EIGHT

328 29 1
                                        

Happy Reading!

***

Tunggu dulu. Kapan jantung murahan ini bisa berhenti dag-dig-dug, suara detak jantungku sendiri dapat ku dengar saking keras suaranya. Semoga saja suara yang berasal dari salah satu organ tubuhku ini tidak keluar sehingga membuat orang-orang ikut mendengarnya, aku tidak ingin di cap memiliki penyakit jantung.

Oke skip! Memiliki penyakit jantung sangat amat buruk, tidak ingin membayangkannya aku pun berusaha sekuat tenaga dalam agar pikiran mengenai jantungku yang tidak biasa akibat bersentuhan dengan Daksa dan pikiran buruk tentang jantungku sendiri ku hilangkan. Aku pun mencoba memfokuskan penglihatan dan pendengaranku ke depan guna mendengar rentetan penjelasan dari guru yang menerangkan materi.

Materi yang di bawakan sangat jelas di mataku, materi yang sudah pernah ku kerjakan, kulewati dan kuujiankan kini terpampang nyata. Mungkin semua mapel yang ada di sekolah bertaraf internasional ini sudah ku pelajari semua. Karena memang kehidupanku yang dulu aku merupakan mantan siswa dari salah satu sekolah bergensi yang bertaraf internasional.

Maka dari itu aku mudah masuk di universitas terkenal pula, pun dengan otakku yang lumayan encer dan mudah memahami pelajaran jika sudah di jelaskan sekali. Bukan sombong prend, tapi itulah kenyataannya. Aku sangat bersyukur bisa terlahir seperti ini, hanya saja kisah percintaan ku sangat nol besar. Aku tidak tau cara pacaran, dan mungkin aku malas membuang waktu dengan itu.

Jadi yah, bisa kalian tebak aku jomblo dari embrio.

Namun aku selalu membaca kisah romantis, mulai dari semua genre sudah ku baca. Jadi kalian taulah yah kalau aku sudah suhu dalam hal itu, hanya saja aku tidak mempraktekkannya. Aku lebih ke materi daripada praktek cmiiww.

Tapi sekarang kembali lagi dimana aku yang deg-degan parah hanya karena bersentuhan sebentar dengan Daksa, setelah pikiran tentang aku yang dulu, kini aku kembali memikirkan kejadian beberapa menit yang lalu. Kutolehkan kepalaku sedikit melihat Daksa yang masih asik terlelap, namun saat menatap wajah dengan dahi yang tertutupi rambut itu aku kembali merasakan perasaan yang tidak biasa.

Tidak mungkin kan aku langsung jatuh cinta atau apapun itu? Aku hanya mengenal Daksa lewat mimpi dan sekarang aku baru bertemu dengannya. Tapi kenapa perasaan ini terasa aneh dan baru buatku.

Dan lagipun usia kami terpaut jauh hikss, aku merasa menjadi pedofil dadakan.

Oke lupakan perihal umur yang selalu membuatku bad mood, kembali menatap wajah Daksa yang terlelap rasanya sangat nyaman, aku tanpa sadar tersenyum.

Makhluk tuhan di depanku ini sangat bening, wajahnya seperti di terpa cahaya ilahi ketika menatapnya. Hidungnya yang mancung bak perosotan seperti kata novel, bulu matanya yang lentik, bibir Daksa yang kecil dan berwarna.

Bukan hitam kek Mak lampir tapi warna sehat.

Apalagi tubuhnya yang tinggi, tipe cowo ala novel seperti idamanku. Dan sekarang aku dapat bertemu dengan spek pemeran ganteng yang sering di ceritakan dalam sebuah kisah.

Dan sosok itu adalah Daksa, sosok yang selalu ingin kutemui setiap aku memimpikankanya.

🥀

Gadis dengan poni yang menutupi dahi itu belum bergerak dari tempatnya, kepala serta badan yang menghadap ke arah satu sosok yang masih terlelap. Memikirkan berbagai macam pikiran yang bersarang di otak cantiknya.

Beautiful Dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang