🌟Chapter 23 : Ide Jahil Nadira🌟

31 2 0
                                    

Happy Reading📖
Sahabat Zora
🌠
🌠
🌠

🕊🕊🕊

Alfi berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya.

"Alfi!" Alfi menoleh dan menemuka Friska yang berlari kecil mengejarnya.

"Kenapa?"

"Emmm... Gue cuma mau ngasih liat ini." Friska memberikan ponselnya pada Alfi yang memutar sebuah video. "Gue mau ngasih tau dari kemarin, tapi gue gak ketemu sama lo. Kontak lo juga gak ada."

Alfi mengepalkan tangannya kuat menahan amarah.

"Kirimin ke no gue. Nih no gue." Alfi memberikan ponselnya. Friska segera menyalin nomor Alfi dan mengirim video itu.

"Thank, Fris. Nanti ada imbalan buat lo dari gue!" Setelah mengatakan itu Alfi berputar arah menuju lantai dasar menuju ruang Bk.

Alfi memberikan rekaman video cctv sekolah dan video kiriman Friska tadi pada bu Meta selaku guru Bk.

Aurora langsung di panggil ke ruang bk bersama ibu Amira sang bunda.

"Ada apa ini, bu Meta?" Bu Amira bertanya saat masuk ke dalam ruangan.

"Lebih baik kita tunggu pak Indra sebelum memulai pembicaraan kali ini."

Ini gue mau di jodohin sama Alfi apa gimana sih? Kok pake ada kakeknya Alfi segala. Aurora sudah kegirangan dalam hatinya.

"Maaf saya terlambat." Indra baru saja datang bersama Rio di belakangnya.

"Jadi begini, Bu Amira, saya mendapatkan laporan bahwa anak ibu Aurora Anatasya telah melakukan tindak kekerasan pada salah satu temannya." tutur bu Meta.

Bu Amira langsung berdiri dengan wajah memerah menahan amarah. "Bu Meta! Jangan sembarangan bicara. Anak saya tidak mungkin melakukan hal itu! Siapa yang membuat fitnah seperti ini kepada  anak gadis saya!?"

Alfi menyunggingkan senyumnya. "Ibu sekarang sangat percaya kalo anak ibu tidak melakukan hal itu! Tapi kemarin, ibu bersikeras melarang saya melihat ruangan cctv. Seolah olah ibu takut kalo tuduhan saya kemarin itu benar adanya!"

"Alfi! Jaga bicara kamu. Saya tahu kamu cucu dari pemilik sekolah ini, tapi kamu tidak berhak menuduh anak saya dengan tuduhan tidak mendasar seperti itu!"

"Sudah-sudah!" Indra melerai pertengkaran Alfi dan bu Amira. "Alfi duduk! Bu Amira silahkan duduk. Kita lihat apakah ada bukti yang membuktikan ucapan cucu saya atau tidak."

Tanpa basa-basi lagi, bu Metw segera memutar video cctv yang sudah Alfi kirimkan di laptopnya.

"Waktu gue keluar, gak ada Nadira kok di toilet itu. Mungkin dia masih di bilik toilet!" Aurora mencoba menyangkal video yang baru saja di putar.

Alfi menyunggingkan senyumannya. "Video selanjutnya bakal buktiin kalo sangkalan lo itu bener atau enggak!"

"Lo kenapa sih Alfi! Lo masih sakit hati sama putusnya hubungan kita?!" Aurora mulai meninggikan suaramya dan membahas prihal masalalunya.

"Lo bego ya! Ya jelaslah gue sakit hati! Hubungan kita itu udah lama. Dan lo pergi bersamaan sama perginya bokap dan nyokap gue! Terus lo datang lagi tanpa ras bersalah dan mau ngerusak hubungan gue sama Nadira!?"

"Apa istimewanya sih cewek itu sampe lo belain dia segitunya!?! Dia juga udah bohongin lo kan soal penyakitnya. Hal sebesar itu ada dia sembunyiin apalagi hal kecil."

"Jelas dia istimewa! Seenggaknya dia ada di saat gue lagi terpuruk! Dan buat penyakitnya dia, itu hak dia buat ngasih tau gue atau enggak!"

Indra mengusap pelipisnya. "Sudah! Kita lihat video selanjutnya dulu biar semuanya jelas!"

Nadira RacheliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang