🌟Chapter 26 : Drop Out🌟

24 1 0
                                    

Happy Reading📖
Sahabat Zora
🌠
🌠
🌠

🕊🕊🕊

Hari-hari berlalu. Sudah lima hari Friska berada di rumah sakit dan gadis itu masih setia menutup matanya hingga saat ini.

"Gimana perkembangan penyelidikan kasus Friska, Nad?" Refal bertanya saat Nadira selesai melakukan chek up rutin bersamanya.

"Buntu, Kak. Semua rekaman cctv sekolah di hapus sama pelaku."

"Sekolah gak ngelibatin polisi?!"

"Baru kemarin polisi dilibatkan. Huft... Siapa sih yang tega berbuat begitu sama Friska."

"Udah kamu tenang aja, semua pasti akan baik-baik aja. Begitu juga Friska, yang paling penting sekarang kesehatan kamu. Jangan sering skip chek up sama cuci darah, Nad. Kamu pasti sembuh."

Nadira tersenyum getir. "Cuci darah itu kan cuma memperlambat kematian aku, Kak. Cepat atau lambat juga pasti aku gak ada kalo gak ada yang donorin ginjalnya. Menurutku lebih cepat lebih baik, luka kehilangan aku juga akan cepet sembuh juga."

Nadira mengambil tas selempangnya dan berdiri untuk segera pergi. "Aku pergi, Kak. Makasih buat hari ini."

Alfi berdiri begitu mendengar suara pintu yang terbuka. "Udah, Nad?"

"Udah. Yuk pulang."

"Kapan jadwal cuci darah terdekatnya?"

Nadira menghentikan langkahnya dan menarik napas panjang. "Gak tau. Gak mau cuci darah lagi. Aku nyerah!" Setelah itu Nadira kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran.

"Nad, tunggu!" Nadira menoleh. Alfi langsung menarik tangan Nadira menuju taman belakang rumah sakit.

"Apa maksudnya tadi, hm?"

Nadira menunduk. Menghindari bertatap mata dengan Alfi. "Ya... Aku nyerah!"

"Nyerah kamu bilang?" Nadira diam tidak menjawab.

"Nad, kamu gak mikirin aku? Gak mikirin bunda kamu? Gak mikirin bang Laskar? Kak Juli? Bang Gala?" Nadira masih tak berkutik.

"Kamu mau nyerah di saat kita semua lagi semangat-semangatnya buat bikin kamu sembuh!?!"

"Nad, aku udah dapet donor ginjal itu. Dan---"

"Gak! Aku gak mau! Aku gak mau kamu atau siapapun terlibat kasus hukum karena hal ilegal kayak gitu!" Nadira menolak donor ginjal dari luar negeri yang jelas-jelas ilegal itu.

"Aku rela kena pidana. Asalkan aku bisa liat kamu sembuh!"

"Aku gak mau Alfi!"

"Aku capek! Aku capek harus bulak balik rumah sakit buat chek up dan cuci darah! Aku capek! Aku nyerah! Cukup! Cukup sampai di sini aja kalian capek ngirusin aku! Aku nyerah!" tubuh Nadira ambruk dengan air mata yang mengaliri pipinya.

Alfi membawa tubuh Nadira bangkit dan memeluk erat tubuh gadis itu. "Please, Nad. Aku mohon, bertahan sebentar lagi. Ngebayangin kamu pergi aja aku gak sanggup, Nad, apalagi harus benar-benar  melepas kamu pergi. Aku gak sanggup, Nad. Tolong jangan buat aku kehilangan lagi. Karena mungkin aja mental aku gak akan baik-baik aja setelah itu." Air mata Alfi jatuh menetesi kepala Nadira.

Nadira membalas pelukan kekasihnya dan menumpahkan air matanya di dada bidang milik Alfi.

🕊🕊🕊

Pagi ini Nadira baru sampai di sekolah sekitar pulukul 7.15 karena Alfi yang telat menjemputnya. Hari ini sekolah di gemparkan dengan sebuah video pendek di media sosial lambeturah sekolah. Dimana video itu menampilkan adegan kekejaman Aurora dengan tega menganiayaya Friska dan hanya di diamkan oleh Namira.

Nadira RacheliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang