🌟Chapter 15 : Akhir malam yang indah🌟

46 2 0
                                    

Happy Reading📖
Sahabat Zora
🌠
🌠
🌠

🕊🕊🕊

"Jadi kamu sakit apa, Nadira!?"

"Gagal ginjal."

"Apa?!" bukan suara Laskar. Melainkan suara Galaksi.

"Galaksi?!"

"Nad, bilang sama gue kalo itu bohong!" Melihat Nadira hanya diam, Galaksi kembali berkata. "Nad, bilang!"

Laskar mencoba menenangkan adik pertamanya agar Nadira tidak tertekan dengan pertanyaan Galaksi. "Udah, Gal, kita harus terima ini semua. Kita harus bisa kuatin Nadira."

Laskar mendorong kursi roda Galaksi mendekati Nadira. Galaksi meraih tangan adik bungsungnya.

"Lo gak sendirian, Nad. Gue sama kak Laskar bakal selalu ada buat lo. Lo pasti sembuh. Kita semua bakal nyari donor ginjal buat lo." Galaksi menggenggam erat tangan Nadira yang sudah menangis sejak tadi. "Kalo gak berhasil nemuin pendonornya, gue yang bakal jadi pendonor itu buat lo."

Nadira langsung menggelengkan kepalanya. "Enggak, Gal, gue gak mau. Gue gak mau taruhin nyawa lo. Gue gak bisa."

"Gue lebih gak bisa liat lo pergi, Nad. Gue gak bakal bisa hidup tanpa adek gue. Lo lentera dalam hidup gue. Gue butuh lo."

"Udah, kita bakal cari donor secepatnya buat Nadira. Kalo perlu sampe ke luar negeri!" Laskar langsung memeluk kedua adiknya dengan tangis kesedihan. Juli pun ikut menangis melihat Nadira yang sangat dicintai dan disayangi oleh kedua kakaknya.

🕊🕊🕊

Hari ini Nadira sudah kembali ke sekolah. Tentunya bersama kekasihnya.

"Nad, aku ke lapangan dulu ya ada acara anak basket di sana. Kamu duluan aja." Nadira menganggukan kepalanya dan berjalan memasuki gedung sekolah.

Saat tengah menaiki anak tangga, dari lantai atas turun tiga orang gadis populer di sekolah. Aurora, anak kepala sekolah.

"Aurora?!"

"Kenapa? Kaget lo ngeliat gue?!" Aurora melipat kedua tangannya di depan dada dengan tatapan angkuh. "Jadi lo yang udah ngerebut cowok gue?!"

"Gue gak ngerebut cowok lo!" Nadira menatapi nyalang ke arah Aurora.

"Kalo lo gak ngerebut cowok gue, Alfi gak bakal bersikap kasar sama gue!" Aurora mendorong bahu Nadira kuat hingga gadis itu kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh jika Rio tidak menangkap tubuhnya.

"Lo gila hah!?" Rio menatap nyalang ke arah Aurora.

"Dia yang gila! Dia yang ngebut Alfi dari gue! Seluruh sekolah juga tau kalo Alfi itu cowok gue, kenapa dia malah pacaran sama Alfi!?!"

"Lo ninggalin sepupu gue! Itu tandanya lo udah gak ada apa-apa sama Alfi. Dia berhak untuk pacaran lagi sama siapapun termasuk Nadira!" setelah mengatakan itu Rio segera menarik tangan Nadira untuk pergi.

Rio membawa Nadira ke ruang kesehatan untuk mengobati tangan gadis itu yang sempat tergoreng pembatas tangga.

"Makasih, Yo." Nadira berterimakasih setelah Rio selesai membalut lukanya. Rio menggangguk dan tersenyum.

"Lo gak usah pikirin omongan Aurora, dia udah gak ada hubungan apa-apa sama Alfi. Dan gue yakin Alfi juga udah gak ada perasaan apa-apa sama Aurora."

"Kok lo jadi dukung gue sama Alfi?" Nadira terheran-heran melihat Rio yang sekarang. Sebab sebelumnta Rio adalah orang yang paling menentang hubungan Alfi dan Nadira.

Nadira RacheliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang