MH || Rumor?

1.8K 90 5
                                    

Haloo

Happy reading!

---

Dentingan notifikasi yang beruntun mampu membangunkan si gadis yang tengah tertidur pulas. Rara menoleh, melihat ke arah ponselnya yang mungkin datanya lupa untuk dimatikan. Ia mencabut charger ponsel itu, dan seketika matanya membulat saat melihat rentetan chat yang berasal dari sahabatnya.


Terlihat, Ziva mengirimkan pesan beruntun disertai dengan link Twitter yang mampu membuatnya terkejut.

Base fakultasnya ramai dengan sebuah foto yang menampakkan siluet dirinya bersama dengan Daffa tadi malam, seketika Rara menepuk keningnya pelan, pasti ada yang paparazi tadi malam dan membuat berita yang tidak-tidak.

"Mampus! Pasti besok jadi buah bibir di kampus."

---

"Assalamu'alaikum, Rara!" Setelah tahu rumor yang tersebar di base fakultas, Ziva segera bersiap untuk menuju rumah sahabatnya itu. Bahkan dirinya hanya memakai piyama, hijab, serta tubuhnya dibalut oleh cardigan.

Saat balasan salam terdengar, terbukalah pintu utama itu. Terlihat sosok wanita setengah baya yang nampak terkejut dengan kedatangan Ziva pagi-pagi buta ini.

"Loh, Ziva? Ayo masuk!" Ziva mengangguk, ia berterima kasih dan segera mengikuti langkah sang tuan rumah.

"Rara masih di kamarnya, tumben banget kamu pagi-pagi ke sini? Biasanya agak siangan." Tentu saja Adyra heran, sahabat anaknya itu dengan tiba-tiba datang ke sini.

"Ada sedikit problem Tante, makanya saya ke sini pagi-pagi. Saya naik ke atas dulu, ya, Nte." Adyra mengangguk, ia membiarkan anak muda itu menyelesaikan urusannya.

"Rara, yuhu! Lo masih tidur, kah?" Pintu kamar itu terbuka, menampakkan Rara dengan wajah segarnya. Mungkin gadis itu habis cuci muka.

"Buset! Lo nggak ngigo, 'kan? Masih pagi gini, astaga!" Ziva menyengir, ia segera masuk ke dalam dan duduk di atas ranjang.

"Gue kaget waktu baca base fakultas, Ra! Makanya gue ke sini langsung." Rara mengangguk, ia menutup pintu kamarnya.

"Gue juga kaget waktu liat link yang lo kirim, bisa-bisanya ada yang bikin rumor gue dating sama Pak Daffa, padahal itu ketemu nggak sengaja! Ah, besok harus kuat mental, nih, diomongin se-fakultas. Lo tau, 'kan, Pak Daffa se-famous apa?" Ziva mengangguk, tentu saja dia tau akan hal itu.

"Tapi menurut gue ada yang aneh nggak, sih? Dari beliau yang nitipin tugas ke kita dan bilang kalau nggak punya paketan, padahal ada Wi-Fi kampus. Terus, lo yang disamperin di cafe dengan dalih lagi nunggu Pak Gilang, padahal nggak nyamperin lo juga nggak masalah, dia bisa nunggu di meja lain."

"Jangan-jangan, yang dimaksud di postingan beliau itu lo, Ra!" Rara terdiam, ia memikirkan berbagai spekulasi yang Ziva berikan.

"Nggak mungkin, lah! Itu cuma kebetulan aja." Rara menyangkalnya, ia tak mau berekspektasi tinggi.

"Mana ada yang kebetulan? Jelas gitu, kok."

"Gue nggak mikirin itu sekarang, yang gue pikirin itu gimana gue hadepin hari besok! Fans-nya Pak Daffa itu ganas-ganas tau, nggak?!" Bukannya prihatin, Ziva malah tertawa.

Mendadak Halal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang