🌟Chapter 34 : Perpisahan 🌟

47 1 0
                                    

Happy Reading📖
Sahabat Zora
🌠
🌠
🌠

🕊🕊🕊

Seminggu berlalu, hubungan Nadira dan Alfi benar-benar kandas. Alfi bahkan memblokir nomor Nadira.

Nadira menarik napas panjang sebelum melangkah keluar dari kamarnya. Nadira mengambil tas selempangnya serta sebuket bunga mawar putih yang sengaja ia beli online tadi pagi.

Nadira mulai melangkahkan kakinya keluar dari rumahnya. Masuk kedalam mobil kesayanganya dan melaju keluar dari halaman rumahnya.

Tujuan Nadira pagi ini adalah pemakaman umum. Setelah sampai di alamat yang ia dapatkan dari Dinda tempo hari Nadira langsung mendatanginya pagi ini.

Ternyata Alfi memendam rahasia ini sendiri. Tak memberitahu siapapun tentang siapa pelaku yang menabrak ibunya. Entah apa alasannya. Nadira menghubungi Dinda beberapa hari lalu, dan gadis itu membalas pesan Nadira seperti biasanya.

Nadira memakai kaca mata hitamnya sebelum turun dari mobil.

"Permisi."

"Iya, Mbak, ada yang bisa saya bantu?"

"Makam nyonya Rosa Permata Dirgantara ada disebelah mana ya?"

Penjaga makam itu mengantarkan Nadira kemakam yang ia tuju.

Nadira berjongkok di depan makam itu. "Tante, maaf untuk kejadian malam itu. Maaf karena aku tante harus meninggalkan dua buah hati tante. Maaf karena aku yang pengecut kedua anak tante menjadi yatim piatu. Maaf untuk luka mereka selama ini." Nadira berucap dengan penuh penyesalan.

"Tante, terimakasih juga telah melahirkan putra sebaik dan setampan Alfi. Dia salah satu laki-laki terbaik dalam hidup aku. Aku sadar, Tante, setelah kesalahan ini, aku gak pantes ada di samping anak tante. Jadi aku memutuskan untuk pergi sejauh-jauhnya dari anak tante." Nadira menjeda sejenak ucapannya. "Seenggaknya Alfi gak semakin terluka karena melihat wajah orang yang bikin mamanya pergi."

Nadira mengangkat sedikit kacamatanya dan mengusap air matanya yang jatuh. Ia meletakan mawar putih itu di batu nisan.

"Nadira pamit, Tante. Sekali langi Nadira minta maaf." Nadira beranjak dan berlalu pergi meninggalkan pemakaman itu.

Setelah menitipkan sebuah surat pada penjaga makam, Nadira benar-benar pergi dari tempat pemakaman itu.

Nadira tak langsung pulang, ia memutuskan untuk mampir ke caffe yang beberapa kali sempat ia datangi bersama Alfi. Nadira membuka laptopnya yang sengaja ia bawa. Mengirim semua berkas yang dibutuhkan untuk terbang ke Amerika besok pagi.

Ya, Nadira akan pergi ke Amerika dan memutuskan menetap dan berkuliah di sana.

Malam ini Nadira tengah membereskan semua barang-barangnya yanga akan ia bawa. Pintu kamarnya dibuka oleh seseorang. Ternyata Zera pelakunya.

"Packingnya udah selesai, Sayang?"

"Dikit lgi, Bun." Nadira menjawab dengan tangan yang masih sibuk mengemasi barang-barangnya ke dalam koper besar. "Bunda jadi tinggal di Bandung beberapa bulan ini?"

Zera menghembuskan napasnya kasar mendengar pertanyaan putri bungsunya. Wanita itu duduk di ujung ranjang. "Kehilangan Galaksi untuk selama-lamanya membuat bunda cukup terluka. Dan sekarang harus melihat kamu terluka lalu kehilangan kamu juga pasti nambah luka di hati bunda."

Nadira menghentikan aktivitasnya. Beralih mendekati sang bunda dan duduk di sebelahnya. Nadira menumpu tangannya di atas tangan sang bunda. "Bunda tenang aja. Semua akan baik-baik aja seiring berjalannya waktu. Dan Nadira janji, Nadira akan baik-baik aja di sana."

Nadira RacheliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang