THREE

528 34 1
                                    

Happy Reading!

***

Sudah sejam aku melamun di ruangan yang terasa asing di pandanganku, hanya karena memikirkan perpindahan tiba-tiba ku ini. Aku kira aku hanya mimpi karena seingatku aku cuma tertidur sebentar di meja kerjaku dan memutuskan menyelesaikan pekerjaanku setelahnya, tapi malah di kagetkan dengan sesuatu yang mustahil seperti ini.

Otakku masih nge-blank loh ini.

Aku tidak dapat percaya kalau aku benar-benar mengalami hal yang sama seperti di dalam novel, entah ini sebuah keberuntungan atau malah sebuah kemalangan.

Pasalnya aku tidak tau sedang berada di mana, memerangkan karakter siapa karena ini masihlah tubuh dan wajahku.

Ataukah dengan wajahku sendiri aku memerangkan tokoh antagonis yang di benci banyak orang, mati mengenaskan, cinta tak terbalas, olok-olokan orang.

Oh big no!

Aku tidak dapat membayangkan jika aku harus menjadi antagonis, aku lebih memilih menjadi pohon saja jika harus menjadi antagonis.

Brak!

"Bukan waktunya banyak mikir, gue harus cari tau gue dimana dan sebagai apa!"

Tidak ada gunanya juga aku terus berdiam seperti orang bodoh yang menunggu datangnya jawaban dari langit, maka dari itu aku memutuskan mencari sesuatu seperti handphone misalnya.

"Nah ini dia"

Setelah mendapat apa yang ku cari, aku mengotak atik benda persegi tersebut yang langsung terbuka saat aku mengarahkan wajahku ke layar. Padahal handphone ku tidak sebagus dan secanggih ini.

Sudahlah, aku yang sekarang ini sudah berbeda.

Pun aku kembali melihat layar handphone, terlihat beberapa kontak yang ada di dalam kontak panggilan, tidak banyak namun sepertinya kontak itu sangat penting.

Kata Mom, Dad, dan My little brother langsung menjadi pusat penglihatanku. Jika ini aku, tidak mungkin aku memiliki keluarga yang lengkap seperti ini dan adik.

Jelas-jelas diriku yang lain sudah tidak memiliki ayah dan akupun tidak memiliki adik, aku anak tunggal woi!

Kembali aku menggulir beberapa aplikasi, dan yang paling ingin kubuka adalah galeri karena penasaran apa saja di dalamnya. Bisa saja aku mendapat petunjuk siapa pemilik tubuh ini. Kenapa dia sangat mirip denganku, tidak ada bedanya malahan.

Isi galeri yang aku lihat hanya beberapa foto random, makanan, dokumen dan yah, tidak ada lagi yang penting.

Aku meletakkan handphoneku kembali, melarikan jariku ke atas keyboard komputer untuk mencari sesuatu. Seperti alamat rumahku, perusahaan tempat aku bekerja, rumah Esther dan yang paling penting semua akun sosial media milikku.

TAPI NGGAK ADA WOILAAH!!

"Emang bener gue kek di novel-novel" aku cemberut, sangat malas mendapat situasi seperti ini. Rasanya aku tidak bersemangat lagi.

"Padahal gue pengen masuk ke dalam mimpi gue buat ketemu Daksa, tapi malah nyungsep di sini" kusandarkan punggung lemahku di kursi empuk yang kududuki sekarang.

Walaupun aku mendapat jabatan yang luar binasa, tapi aku tidak bersemangat. Masalahnya kalau tau aku akan di masukkan ke dunia lain, kenapa bukan ke dalam mimpiku saja.

Aku berfikir seperti ini karena yah tidak ada orang seperti diriku di dalam mimpiku sendiri, aku tidak memiliki peran di sana. Bagaimana mungkin aku bisa berfikir jika aku terlempar ke dunia mimpiku sendiri, sangat tidak nyambung.

Beautiful Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang