6. Maaf

25 5 0
                                    

So i'm gonna hate you,
'm gonna hate you,
paint you like the villain ,
that you never were

-Hate You by Jungkook of BTS-

*****

Di hari Senin yang cerah ini Alea tengah duduk dengan tenang di dalam mobil Ayah nya. Tadi saat selesai sarapan ia bilang ingin di antar ke sekolah oleh Ayah nya. Ayah nya menatap Alea bingung namun setelah itu ia langsung menyetujuinya.

Ayah nya sedari tadi bertanya kenapa tiba-tiba ia ingin di antar ke sekolah. Karena biasanya Alea selalu berangkat ke sekolah sendiri. Alea hanya menjawab ia tiba-tiba ia ingin di antar ke sekolah. Padahal sebenarnya karena nanti ia akan pulang bersama Agam, dan itu tidak memungkinkan jika ia berangkat menggunakan motor ke sekolah.

Mobil Ayah nya sudah berhenti di depan gerbang sekolah Alea. Ia mengalihkan pandangan ke Ayah nya lalu mengulurkan tangan untuk mencium tangan ayahnya, berpamitan.

"Hati-hati di sekolah, belajar yang benar ya Al." Ucap Ayah Alea seraya mengusak rambutnya sayang.

"Iya ayah." Jawabnya.

Alea lalu membuka pintu mobil untuk keluar. Menutup kembali pintu mobil saat sudah menginjakkan kakinya di tanah lalu melambaikan tangan kepada Ayah nya. Diam sebentar untuk sekedar menatap mobil Ayah nya yang perlahan menjauh dari kawasan Sekolah.

Membalikkan badan nya untuk berjalan menuju kelas nya. Di perjalanan menuju kelas nya, Alea melihat Agam yang sedang berjalan bersama Nadia. Ia mempercepat langkah kaki nya agar bisa berjalan tepat di belakang mereka.

"Kak Agam nanti pulang sama siapa?." Tanya Nadia kepada Agam.

Alea dapat mendengar dengan jelas pertanyaan itu, karena ia saat ini berjalan di belakang mereka.

Sedangkan Agam terdiam sejenak mendengar pertanyaan Nadia. Sebenarnya ia nanti pulang bersama Alea. Tapi tidak mungkin kan ia menjawab jika nanti ia pulang bersama Alea, apalagi yang bertanya adalah orang yang di sukainya. Yang ada nanti Nadia malah semakin menjauhinya. Mungkin berbohong adalah pilihan terbaik untuk saat ini.

"Sendiri Nad, kenapa?." Jawab Agam akhirnya.

Alea menganga, tak percaya mendengar ucapan Agam. Apakah Agam tidak ingat jika kemarin ia mengajak Alea pulang bersama. Apakah Agam Amnesia?.

"Oh bagus deh, aku nanti mau pulang bareng kak Agam, boleh kak?. Kakak aku lagi nggak bisa jemput soalnya."

Agam seketika terdiam mendengar ucapan Nadia. Oh Tuhan bagaimana ini? ia sudah terlanjur bilang kepada Alea jika mereka akan pulang bersama. Tapi di sisi lain ia juga ingin mengantar Nadia pulang. Karena hal ini tidak sering terjadi.

Tapi setelah ia pikir nanti ia tinggal bilang maaf kepada Alea bahwa mereka tidak jadi pulang bersama karena ada urusan mendadak. Ah, kedengarannya sangat bagus. Jadi ia bisa pulang bersama dengan Nadia. Dan hubungan mereka akan menjadi lebih dekat.

"Gimana kak Agam, boleh nggak?." Tanya Nadia lagi, yang langsung membuyarkan lamunan Agam.

"Boleh kok Nad, nanti sekalian kita jalan-jalan." Ucap Agam seraya tersenyum menatap Nadia.

Sedangkan Alea yang sedari tadi masih berjalan di belakang mereka, tersenyum kecut mendengar jawaban Agam. Ah, memang seharusnya ia tak berharap kepada manusia, apalagi manusia itu adalah Agam. Yang sudah sangat jelas tidak menginginkan Alea.

Sekarang ia menyesal meminta Ayah nya untuk mengantarkannya ke sekolah. Sial, ia sangat membenci Agam saat ini. Sudah ke sekian kalinya ia merasakan sakit hanya karena Agam. Tapi ia tetap tak bisa berbohong jika jauh di lubuk hatinya ia masih menyimpan cinta untuk Agam.

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang