥀
Agustus 2023

Nadira RacheliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang