Biasanya mimpi itu cuma terjadi sekali dan setelahnya akan kita lupakan, mimpi selayaknya bunga tidur yang tidak akan pernah terjadi di kehidupan nyata. yah, mimpi tidak akan bertahan lama. Ketika kita sudah terbangun mimpi itu akan berganti dengan...
Hari ini aku sudah masuk ke sekolah, tidak seperti murid baru lainnya yang mencolok saat ke sekolah. Tidak seperti murid baru yang akan mendapatkan banyak perhatian bahkan tatapan dan ucapan yang mengatakan 'wah ada murid baru, cantik banget, mau nggak jadi pacar gue dan sebagainya ' atau bisa saja memuji lebih tinggi lagi atau bahkan ada yang iri denganku.
Setidaknya seperti itu yang aku pikirkan saat membaca beberapa novel transmigrasi dimana karakter si antagonis yang berubah drastis akan menjadi pusat perhatian saat datang ke sekolah dengan penampilan baru.
Tapi tidak denganku, aku datang pagi-pagi sekali dan menunggu di ruang kepala sekolah bersama Aerin.
Ya, aku bersama Aerin sesuai rencana awal. Karena nantinya Aerin akan banyak membantu misiku, bisa saja aku mendapat teman baru namun aku tidak ingin terlalu mencolok di sekolah. Aku hanya akan menjadi siswi biasa yang tidak akan mendapat banyak perhatian karena aku ke sekolah bukan untuk itu melainkan ingin berada di dekat Daksa.
Aku sudah mendiskusikan perihal ini bersama kepala sekolah kemarin lewat telfon, terkesan tidak sopan tapi yah ini sangat kepepet. Aku sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan menanti hari esok untuk berbicara dengan pak kepsek, jadi dengan terpaksa aku membicarakannya lewat telfon.
Memang yah kalo banyak uang bisa mengalahkan segalanya.
Tentu saja kedatanganku ke sekolah tidak banyak yang mengetahui, aku mengubah penampilanku sendiri.
Kemarin aku adalah sosok perempuan dewasa yang tegas, dengan dandanan wanita dewasa namun sekarang aku merombak semuanya. Penampilanku sudah seperti anak SMA pada umumnya, untuk seukuran wajahku yang memang lebih ke imut aku tidak merasa cemas lagi.
Dengan rambut yang kubuat lurus dan poni yang menutupi dahiku, dan wajahku yang sudah tidak polesi make-up satupun. Untung saja bibirku ini pink alami jadi aku tidak perlu repot-repot mewarnainya lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Miss, sebenarnya kita ke sekolah untuk apa?" Aku memicingkan mataku menatap ke arah Aerin, semoga saja dia mengerti arti tatapanku jika tidak akan ku lelang saja gadis satu ini.
"O-oke, gue bakal diem" hampir saja aku melelangnya.
Sudah ku katakan kemarin jika kami harus berakting seperti sahabat yang sudah lama bersama, tidak boleh membawa sikap dan sifat yang biasanya di gunakan di perusahaan di luar perusahaan seperti sekarang.
Aku juga sudah menegaskan kepada Aerin untuk tidak terlalu banyak bertanya, karena aku yakin Aerin akan tau dan dengan cepat mengerti maksud kedatanganku ke sini.