Happy Reading!
***
Hari ini Vera, selaku mama Vaby membuat acara berbequan. Ia mengundang teman-teman Reiner untuk datang, ia juga ingin mengundang Aerin tapi sekretaris nya tengah sibuk dengan pekerjaannya. Siapa lagi bos yang meninggalkan tugasnya untuk sekretaris nya itu jika bukan Vaby.
Vaby juga ingin sekali mengundang Daksa ke rumahnya tapi cowo itu berkata sibuk dan tidak bisa berkunjung, Vaby sedikit kecewa namun ia tidak bisa memaksa Daksa, Vaby berharap ada hari berikutnya agar Daksa bisa ke rumahnya.
Dan ini juga pertama kalinya Maureen menginjakkan kaki setelah insiden waktu itu, ia tidak pernah datang lagi ke rumah Vaby karena tidak di izinkan oleh papinya, bahkan Reiner sering mengusir dirinya jika ia datang berkunjung. Padahal waktu itu Maureen ingin bermain dengan Vaby.
Dan disinilah mereka, memarkirkan mobil masing-masing dan masuk tanpa mengatakan apapun. Kecuali Vaby dan Maureen yang belum masuk di karenakan Maureen yang masih duduk di dalam mobil.
"Ayo Reen, mama udah nungguin kita" Vaby membuka pintu mobil, berdiri di samping Maureen yang tampak enggan untuk keluar.
"Aku takut kak" cicit Maureen, ia sudah lama tidak menginjakkan kaki ke rumah ini. Terakhir kali ia datang bersama mamanya saat merayakan ulang tahun Reiner yang ke 5 tahun.
"Nggak papa ayo, mama pasti seneng kamu datang ke sini" Vaby menyunggingkan senyum menenangkan, ia kemudian menarik pelan Maureen agar mau keluar dari mobil.
Kemudian Vaby menuntun Maureen untuk masuk ke dalam, saat menginjakkan kaki ke rumah ini. Hal yang pertama Maureen rasakan adalah perasaan rindu, dadanya terasa sesak mengingat begitu banyak kenangan indah di rumah ini.
Dimana keluarganya sering berkumpul di rumah ini, tak terasa air mata Maureen menetes. Membasahi pipi mulusnya, Vaby yang melihat itu hanya bisa mengelus bahu Maureen lembut.
"Udah dong, nggak boleh nangis. Kita kan mau seneng-seneng" kata Vaby menyemangati seraya menghapus air mata Maureen, pun keduanya kembali melangkah menuju taman dimana acara dadakan yang di adakan Vera berlangsung.
Sesampainya di sana, semua mata langsung tertuju ke arah mereka berdua. Tepatnya ke arah Maureen.
Tak terkecuali dua orang paru baya yang masih terlihat muda kini mematung di tempat, melihat keponakan mereka datang sekian lamanya.
"Maureen" kata Vera pelan, ia masih terus menatap Maureen dengan tatapan menyorot lurus ke arah gadis itu. Maureen nampak canggung, walaupun ada rasa kerinduan dalam hatinya saat melihat tantenya sekarang, namun ia tidak berani melangkah.
Tersadar dari rasa terkejutnya, Vera berjalan pelan ke arah Maureen. Ibu dua anak itu menatap Maureen dengan tatapan sayu dan rindu, bahkan matanya kini mulai berkaca-kaca.
Segera Vera membawa Maureen ke pelukannya, rasa rindu akan keponakan kecilnya kini terobati.
Sudah begitu lama ia ingin menemui Maureen setelah insiden waktu itu, namun Abraham melarang keras siapapun untuk menemui Maureen. Bahkan keluarganya sekalipun, saat itu mereka tidak bisa menentang keinginan Abraham apalagi mereka tengah berkabung atas kepergian Aruna, mama Maureen.
Alhasil dirinya tidak pernah melihat Maureen, apalagi saat Maureen kecil mereka sering bepergian. Sibuk mengelola perusahaan mereka di luar negeri, sampai-sampai mereka melupakan jika ada anak yang begitu merindukan kasih sayang keluarganya.
Abraham sangat tegas. Ia bahkan sampai mengurung Maureen di rumah dan tidak membiarkannya keluar, bahkan sekolah pun Maureen hanya di perbolehkan di rumah. Namun setelah lulus dari sekolah dasar, Maureen memberontak, ia ingin keluar bermain bersama orang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Dream
FantasyBiasanya mimpi itu cuma terjadi sekali dan setelahnya akan kita lupakan, mimpi selayaknya bunga tidur yang tidak akan pernah terjadi di kehidupan nyata. yah, mimpi tidak akan bertahan lama. Ketika kita sudah terbangun mimpi itu akan berganti dengan...