🌟Chapter 7 : Mulai Berdamai🌟

45 2 0
                                    

Happy Reading📖
Sahabat Zora
🌠
🌠
🌠

🕊🕊🕊

Laskar tengah mengurus administrasi untuk perawatan Nadira, sedangkan Nadira dan Ghea bergerak menuju ruang ICU untuk melihat kondisi Alfi.

Di depan ruangan ada Afka yang setia menunggu Alfi.

"Dinda mana, Ka?"

"Ke kantin." Afka menjawab seadanya. Sebenarnya ia sedang ingin menjaga jarak dengan Ghea, namun keadaan Alfi sekarang memaksanya untuk terus berurusan dengan keluarga Dirgantara.

"Lo udah boleh pulang?" Afka beralih bertanya pada Nadira yang sedari tadi menatap kaca pintu ruang ICU.

"Eh, iya. Udah."

"Kalo mau jenguk Alfi, nanti kalo udah sadar aja. Bye the way makasih udah nyelametin dan bawa Alfi ke rumah sakit." Nadira hanya tersenyum sebagai tanggapan.

"Kak Ghea!"

"Dinda, hai. Bolos lagi?"

"Dinda gak tega, Kak, ninggalin kak Alfi sendirian."

"Tapi kamu jadi banyak ketinggalan pelajaran, Dek."

"Gampang itu mah. Bisa les privat sama kak Nadira. Iya kan, Kak?" Nadira tersenyum ramah menanggapi ucapan Dinda.

🕊🕊🕊

Sudah satu minggu Alfi berada di rumah sakit dan sudah melewati masa kritisnya sejak dua hari yang lalu. Dan kini sudah di pindahkan ke ruang rawat inap.

Di ruangan itu sekarang ada ada Afka yang tengah mengupas jeruk untuk Alfi.

"Bener kan omongan gue. Lo gak usah nerima tantangan dari Nadira. Buat apa sih, Fi, kalo akhirmya nyelakain diri lo sendiri."

"Gue cuma mertahanin harga diri gue!"

"Tapi kan buktinya, jatuh juga kan harga diri lo." Alfi tak menjawab lagi.

"Udahlah, gak cape apa mentingin harga diri terus?! Yang harus lo pentingin itu keselamatan lo, bukan harga diri lo!" Afka terus saja mengeluarkan unek-uneknya.

"Dan soal trauma lo, kalo lo mau lawan, lo mau sembuh, harus ada orang yang dampingin lo, Fi, gak bisa lo sendirian kayak kemaren."

Di depan kamar inap Alfi, Nadira tengah mendengarkan percakapan antara Alfi dan Afka. Gadis itu tengah mengumpulkan keberanian untuk menemui Alfi.

Jadi Alfi punya trauma? Jadi kecelakaan kemarin karena traumanya kambuh?

Nadira kembali mendengarkan percakapan Alfi dan Afka.

"Lo punya kenalan dokter tulang bagus gak? Gue mau cepet sembuh. Gue gak mau bergantung sama kursi roda atau pun tongkat penyangga!"

"Sabarlah semua juga butuh proses!"

"Kak Nadira?! Kok gak masuk?" terdengar suara Dinda dari depan ruang rawat.

Saat pintu ruangan itu terbuka, nampak Dinda dengan Nadira di belakang gadis itu.

"Ngapain lo ke sini!?" Alfi langsung emosi begitu melihat Nadira masuk ke dalam ruangannya.

"Kak Alfi! Gak boleh kasar sama cewek!" Dinda marah karena kakaknya membentak temannya sendiri.

"Lo lupa kalo dia yang bikin kakak lo ada di sini dan berakhir kayak gini?!" Alfi meringis kesakitan karena bahunya ikut bergerak karena emosi.

"Pergi lo! Dan gak usah nampakin muka lo di depan gue lagi!"

Nadira RacheliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang