Chapter 1 : The Game🍁

50 21 12
                                    

Tiga orang pemuda berjalan menuju ke sebuah kerumunan. Semua mata tertuju pada kedatangan mereka, terutama Devan, pemuda yang paling menonjol dari ketiga sekawan itu, bukan berarti kedua sahabat Devan itu tak berarti. Mereka hanya menonjol dalam keahlian yang berbeda.

Devan Indrayana merupakan anak tunggal dari Rektor universitas hukum terkenal di Indonesia. Jangan terlalu berharap banyak padanya, Devan terkenal sebagai penakluk The Most Wanted Girl di kampus, Devan tahu hal bodoh seperti ini akan menghancurkan reputasinya, dan memang itu yang Devan inginkan, terkenal sebagai Red Flag dan pembuat onar, tapi tentu ia tak perlu khawatir, privilege yang di miliki oleh 'Nyonya Farah' cukup membantunya untuk bebas dari semua masalah yang ia timbulkan. Semua onar ini semata Devan lakukan hanya untuk membuktikan satu hal, kalau wanita itu semuanya sama saja.

Anthony, tak banyak orang yang tahu seperti apa keluarga Anthony. Banyak rumor gila yang beredar di kampus, ada yang mengatakan kalau si jenius ini adalah anak rahasia dari seorang politikus besar, ada juga yang mengatakan kalau keluarga Anthony ada kaitan dengan dunia bawah bahkan gosip kalau Ayahnya merupakan bos besar Mafia dan Yakuza. Faktanya Anthony hanyalah seorang Hacker yang menggunakan kemampuannya untuk membantu sahabatnya, Devan, entah mengapa Anthony merasa senang saat melihat para Bitches itu menunjukkan wajah aslinya. Walau Anthony tahu tak semua korban Devan itu adalah gadis Nakal.

Berbeda dengan kedua temannya. Jaka, soft boy yang pendiam ini mengekori Devan dan Anthony agar tidak di kejar-kejar oleh gadis-gadis di kampus, dia hanya ingin menjalani hidup yang damai semasa kuliahnya, tentu itu terdengar mustahil ketika lingkup pertemanan yang di ikutinya adalah dua setan berparas tampan itu, ya. Devan dan Anthony, tidak ada hal yang baik melekat pada keduanya, setidaknya hal itu membuahkan hasil, para penggila Jaka itu pasti akan berpikir dua kali atau bahkan puluhan kali jika ingin berurusan dengannya.

Sampai di tengah kerumunan.

Devan melepas kacamata hitam yang ia kenakan. Memperhatikan setiap orang yang mengerumuninya, "apakah kalian mau tahu bagaimana hasil dari taruhannya!?"

Semua orang terlihat antusias.

Mata Devan berhenti ketika melihat seorang gadis yang tengah berada di lantai dua, mata mereka bertemu.

Sebuah senyuman kemenangan terukir di wajah Devan.

"Aku," ucap Devan sengaja ingin membuat audiens semakin penasaran, "Devan indrayana, telah berhasil menaklukkan Nadia dalam kurun waktu lima hari, sesuai dengan perjanjian taruhan!"

Gadis bernama Nadia itu tampak sedih. Kini orang-orang tak akan melihatnya dengan cara yang sama lagi, salahkah ia jika menginginkan Devan, Nadia tahu dirinya serakah, membuat dirinya berakhir seperti ngengat. Ngengat yang terpesona cahaya api dan berakhir hangus terbakar.

Ada yang percaya ada pula yang sulit menerima kenyataan itu.

Ponsel semua orang berbunyi.

Ada notifikasi dari lama jurnal kampus. Anthony telah berhasil mengunggahnya, bukti kemenangan Devan, foto ciumannya dengan Nadia yang di beri caption 'Game Over'.

Mereka bertiga bergegas meninggalkan kerumunan itu.

Ponsel Devan bergetar, ada sebuah panggilan masuk namun ia enggan mengangkatnya.

Anthony merangkul Devan. Ia menunjukkan tabletnya, terdapat foto seorang gadis yang cantik di sana.
Tanpa di minta Anthony langsung menjelaskan.

"Namanya Gladys, dia akan menjadi target mu berikutnya, umur 20 tahun, fakultas seni, tidak ada yang menonjol dari sisi akademik maupun non-akademik, informasi mengenai data pribadinya sudah ada di situ."

Devan menerima tablet itu yang membuka setiap halaman yang menampilkan fakta-fakta tentang gadis yang bernama Gladys.

"Ayahnya seorang PNS dan ibunya ibu rumah tangga biasa, itu yang membuat gadis yang satu ini menarik, di ponselnya ada nomor yang diberi nama Daddy, awalnya aku mengira kalau itu adalah ayahnya tapi setelah tahu fakta mengenai orang tua kandungnya jelas itu bukan hubungan ayah dan anak."

"Sugar Baby" Jaka to the poin.

Anthony mengangguk.

"Menurutmu berapa gaji seorang PNS sampai bisa membelikan barang-barang mewah untuk anaknya?, Apalagi keluarga Gladys bisa di kategorikan kalangan menengah ke bawah, Lalu pria pemilik Havana club itu, di panggil Daddy tapi tidak memiliki hubungan darah, uangnya banyak, tentu memberikan barang branded seperti itu baginya hanya seperti membelikan jajanan pada anak kecil."

Jaka menghela napas, "aku harap kalian tidak lupa,"

Kalimat itu menyita perhatian dari Devan dan Anthony.

"Kamu pernah membuat Devan berurusan dengan anak gembong narkoba, kalau saat itu tidak ada pamannya Devan tidak datang tepat waktu bersama polisi, aku yakin nama kita sudah tertulis di batu nisan."

Devan dan Anthony saling pandang, mengenang kejadian naas itu.

"Itu salahku yang tidak menyelidikinya dengan baik," ujar Anthony membuat pengakuan, "tapi tenang saja, kali ini tidak akan seperti itu, lagi pula kehilangan salah satu dari sugar baby nya tak akan mengganggunya sampai menyewa preman untuk menghajar kita kan?"

"Salah satu??" Devan mengulang kalimat Anthony.

Mengangguk, Anthony tersenyum setan, "kamu tentu tidak berharap kalau dia hanya memiliki satu orang sugar baby kan?, Apa yang kamu harapkan dari seorang laki-laki tukang selingkuh dan yang memiliki usaha di dunia malam, apa kamu pikir Havana Club hanya Club malam biasa??"

"Intinya hanya membongkar kedok dari Gladys, tanpa menyinggung Havana Club," ujar Anthony menyimpulkan rencananya.

"Berapa voting waktu yang mereka inginkan?"

Anthony tersenyum, ini pertanda Devan menyetujui rencananya, "tujuh hari, taklukkan dia dalam waktu tujuh hari."

Devan mengangguk.

"Sekarang aku mengerti kenapa banyak laki-laki yang berumur pendek," Ejek Jaka pada kedua temannya.





~•To Be Continue•~

Symphony Of FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang