Kini Dicky tengah berjalan masuk kedalam kost-nya dan mendapati Parshav tengah menyantap bubur untuk sarapan. Matanya pun mengedar menatap seluruh penjuru ruangan berharap menemukan sosok Raka disana.
"Shav, Raka mana?" tanya Dicky.
"Belum balik sejak pagi" jawab Parshav sembari menyuapkan bubur itu kedalam mulutnya.
"Mobil gue dibawa lagi?"
"Bukannya lo udah nganterin Violan?"
"Ada janji bareng Vega"
"Ohhh–" Parshav akhirnya mengerti kenapa Dicky ingin memakai mobil saat ini. "Ternyata si matre" nyinyirnya dengan suara kecil, takut jika Dicky mendengarnya sedang menghina kekasihnya. Kini wajahnya sudah menunjukkan raut tak suka.
Vega adalah sosok wanita materialistik, sehingga semua yang disekitarnya haruslah benda-benda mahal. Sementara Dicky? dia hanya manut saja akan hal itu, lagi pula sejak bersama Violan dia lebih sering memakai mobil karena Violan melarang dirinya memakai motor. Hanya di beberapa situasi saja dirinya akan mengendarai motornya.
"Telpon aja kalau butuh banget" saran Parshav.
"Udah, tapi gak dijawab"
Parshav pun hanya mengangkat bahunya tak memperdulikan keresahan Dicky. Dia lebih memilih untuk mengotak-atik telepon genggamnya. Terlihat senyum terukir tatkala telepon tersebut menampilkan ruang obrolan dirinya dan sang pujaan, Ify.
Melihat itu membuat Dicky sedikit kesal, walau begitu dirinya lebih memilih menuju kamarnya dan meninggalkan Parshav demi mengantisipasi terjadinya perdebatan.
Setelah berganti pakaian, kini Dicky mengendarai motornya menuju tempat Vega. Dan lihat saja? Setibanya disana Vega menampilkan raut tak suka ketika melihat Dicky datang dengan mengendarai motor.
"Kamu ngapain sih bawa motor? Kayak orang gak punya uang aja, tau gak sih ini panas banget?" kelakar Vega yang tentu saja tak akan dipedulikan oleh Dicky.
"Naik atau nggak?" Tanya Dicky dingin.
Respon yang diberikan oleh Dicky tentu saja sudah diprediksi oleh Vega sehingga mau tidak mau dirinya harus mengikuti keinginan orang yang dicintainya, Dicky. Satu hal yang perlu dicatat, walaupun kepribadian Vega terbilang buruk namun perasaannya pada Dicky benar-benar nyata. Awal hubungan mereka berdua terjalin berkat usaha dan jerih payah Vega hingga pada satu titik dia berani untuk mengungkapkan perasaannya dan ternyata jawaban tak terduga dia peroleh. Dicky menerima ajakannya untuk menjalin kasih.
Kembali ke mereka berdua, kini motor itu membelah jalan menuju tempat untuk mereka berdua menghabiskan waktu. Jika mengingat sosok Vega, tentu saja tujuannya tidak akan jauh dari tempat-tempat modern yang estetik, sangat berbanding terbalik dengan karakter Dicky yang lebih menyukai alam.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Waktu Bermain
Romance"Aku mencintaimu" Kalimat yang aku ucapkan dengan harapan membuahkan hasil yang aku mau. Namun, semua ternyata hanya tipuan, nyatanya kau tak mencintai diriku. Hingga semuanya berubah. Seakan waktu merestui, memutar balikkan keadaan. Kini kau mendam...