MH || Khawatir

1.3K 48 14
                                    

Haloo

Ketemu lagi nii sama Zira (Zidan Rara)

Happy reading

---

Cuaca yang sejuk di pagi hari membuat sebagian orang merasakan ketenangan. Menghirup udara pagi yang lebih segar, menjadikan rutinitas yang harus dilakukan.

Matahari yang semula malu-malu untuk menampakkan diri, kini sudah bertengger manis di ufuk timur sana. Menyapa para penghuni bumi yang siap untuk melakukan aktivitasnya.

Begitu pula dengan kedua sahabat ini, mereka sudah keluar untuk melakukan aktivitas. Berlari-lari kecil di sekitar kompleks dengan udara yang cukup sejuk menjadikan tubuh mereka terasa rileks.

"Udaranya sejuk banget, ya? Apalagi suasananya masih sepi begini." Rara mengangguk antusias, pernyataan dari Ziva memang ada benarnya.

"Walaupun nanti udara bakal panas, setidaknya ada sedikit pasokan oksigen yang masuk dengan lancar seperti ini."

Keduanya masih sibuk berlarian, tak lupa juga bercanda ria agar suasana terasa hangat.

Karena keasikan bercerita, keduanya sampai lupa bahwa ada sosok pria yang tengah kelimpungan mencari mereka berdua.

---

"Rara, Zahra. Kalian udah bangun?" Zidan mengetuk pintu ruang tamu, sedari tadi tak ada sahutan yang menjawab pertanyaannya.

Karena merasa janggal, ia mencoba membuka pintu tersebut. Setelah terbuka lebar, terlihat ruangan yang sudah rapi dan pastinya kosong. Hal itu membuat Zidan mengernyit heran.

"Ke mana mereka?"

Setelah menutup pintu, Zidan bergerak ke arah dapur dan taman belakang. Siapa tau kedua orang itu berada di sana.

Namun yang Zidan temukan hanya sebuah masakan yang sudah tertata rapi di atas meja. Melihat itu, ia menghela nafas panjang. Kedua sahabat itu entah ke mana perginya.

Mencoba menghubungi salah satu diantara mereka, tetapi hasilnya nihil. Ponsel mereka tidak aktif dan hal itu menambah kekhawatiran Zidan.

"Ya Allah, semoga Zahra dan Rara selalu dalam lindungan-Mu."

---

"Ra, mau nitip minum, nggak? Gue mau ke supermarket, nih." Ziva yang merasakan tenggorokannya kering berniat untuk membeli minuman. Tak lupa juga beberapa cemilan untuk santapan mereka berdua.

"Boleh, deh. Masih inget minuman kesukaan gue, 'kan?" Ziva mengangguk, selanjutnya ia beralih ke arah supermarket yang letaknya tak jauh dari taman kompleks.

Setelah aktivitasnya berhenti, mereka berdua mengistirahatkan diri di taman kompleks yang masih sepi. Maklum, hari kerja sudah mulai berjalan.

Karena tak membawa ponsel, Rara merasa sedikit bosan. Ia hanya duduk diam sembari melihat ke beberapa tempat.

Netranya tak sengaja melihat sosok wanita yang tengah membawa beberapa barang berat. Rara yang tak tega pun berniat untuk menghampiri.

Mendadak Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang