21. Pacarnya Alea

4 1 0
                                        

I just want to love you.
I just want you, i need you.

-Rock With You by Seventeen-

*****

Mereka berjalan meninggalkan La Vida Libreria dengan Agam yang berada di depan, diikuti Alea dibelakangnya yang masih syok. Tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir mereka. Hingga mereka sudah menginjakkan kaki di taman komplek.

Agam pun duduk di bangku taman diikuti Alea yang juga duduk di sebelahnya. Mereka kini hanya diam dengan pikiran mereka masing-masing.

Setelah cukup lama berperang dengan pikirannya. Alea mengehela nafasnya, ia lalu menatap Agam yang saat ini sedang menengadahkan pandangannya ke arah langit. “Kak.” Panggilnya lirih.

“Hm?.” Agam menolehkan kepalanya, membalas tatapan Alea.

“Maksud ucapan kak Agam tadi apa?.”

“Ucapan?, ucapan yang mana?.”

“Ucapan tadi, kalau kak Agam itu—.” Alea menggigit bibir bagian dalamnya. Ragu untuk melanjutkan ucapannya.

"Kalau gue pacar lo?.” Potong Agam, seakan tahu kata apa yang akan di ucapkan Alea.

Alea mengangguk.

"Kenapa?, lo nggak suka?, lo nggak mau Reza tau kalau gue pacar lo?." Agam mengeraskan rahangnya setelah mengucapkan itu, mencoba untuk meredam emosi yang kian menyeruak.

Alea dengan segera menggelengkan kepalanya mendengar itu. "Bukan—, bukan itu maksud gue kak."

Raut wajah Agam sedikit melunak saat mendengar itu. "Terus apa maksud lo?."

Lidah Alea mendadak kelu mendengar pertanyaan itu. Ia bingung harus menjawab apa.

"Al?." Panggil Agam lagi.

Alea menarik nafas dalam, mempersiapkan diri sebelum mengucapkan hal yang sedari tadi mengusiknya. Juga mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk yang terjadi setelah ia mengucapkan hal itu.

"Kita—,em, kita—." Alea menggigit bibirnya, keberanian yang sudah ia kumpulkan sedsri tadi entah lenyap kemana.

Agam mengerutkan dahinya, tidak mengerti dengan ucapan Alea. "Kita?, kita kenapa?."

"Kita kan belum jadian berarti kita nggak bisa di sebut pacaran." Alea mengucapkan hal itu dengan satu kali tarikan nafas. Ia berharap Agam dapat mendengar itu dengan baik. Jadi ia tidak perlu mengulangi ucapannya lagi.

Sedangkan Agam yang mendengar itu semakin melebarkan senyumnya. Perkataan Alea tadi juga menyadarkan Agam. Betapa bodohnya ia tidak langsung 'meminta' Alea untuk menjadi pacaranya. Dan betapa memalukannya tindakannya yang meng-klaim Alea sebagai pacarnya tanpa ada acara 'jadian' diantara mereka.

"Ohh gitu." Ia mengangguk-anggukan kepalanya. Lalu segera merubah posisi duduknya mengahadap Alea. "Alea Zea Askiya, do you want to be my girlfriend?." Tanyanya langsung.

Alea mematung mendengar itu. Ya tuhan, ia tidak menyangka jika Agam akan melakukan ini. Pikirnya tadi, Agam hanya akan diam atau mengabaikan ucapannya. Namun dugaannya ternyata salah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang