17. Terbalaskan

4 1 0
                                        

Look in my eyes,
they will tell you the truth.
The girl in my stories,
has always been you.

-Lover by Taylor Swift-

*****

Malam semakin larut, tapi mereka masih tetap duduk di ayunan taman komplek. Pertunjukan kembang api masih berlanjut. Alea sebenarnya ingin pulang, tapi kakinya seakan enggan untuk beranjak. Sebenarnya ada alasan tertentu kenapa Agam mengajak Alea kesini di malam tahun baru ini. Ada yang ingin ia bicarakan dengan Alea.

“Al.”

“Ya?.”

Agam mengalihkan pandangannya ke arah Alea. “Tentang perasaan lo ke gue—.” Agam mengulum bibirnya sejenak, menimang lagi apakah ia harus melanjutkan ucapannya atau tidak.

“Kenapa kak?.” Tanya Alea saat tak kunjung mendengar Agam melanjutkan ucapannya.

Agam menghembuskan nafas, mau tak mau ia harus melanjutkan ucapannya tadi. “Perasaan lo ke gue—,apa masih sama?.”

Alea tersenyum mendengar itu, “masih sama kak.”

Agam lalu semakin mengeratkan genggaman tangan mereka saat mendengar itu. “Bagaimana kalau kita mencoba untuk bersama?.”

 Alea mengernyitkan dahinya, bingung mendengar itu. “Kenapa?.”

“Karena gue mulai tertarik sama lo.”

“Bukan karena kak Agam ditolak Nadia kan?.”

Agam menggeleng, “Bukan.”

Pertanyaan Alea itu sebenarnya sedikit melukai hati Agam.  Oh ayolah, bukankah wajar jika kau tertarik pada seseorang yang hampir kau temui setiap saat?. Itu yang di rasakan Agam saat ini.

Ia juga sudah merasakan debaran ini dari lama, tapi ia selalu menepisnya. Agam pikir itu adalah perasaan seorang kakak terhadap adiknya. Dan sekarang, ia baru menyadari bahwa ternyata perasaannya melebihi kasih sayang seorang kakak terhadap adiknya.

“Al, listen to me.” Agam menjeda sejenak ucapannya. “Gue tertarik sama lo itu murni perasaan gue tanpa ada sangkut pautnya dengan penolakan Nadia terhadap gue. Gue nggak bakal sekejam itu jadiin lo sebagai pelampiasan Al. Kalau lo nggak percaya, lo bisa rasaain detak jantung gue sekarang.” Agam menarik telapak tangan Alea, lalu diletakkannya tepat di depan dadanya. “You can feel that right?.”

Alea mengangguk lalu menjauhkan tangannya dari dada Agam.

“Kalau begitu besok kita mulai pendekatan kita dengan first date, bagaimana?.” Tidak mendengar tanggapan dari Alea.  Agam kembali meraih tangan Alea untuk digenggam. "Tempat mana yang pengen lo kunjungi untuk first date?.”

Sedangkan Alea kini hanya diam, ia mengabaikan ucapan Agam. Mencerna apa yang baru saja terjadi. Menurutnya semua ini terjadi secara tiba-tiba. Ia dan Agam akan pergi berkencan besok?, benarkah?. Sesuatu yang sedari dulu selalu diimpikannya besok akan menjadi kenyataan?.

“Hei?, Al?.” Agam sedikit mengeratkan genggaman tangan mereka untuk menyadarkan Alea yang melamun.

Alea sedikit berjengit, ia lalu tersenyum kikuk. “Maaf, tadi kak Agam bilang apa?.”

Agam tersenyum tipis. “Besok kita mulai hubugan kita dengan first date, jadi lo pengen pergi kemana?. Bioskop, timezone, museum, atau—?”

“Kebun Binatang kak.”

“Eh?.” Agam menatap Alea bingung. “Kenapa kebun binatang?.”

“Karena dari dulu gue pengen kesana, tapi ayah sama bunda  selalu sibuk kerja. Jadi —, nggak papa kan kalau besok kita perginya ke kebun binatang?.”

Agam mengulas senyum di bibirnya. “Nggak papa, anything for you.”  Semua, semua yang Alea inginkan, pasti akan ia usahakan.

Agam lalau melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 00.01. Itu artinya sekarang sudah memasuki tahun 2018.

"Ayo kita buat permintaan.” Agam melepaskan genggaman tangan mereka, lalu mulai menyatukan kedua tangannya untuk berdoa. Ia menatap Alea, menyuruhnya untuk melakukan hal yang sama.

“Permintaan?.” Alea menatap Agam bingung, tetapi ia tetap menyatukan kedua tangannya, mengikuti Agam.

“Iya, sekarang sudah memasuki di tahun 2018. Berarti sekarang adalah awal tahun. Katanya kalau buat permintaan di awal tahun, itu akan dikabulkan. Jadi ayo kita buat permintaan untuk tahun ini.” Agam mulai memejamkan matanya.

Alea pun hanya mengikutinya. Mereka pun hanya diam, fokus mengucapkan permintaan masing-masing. Merapalkannya dalam hati, berharap apa yang mereka ucapkan akan terkabulkan.

“Aku harap tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Lebih bahagia, lebih ceria dan tidak bersedih lagi.” -Alea Zea Askiya.

“Aku harap aku lebih bahagia tahun ini. Bahagiakanlah juga gadis di samping ku ini, aku tidak tau apa masalah yang menimpanya. Aku tidak tau apa yang terjadi padanya. Aku hanya ingin Zea ku bahagia. Atau setidaknya buatlah dia bahagia saat bersamaku.” -Agam Arkatama.

*****

>Hi!, aku kembali lagii dengan chapter baru🐳. Semoga kalian suka ya sama chapter baru ini. Seperti biasa kalau ada salah penulisan kalimat dan kata (typo), kalian bisa komen aja ya!. See u on the next chapter♡!!.

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang