Haloo
Jangan lupa kasih jejak yaa
Happy reading
---
Sebuah taman yang biasanya ramai kini tampak sepi, seolah-olah tempat ini sudah lama ditinggalkan oleh sang penghuni.
Rara dan Ziva yang baru sampai hanya mengernyit heran, biasanya para mahasiswa bercengkrama di sini. Memandangi danau buatan yang menyegarkan mata.
"Kok sepi? Biasanya juga rame." Ziva menggeleng tak tau, ia juga heran dengan perubahan ini.
"Udah, mending kita langsung ketemu sama Pak Daffa. Kasian dia, udah nunggu lama." Rara mengangguk, ia langsung menyusuri kembali jalanan setapak yang sepi.
Dapat ia lihat, siluet seseorang yang tengah melemparkan sebuah batu ke arah danau. Rara yang merasa tak asing pun langsung menghampiri.
"Pak Daffa?" Sang empu menoleh, dengan senyum yang merekah ia mempersilakan Rara untuk duduk disebelahnya.
"Bapak mau ngomong apa? Kayaknya penting banget."
Setelah Daffa terdiam cukup lama, ia langsung angkat bicara, "Maaf Ra, saya tidak bermaksud membawa kamu ke sini. Saya hanya ingin bilang satu hal sama kamu." Daffa menjeda ucapannya.
"Sebelumnya, kamu pernah ke tempat kajian dengan memakai gamis hitam? Maaf kalau pertanyaan saya menyinggung."
"Gamis hitam? Seingat saya nggak pernah, Pak." Daffa terpaku, apakah prediksinya selama ini salah?
"Atau mungkin kamu ikut kajiannya di dekat Pesantren Darunnajah?" Rara segera menggeleng, ia tak pernah ikut kajian di sana.
"Nggak pernah, Pak. Emang ada apa?" Rara heran dengan tingkah laku dosennya itu. Seperti ada yang aneh.
Karena sudah terlanjur, Daffa bercerita bagaimana dirinya bertemu dengan gadis misterius itu. Rara yang mendengarnya ikut berpikir mengenai sosok gadis itu.
"Mungkin bukan mahasiswi sini, Pak. Saya nggak tau pasti, sih. Oh iya, saya baru ingat sesuatu. Ziva pernah ikut kajian sama kakak sepupunya di situ, tapi saya nggak tau dia pakai gamis warna apa waktu itu. Dan, yang pakai gamis itu nggak cuman orang yang bapak sukai, 'kan?" Daffa terdiam, pikirannya sekarang berkelana untuk mengingat wajah gadis itu.
"Baiklah, Ra. Makasih atas waktunya, maaf kalau saya ada salah kata." Rara mengangguk, ia mengambil tasnya dan segera pamit.
"Iya, Pak. Rahasia bapak aman sama saya, tapi nanti saya tanya sama Ziva, ya, Pak? Saya permisi dulu, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
---
Setelah selesai menemui sang dosen, Rara bergegas mendekat ke arah Ziva. Si empunya yang penasaran pun menarik lengan Rara dan membawanya duduk di dekat pohon.
"Gimana? Pak Daffa nyatain perasaan ke lo, 'kan?" tanya Ziva penuh harap. Seketika, Rara menggeleng.
"Insting lo kali ini salah! Bukan gue orangnya." Ziva terkejut. "Tadi Pak Daffa cerita ke gue, ngasih ciri-ciri gadis yang udah nyuri perhatiannya. Katanya, beliau liat gadis itu di dekat Pesantren Darunnajah, dan waktu itu abis selesai kajian. Oh iya, katanya pakai gamis hitam."
"Gue mau nanya, lo pernah ikut kajian di sana, 'kan?" Ziva mengangguk, ia masih mencerna pernyataan itu. "Lo pake gamis warna apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Halal [END]
Roman d'amour[Reading List Spotlight Romance of November 2023 WattpadRomanceID] - Seorang gadis yang baru saja berhijrah harus menghadapi sedikit ujian kehidupan, dari mulai obsesi sang mantan sampai ketertarikan seorang dosen kepadanya. Ia bingung dengan hal ya...