2. La Vida Libreria

53 7 0
                                        

But i can see us lost in the memory.
August slipeed away,
into a moment in time.

-August by Taylor Swift-

*****

Jakarta, 21 Agustus 2017. Alea menatap sekelilingnya, ia dapat melihat bendera merah putih yang berkibar di sepanjang sisi jalan. Berkibarnya bendera itu seakan ikut memeriahkan kemerdekaan Indonesia yang ke-72 tahun.

Alea kini memutuskan untuk menghirup udara segar dengan berjalan kaki tanpa tujuan yang pasti. Biasanya hari Sabtu hanya akan dilewati Alea dengan bergelung di bawah selimut seharian. Tentu saja ia yakin semua siswa pasti akan seperti itu, setelah lima hari penuh di lalui dengan berbagai macam tugas dan kegiatan di Sekolah.

Maka untuk kali ini Alea berencana lebih produktif dengan berolahraga, berjalan kaki juga termasuk olahraga kan?. Ah sudahlah, setidaknya kebiasaan ini lebih baik daripada hanya digunakan untuk tidur dan mengurung diri di kamar.

Alea kini sudah sampai di jalan raya yang berada di komplek perumahan tempat tinggalnya. Ia melihat ada sebuah toko kecil dengan cat berwarna abu-abu gelap, yang berdiri di antara toko-toko besar. Ia dapat membaca tulisan di atas pintu toko tersebut, La Vida Libreria. Dengan rasa penasaran penuh Alea berjalan mendekat kearah toko itu. Saat ia sudah sampai di depan pintu masuk toko itu. Ia menimang lagi, haruskah ia masuk?n, haruskah?. Dan akhirnya ia pun memutuskan untuk berjalan memasuki toko itu.

Saat kakinya sudah menginjak lantai di dalam toko tersebut, ia dapat melihat ada 2 rak besar yang menutupi dinding sebelah kanan dan kiri toko tersebut. Lalu di antara rak-rak tersebut ada 4 meja bulat dengan masing-masing 2 kursi di sampingnya yang berada di tengah ruangan. Di ujung ruangan yang berhadapan langsung dengannya, terdapat sebuah bar kecil. Ia mengamati rak-rak tersebut yang dipenuhi oleh buku-buku, seketika hidung Alea dapat mencium aroma yang sangat di sukainya. Aroma buku, sudah lama ia tidak menghirup aroma seperti ini.

"Selamat datang di La Vida Libreria." Sambut seorang perempuan berada di bar kecil di ujung ruangan.

Alea langsung mengalihkan pandangannya kepada perempuan itu. Perempuan yang menggunakan kaos lengan pendek berwarna maroon dipadukan dengan celana kulot berwarna ivory. Memiliki rambut pendek berwarna coklat kemerahan, sepertinya sedikit lebih tinggi dari Alea. Jika dilihat dari penampilannya Alea perkirakan perempuan tersebut berusia sekitar 20 tahun. Perempuan itu berjalan mendekat ke arahnya.

"Sepertinya aku baru melihatmu berkunjung kesini." Ucapnya saat melihat Alea.

"Iya, ini pertama kalinya aku berkunjung kesini."

"Oh kalau begitu silakan duduk, tunggu sebentar aku akan membuatkan minuman istimewa sebagai tanda perkenalan dan merayakan pertama kali kau datang ke sini." Ia menggiring Alea untuk duduk di salah satu kursi lalu bergegas pergi ke area bar untuk membuat minuman.

Setelah menunggu 10 menit lamanya, hingga perempuan tersebut menghampirinya. Dan menempatkan diri duduk di hadapannya lalu menyerahkan minuman berwarna hitam itu kepada Alea.

"Silahkan di minum, ini minuman paling best seller di sini."

Alea menerimanya lalu meneguk minuman tersebut, rasanya familier. Kopi?.

"Kau suka?." Tanya wanita tersebut.

"Iya, rasanya enak. Seperti yang biasa aku buat di rumah."

"Syukurlah kau menyukainya. Jadi hal apa yang membawamu ke sini?." Tanya perempuan itu penasaran.

"Tidak ada, awalnya aku hanya berencana jalan-jalan mengelilingi komplek. Lalu aku melihat toko ini dan aku tertarik untuk mampir sebentar. Sangat kebetulan sekali ternyata ini toko buku?, kalau aku tidak salah mengira." Ucap Alea kikuk.

Wanita tersebut menarik senyum tipis di bibirnya saat mendengar kalimat terakhir yang di ucapkan Alea. "Kau benar ini awalnya memang toko buku milik ibuku. Tapi seiring perkembangan zaman kurasa anak muda tidak berminat datang hanya untuk sekedar membeli buku. Jadi kupikirkan bagaimana caranya agar toko ini terlihat tidak membosankan. Akhirnya aku terpikirkan untuk menggabungkan antara toko buku, perpustakaan dan cafe secara bersamaan." Wanita itu menjeda sejenak ucapannya.

"Dan terciptalah La Vida Libreria yang kau tahu saat ini. Yaitu tempat di mana kau bisa menikmati makanan atau minuman sembari membaca buku. Lalu jika kau berminat dengan buku itu, kau bisa membelinya." Lanjutnya seraya menjelaskan secara antusias apa itu La Vida Libreria.

Alea menganggukkan kepala mengerti. Ah itu sebabnya Alea melihat ada bar kecil di ujung ruangan ini. Ia mengamati sekeliling toko ini, walaupun tidak terlalu luas toko ini terlihat tidak membosankan. Semua benda yang ada di sini disusun sangat rapi.

"Oh aku belum memperkenalkan diri padamu. Namaku Jessy, kau bisa memanggilku Jess. Usiaku 31 tahun." Ucapnya memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya.

Alea menyambut uluran tangan tersebut dengan senang hati. "Alea, usiaku 17 tahun."

Jessy lalu menarik tangannya kembali. "Wow, kau masih sangat muda. Usiamu bahkan hampir setengah dari usiaku." Ucapnya terkejut.

Alea hanya tertawa mendengar ucapannya. Ternyata dugaannya salah, Alea pikir usia Jessy sekitar 20 tahunan ternyata sudah 31 tahun. Wajahnya terlihat muda, berbanding terbalik dengan usianya.

Alea dan Jessy mulai mengobrol satu sama lain. Mereka ternyata memiliki kesamaan yaitu sama-sama suka membaca. Dan mereka asik membicarakan semua hal tentang buku.

Hingga terdengar suara lonceng, menandakan bahwa ada orang yang masuk ke dalam toko hal itu pun menghentikan pembicaraan mereka. Jessy segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Sedangkan Alea memilih acuh dan melanjutkan meminum kopi buatan Jessy tadi.

"Akhirnya kau datang juga, aku sudah menunggumu dari tadi." Ucap Jessy kepada orang tersebut.

"Maaf terlambat, aku ada urusan sebentar tadi." Ucap seseorang dengan suara yang sangat familier bagi Alea.

Suara itu?, seketika Alea menghentikan kegiatan meminumnya, dengan perlahan Alea mengalihkan pandangannya mengikuti arah pandang Jessy. Alea terkejut, tidak lebih tepatnya sangat terkejut. Bagaimana bisa ada orang itu di sini?. Apa yang orang itu lakukan di tempat ini?. Apa orang itu mengenal Jessy?.

Orang yang dimaksud Alea, kini juga mengerutkan dahinya bingung saat mendapati Alea di sini. "Alea?."

Sedangkan Alea kini memaki di dalam hati, bagaimana mereka bisa bertemu di sini. Sungguh ia sangat malu sekarang. Jika bisa ia ingin menghilang sekarang juga. Ia belum siap jika harus bertemu orang itu. Siapapun tolong bawa Alea pergi sekarang juga.


*****

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang