🌟Chapter 5 : Alasan Kebencian🌟

60 3 0
                                    

Happy Reading📖
Sahabat Zora
🌠
🌠
🌠

🕊🕊🕊

Setelah pulang sekolah, Nadira terpaksa harus pergi ke rumah keluarga Winata untuk mengantarkan obat milik Galaksi yang baru ia beli.

Sesaat sebelum bel pulang berbunyi, Galaksi mengirim pesan pada Nadira untuk membeli obat di apotik karena Riany sedang sibuk bimbingan.

Nadira menghentikan mobilnya di pekarangan rumah mewah itu. Saat Nadira keluar dari mobilnya, ada mobil alfard hitam milik sang bunda.

"Apa gue balik lagi aja ya?" Nadira mempertimbangkan untuk masuk atau tidak.

"Sore, Non." Satpam rumah menghampiri Nadira yang masih termenung di tempatnya.

"Eh, pak Joko. Kebetulan, Pak, saya mau nitip ini buat Galaksi. Tolong kasih ke dia ya."

"Kenapa gak masuk aja, Non?"

"Lain kali aja, Pak." Nadira kembali masuk ke dalam mobil untuk segera pulang ke rumahnya.

Saat menyalakan mesin mobil sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya.

Galaksi Raditya🦁:
anterin obat gue ke kamar!
gue gak bakal nerima kalo orang lain yang ngasih!
dan lo tau apa yang bakal terjadi kalo gue gak minum obat itu kan?

Anda:

nyebelin bgt lo ya!

Nadira kembali membuka pintu mobilnya dan memanggil satpamnya yang sudah berjalan masuk ke dalam rumah.

"Pak Joko tunggu!"

"Iya, Non?"

"Biar saya aja yang sih obatnya. Pak Joko boleh kembali ke pos."

Nadira berjalan masuk ke dalam rumah dengan berat hati. Rumah ini adalah saksi bisu kisah pilu perjalanan hidup Nadira yang dimusuhi ibu kandungnya karena kesalahan yang tidak ia perbuat.

"Non Nadira?!"

"Hallo, Bi." Nadira menyapa asisten rumah tangga yang sejak dulu membantu neneknya merawat dirinya.

"Mau ketemu den Gala ya?"

"Iya."

"Den Gala ada di kamar, Non. Non langsung ke sana aja."

"Wah, ada angin apa nih cucu kesayangan nyonya Hani Adriana datang kerumah keluarga Winata?" Suara Zera terdengar dari arah tangga.

Nadira mencoba menahan emosinya agar tidak beradu mulut dengan sang ibu.

"Kenapa diem? Mana keneranian kamu yang selalu ngelawan ucapan saya!?!" Zera menghampiri putri bungsunya dan mengangkat dagu gadis itu untuk menatapnya. Lalu mencengkram dagunya."Hilang keberanian kamu? Harusnya didikan anak pertama saya Laskar, bisa membuat kamu semakin berani melawan saya. Dia kan udah jadi tentara."

Nadira masih saja bungkam enggan untuk meladeni ucapan Zera.

"Ngapain sih kamu dateng lagi ke rumah ini?! Saya muak melihat wajah kamu!" Zera berseru sembari melepaskan cengkramannya pada dagu Nadira. "Kamu membuat orang-orang yang saya sayangi pergi dari kehidupan saya!"

"Bun! Aku salah apa sama bunda sebenernya? Kenapa bunda segitu bencinya sama aku?!" Air mata Nadira sudah turun membasahi pipinya.

"Kamu mau tau salah kamu apa!?! SALAH KAMU KARENA KAMU TERLAHIR KE DUNIA INI!"

Nadira RacheliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang